A Hug
Juyeon hanya melirik sekilas saat Chanhee membuka pintu mobil dan duduk di sebelahnya. Senyum cerah Chanhee sore itu tidak dapat membuat Juyeon merekahkan senyumnya juga. Alasannya klise, karena Chanhee tidak menjawab pernyataan sayang yang Juyeon lontarkan dalam pesan singkat.
Chanhee melirik ke arah Juyeon karenabmerasa sang kekasih diam seribu bahasa bahkan saat mobil yang dikendarai telah melaju pelan. Chanhee memperhatikan Juyeon dengan seksama dengan senyum masih merekah di bibirnya.
“Wah rekor nih! Pertama kalinya kamu ga minta cium pas kita ketemu!!” Chanhee menepuk kedua tangannya tepat di samping telinga Juyeon, membuat Juyeon sedikit berjengit di tempatnya. Juyeon lagi-lagi hanya melirik sekilas ke arah sang kekasih.
Perjalanan terasa hening setidaknya dua puluh menit pertama karena setelahnya Chanhee justru tertawa terbahak sendirian dan membuat Juyeon lagi-lagi berjengit di tempatnya. Chanhee menarik lengan juyeon dan menempel pada kekasihnya yang sedang fokus mengendarai mobilnya itu.
“Ini tuh bahaya kalo kamu begini, tau!” Juyeon mencoba melepas lengan Chanhee yang menggelayut manja di lengannya. Sebenarnya, hal itu biasa mereka lakukan ketika sedang di dalam mobil. Tetapi, entah mengapa untuk sore itu Juyeon menolaknya.
“Juyeonnn, aku minta maaffff” Chanhee masih bergelayut manja di lengan Juyeon dan masih juga tertawa terbahak yang membuat Juyeon bingung.
“i love you! i love you, so much! i love you, lee juyeon!!!” Chanhee mengecup pipi Juyeon secara bertubi-tubi bersamaan dengan pernyataan cintanya kepada sang kekasih. Juyeon masih diam di tempatnya dan masih tetap fokus kepada jalanan yang mulai padat.
“Maafin akuuu!! Tadi tuh aku liat prank engga ngejawab pernyataan sayang pacar dan liat reaksinya! Eh taunya kamu ngambek beneran? Maaf sayangggg” Chanhee kali ini mencubit pipi Juyeon karena terlampau gemas dengan ekspresi kekasihnya yang masih saja datar.
“Maafin aku ya? Mau kan maafin aku? Tadi aku cuma bercanda doang, kok!” Chanhee mengusap kedua telapak tangannya memberikan gesture meminta maaf kepada sang kekasih yang masih diam seribu bahasa.
“Kamu beneran ngambek? Kita batalin aja apa ya nontonnya kalo begini? Jangan diemin akuuu” Chanhee mulai panik karena Juyeon belum juga mau membuka suaranya.
Juyeon menarik nafasnya panjang sebelum menarik salah satu tangan Chanhee dan menggenggamnya. Ia bahkan berkali-kali mencium punggung tangan sang kekasih hingga membuat wajah Chanhee memerah karena perlakuan Juyeon tersebut. “Aku malah kira kamu marah sama aku...” Juyeon berucap pelan.
“Maaf! Engga kok aku ga marah sama kamu, jadi jangan marah ya sama aku? Please?” Chanhee memasang wajah memelasnya dan akhirnua berhasil membuat Juyeon tersenyum.
Hawa dingin yang semula menyelimuti keadaan di dalam mobil itu akhirnya berubah menjadi hangat. Chanhee sudah kembali menempel pada lengan Juyeon dan Juyeon masih asik menggengam tangan sang kekasih tanpa merasa risih sekalipun.
“Aku kepikiran deh, kalo kata i love you hilang di muka bumi ini kira-kira kamu bakalan ngelakuin apa buat ungkapin rasa sayang kamu ke orang lain?” Pertanyaan Chanhee membuat Juyeon sedikit berfikir.
“Cium? Kayak yang biasa kita lakuin tiap baru ketemu atau pas mau pulang? Kayanya aku bakal lakuin itu lebih banyak buat ungkapin rasa sayang aku ke orang lain” Chanhee mengangguk mendengar pernyataan Juyeon.
“Kalo aku, milih peluk! Jadi aku bakalan peluk yang lama orang yang aku sayang biar dia tau kalo aku beneran sayang sama dia!!” Chanhee merubah posisinya menjadi memeluk Juyeon, membuat Juyeon mengusak puncak kepala sang kekasih karena gemas.
kapila