About Us.
Lagi, siang itu pertengkaran kami kembali pecah.
Kembali, dengan alasan yang sama.
Kembali, menyebabkan ia menangis di sudut kamar kami.
Dan lagi, aku hanya dapat menatapnya sendu.
Aku tarik ponselnya dan melemparnya hingga mengenai tembok dan membuat ponselnya hancur berkeping-keping.
Tidak, aku tidak takut dimarahin perihal ponsel karena yang aku takut saat ini hanya kehilangannya.
Ia kekasih kecilku yang sedang bersimpuh di lantai, menatapku bingung karena sikapku yang tiba-tiba.
“Udah ya, Youn? Kita udahan aja?”
Aku tersenyum getir sambil sesekali menggelengkan kepalaku.
“Capek, Youn... Engga bisa...”
Aku memejamkan mataku dan menarik nafasku panjang.
Menetralkan emosiku.
Tidak, aku tidak boleh meluapkan emosiku terhadap sang terkasih.
Tidak, aku tidak boleh menyakitinya.
Ia cukup sakit dengan semua yang terjadi belakangan ini.
“Ya? Udahan aja? Hm?”
Aku mencoba membuka mataku.
Ia berdiri di hadapanku.
Ia mengusap pipiku.
Ia disana dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.
Ia disana berdiri dan mengatakan hal yang sangat aku benci.
“Youn....”
Suaranya bergetar.
Bibirnya bergetar.
Sekujur badannya bergetar hebat di hadapanku.
“Engga! Aku engga mau dan engga akan pernah mau sampe kapanpun!”
Aku memeluknya, erat.
Aku memeluknya, seakan ia akan menghilang.
Aku memeluknya, seakan tidak ada hari esok.
Aku memerluknya, memberitahunya bahwa aku mencintainya.
“Tahan, sebentar lagi ya? Aku janji... Sebentar lagi! Engga akan lama, hm?”
Aku mengusap punggungnya, menenangkan.
“Aku janji, setelah ini engga akan ada yang nyakitin kamu ya? Engga akan ada satupun orang yang nyakitin kamu lagi”
Lagi, ia menangis.
Lagi, air matanya jatuh karenaku.
Lagi. aku tidak bisa membahagiakannya.
“Aku sayang banget sama kamu.... Sayang banget! Jangan bilang kayak gitu lagi, ya?”
Aku memohon kepadanya.
Memohon kepadanya entah untuk yang keberapa kalinya.
Memohon kepadanya lagi.
Pelan, Seungyoun melepas genggaman tangan Sejin. Sejin sudah tertidur pulas setelah menangis. Seungyoun mengambil ponselnya dan melakukan hal yang seharusnya ia lakukan.
Melakukan sesuatu sebagai seorang kekasih.
Melakukan sesuatu untuk orang yang sangat ia kasihin.
(xposhie)