A night view.
“Bawa Jaket?“Pertanyaan pertama akhirnya diutakan oleh Seungwoo sebagai pemecah keheningan di dalam mobil. Byungchan menoleh ke arah Seungwoo dan menggeleng dengan raut wajah yang bingung. Seungwoo tertawa sebelum mengganti pendingin di dalam mobil menjadi penghangat.
“Emang kita mau kemana? Bukannya mau pulang?“tanya Byungchan bingung tetapi Seungwoo hanya menggeleng dengan tatapan fokus ke jalanan lurus. Byungchan, sosok yang bersikeras tetap berada di kafe akhirnya memilih mengikuti saran teman-temannya. Awalnya Byungchan bersikeras menunggu Wooseok yang pergi ke toilet agar dapat mendengar penjelasan Wooseok malam ini, tetapi lihatlah sekarang Byungchan sudah berada di dalam mobil bersama Seungwoo yang entah akan pergi kemana.
“Ini bukan jalanan mau arah kerumahku atau kerumah kamu ya ka? Kita mau kemana sih?“tanya Byungchan semakin penasaran karena Seungwoo terus melanjukan mobilnya tanpa ada konfirmasi apapun kepada Byungchan.
“Langitnya cerah kan hari ini?“ucap Seungwoo tiba-tiba yang sesekali melirik ke langit yang memang cerah denagn beberapa bintang yang terlihat. Byungchan tanpa sadar mengikuti apa yang dilakukan Seungwoo dan melihat ke langit dengan bibir yang seutuhnya sudah mengerucut gemas.
“Besok kamu engga ada janji apapun kan?“tanya Seungwoo lagi dan Byungchan menggeleng. Perjalanan malam itu hanya diisi lagu-lagu yang sudah dipilih Seungwoo sebelumnya. Perjalanan mereka masih panjang dengan semakin sedikitnya mobil yang berlalu lalang diantara mobil yang mereka kendarai.
“Ka... aku berasa mau diculik tau!! Kamu marah ya sama aku? Karena aku nyetujuin ide Wooseok sebulan lalu?“ucap Byungchan yang sudah menunduk karena ketakutan.
“Maaf... Tadi kan seharusnya kita masih disana di kafe... Masih dengerin penjelasan Wooseok biar semuanya jelas... Biar kamu engga marah sama aku....“ucap Byungchan lagi dan Seungwoo tiba-tiba tertawa.
“Sayang.... Aku engga marah sama kamu... Emang aku keliatan kayak orang marah, hm? Emang daritadi aku bentak-bentak kamu dan maksa kamu ikut sama aku?“tanya Seungwoo dan Byungchan menggeleng.
Seungwoo menarik salah satu tangan Byungchan dan mengaitkannya dengan jari jemari miliknya sendiri sehingga Seungwoo hanya mengendarai mobil dengan satu tangannya. Ibu jari milik Seungwoo mengusap punggung tangan Byungchan, memberikan ketenangan dan memberikan isyarat bahwa ia tidak marah kepada Byungchan.
Setelah perjalanan yang cukup panjang. Seungwoo menghentikan mobilnya di sebuah parkiran yang tidak dapat dikatakan lenggang, tetapi cukup sepi untuk dikatakan ramai. Seungwoo membukakan pintu untuk Byungchan karena kekasihnya masih terdiam di mobil.
“Kita... Ngapain disini?“tanya Byungchan ketika tangannya di tarik pelan untuk keluar oleh Seungwoo.
“Permintaan maaf?“ucapan Seungwoo semakin membuat Byungchan bingung dan pusing karena seingatnya, Seungwoo tidak punya satu kesalahanpun terhadap Byungchan telebih lagi mereka sudah hampir sebulan tidak bertemu.
Byungchan yang salah satu tangannya sudah masuk ke dalam saku coat yang dikenakan Seungwoo hanya dapat mengikuti langkah Seungwoo. Sebuah perjalanan yang cukup menyita tenaga karena mereka berdua harus menanjak dengan udara malam yang semakin dingin.
“Selama ini... Aku jarang ngajak kamu keluar kan? Selalu kamu yang punya inisiatif ini dan itu....“ucap Seungwoo pelan.
“Jadi ini permintaan maaf pertamaku... Permintaan maaf karena terlalu cuek selama ini sama kamu...“ucap Seungwoo dengan tangan yang semakin mengeratkan genggamannya dengan Byungchan.
“Cuek? Kamu bahkan engga pernah lupa ngucapin selamat pagi dan malam. Engga pernah lupa sama semua jadwal aku... Bahkan jadwal aku pergi sama bunda juga kamu inget kaaa... Cuek darimana?“tanya Byungchan. Seungwoo menarik nafasnya panjang sebelum menoleh dan tersenyum kepada Byungchan.
“Iya cuek... Setelah baca ribuan chat kita selama ini, aku nemuin satu kesalahan...“ucapan Seungwoo terputus karena detik berikutnya ia berjalan ke belakang Byungchan dan memeluk Byungchan dari belakang dengan coat yang menutupi sedikit dari tubuh Byungchan.
“Kamu yang selalu ngajak aku ketemuan. Kamu yang selalu punya ratusan bahkan ribuan rencana buat kita, setiap kali mau ngedate. Dan aku? Aku cuma bisa ngikutin kamu aja... Bahkan sesekali aku nolak, karena aku nganggep kamu yang terlalu banyak punya rencana yang bakalan bikin kamu capek...“ucap Seungwoo lagi.
“Aku salah.... Aku kira dengan aku selalu ngikutin mau kamu, aku udah jadi pacar yang baik. Dan dengan aku sesekali ngelarang kamu biar kamu engga capek, aku kira aku udah jadi pacar paling perhatian. Ternyata aku salah,,,,”
“Harusnya aku sesekali yang ngajak kamu ke suatu tempat. Aku yang inisiatif, bukan aku yang selalu ngikutin kamu... Bahkan ngelarang kamu ketika kamu udah punya sebuah rencana... Maaf ya chan...“ucap Seungwoo mengakhiri.
Byungchan terdiam di dalam dekapan Seungwoo. Matanya hanya tertuju ke pemandangan malam dihadapannya. Byungchan yang tanpa jarak dengan Seungwoo, dapat dengan jelas merasakan jantung Seungwoo berdegup cepat, Byungchan tau bahwa Seungwoo memerlukan keberanian untuk mengatakan hal tersebut.
“Kamu kenapa diem aja? Dingin, hm?“tanya Seungwoo dan Byungchan menggeleng.
“Aku lagi liat permintaan maaf kamu... Kamu jahat!! Minta maaf aja bisa seindah ini?“ucap Byungchan dengan wajah tetap mengarah ke beberapa lampu yang berkelip dari pemandangan kota dibawahnya. Seungwoo tertawa dan semakin mengeratkan pelukannya.
“Aku mau denger cerita kamu selama sebulan ini boleh?“taya Seungwoo berbisik dan Byungchan mengangguk.
“Ke mobil sekarang?“tanya Byungchan dan Seungwoo menggeleng.
“Aku sewa salah satu kamar disini...“ucapan Seungwoo membuat Byungchan kembali membeku. Permintaan maaf dari seorang Han Seungwoo memang tidak main-main, batin Byungchan.
(xposhie)