A Possessive Boyfriend

Menemani Juyeon mengisi sebuah acara bukanlah hal baru bagi Choi Chanhee. Bahkan, Chanhee terkadang juga menemani kekasihnya tersebut berlatih bersama teman-temannya. Seperti sore ini, saat Juyeon akan tampil di salah satu universitas ternama.

Juyeon tidak sedetikpun melepas genggaman tangan kirinya dari tangan kecil sang kekasih. Walaupun dirinya membawa bass pada lengan kanannya, tangan kirinya tetap protektif menggenggam sang kekasih agar tidak terpisah jauh.

“Cuy, tolong anterin Kak Juyeon ke ruangannya.” Chanhee sekilas melirik saat seorang panitia memberikan perintah kepada panitia lainnya.

Acara di kampus tersebut sudah dimulai sejak pukul satu siang, jadi tidak heran jika tempat dilangsungkannya acara tersebut sudah penuh sesak oleh penonton dari dalam maupun luar kampus.

Juyeon sesekali melirik ke belakang, memastikan Chanhee tetap berada di belakangnya. Ia memastikan sang kekasih tetap merasa nyaman di tengah kerumunan sore itu.

“Kak Juyeon!” Juyeon maupun Chanhee serempak menoleh saat sebuah suara memanggil nama bassist tersebut. Juyeon sedikit menganggukan kepala sebagai tanda sapa untuk orang-orang yang memanggilnya.

“Kamu tunggu disitu aja ya? Aku mau rapat bentar sama anak-anak lain.” Chanhee mengangguk mengerti dan tidak lupa mengambil alih bass serta ransel yang sebelumnya dibawa Juyeon untuk ia letakkan di dekatnya.

Setidaknya, lima belas menit waktu yang dibutuhkan teman-teman Juyeon untuk mengadakan rapat kecil sebelum Juyeon kembali menghampiri Chanhee. Ia tersenyum dan mengaka surai sang kekasih, membuat Chanhee merengut lucu.

“Nanti kamu mau nonton dari depan apa samping panggung kayak biasa?” Chanhee berfikir sejenak. Memikirkan banyaknya kerumuman yang akan berkerumun di depan panggung, membuat Chanhee kembali memilih menyaksikan sang kekasih dari samping panggung saja.

Seorang panitia masuk dan mengatakan agar Juyeon dan teman-temannya bersiap karena dalam lima belas menit, mereka akan memulai penampilan mereka. Chanhee tau apa yang biasa dilakukan sang kekasih sebelum naik ke atas panggung, karena di hadapannya saat ini Juyeon sedang memeriksa kondisi sekitar.

“Good luck!” Chanhee berucap dalam pelukan Juyeon. Tangannya mengusap punggung Juyeon menenangkan. Walaupun sudah sering tampil di hadapan banyak orang, Juyeon tetap akan gugup beberapa menit sebelum naik ke atas panggung.

Chanhee mengikuti langkah Juyeon untuk keluar dari ruang tunggu dan berjalan menuju panggung utama. Teriakan penonton mulai terdengar, bahkan beberapa meneriaki nama Juyeon dan hal itu membuat Chanhee tersenyum bangga.

“Jangan macem-macem di atas panggung, ya! Jangan bikin anak orang baper” Chanhee meledek Juyeon sebelum kekasihnya naik ke atas panggung. Satu kecupan di kening dirasakan Chanhee sebelum sang kekasih benar-benar menaiki panggung malam itu.

kapila