Angel
Changmin mengedarkan pandangnya ke penjuru kantin untuk mencari Younghoon. Beberapa menit lalu, Younghoon mengabarkan bahwa ia sudah tiba di kantin.
“Sorry! Changmin kan?“Changmin sedikit berjengkit, kala seseorang yang jauh lebih tinggi darinya itu muncul dibelakangnya.
“Gue duduk disana. Tadi gue udah ngelambaiin tangan, tapi kayanya lo ga liat. Makanya gue samperin”ucap Younghoon menjelaskan dan Changmin mengangguk mengerti.
Changmin pun berjalan bersisian disamping Younghoon ke tempat yang telah ditempati Younghoon terlebih dahulu. Jujur, Changmin sedikit risih dengan tatapan orang-orang kepadanya karena berjalan bersama Younghoon dikantin.
“Kenapa? Engga nyaman dikantin? Lo mau di perpustakaan aja?“tanya Younghoon saat melihat gelagat Changmin yang kurang nyaman.
Changmin terdiam beberapa saat dan pandangannya terhenti pada sebuah piring makanan yang masih tersisa setengah. Changmin berpikir itu adalah milik Younghoon yang belum sempat ia habiskan.
“Eh? Gausah! Disini aja, lo lagi makan kan belum habis tuh. Tapi engga apa-apa gue jelasin pas lo lagi makan?“tanya Changmin menimbang-nimbang.
“Lo engga makan juga? Baru selesai kelas kan? Makan dulu aja!“ucap Younghoon lagi dan Changmin pun akhirnya menyetujuinya.
Changmin dan Younghoon makan dalam diam, walau sesekali Younghoon mencoba mencairkan suasana dengan menanyakan kepada Changmin mengenai tugas yang diberikan dosen kepada mereka.
Changmin tau siapa Younghoon. Lelaki bermarga Kim itu bukanlah mahasiswa sembarangan dan karena itulah, Changmim merutuki dosen mata kuliah yang memasangkannya dengan Younghoon untuk satu semester ke depan.
“Jadi, udah lo kerjain setengah? Sisa bagian gue dong?“tanya Younghoon setelah dirinya dan Changmin menyelesaikan santap siang mereka.
“Hm... Tapi kalo lo rasa bagian lo masih kebanyakan, ga apa-apa kok! Nanti gue lanjutin lagi aja”ucap Changmin santai.
“Engga usah! Ini yang lo kerjain udah lebih dari setengah, berarti sisanya kerjaan gue”ucap Younghoon bersikeras.
“Kenapa? Lo engga percaya sama kerjaan gue ya? Setelah gue kerjain, lo boleh kok periksa kerjaan gue. Kalo perlu gue revisi, pasti gue revisi”ucap Younghoon menjelaskan saat ia melihat tatapan Changmin yang penuh pertanyaan.
“Engga kok! Gue percaya kok...“ucap Changmin pelan.
“Ah! Lo pasti aneh, kenapa gue mau ngerjain tugas ya? Lo pasti mikir, gue tetep bakal lulus mata kuliah apapun walaupun engga pernah ngerjain tugas? Karena bokap gue?“tanya Younghoon menebak.
Perubahan raut wajah Changmin membuat Younghoon tertawa. Kabar burung seperti itu sudah sering Younghoon dengar dan Younghoon tidak pernah mempermasalahkannya. Jika Younghoon tidak merasa seperti yang orang-orang katakan, mengapa ia harus marah? Itu hanya membuang-buang waktunya saja.
“Yaudah engga apa-apa kalo lo mau percaya omongan orang-orang! Tapi gue engga kayak gitu kok”ucap Younghoon santai.
“Buku literaturnya boleh gue pinjem?“tanya Younghoon, tetapi Changmin hanya diam menatap Younghoon.
“Changmin? Ini boleh gue bawa engga?“tanya Younghoon lagi dan Changmin pun mengangguk pelan.
“Gue balikin dua hari lagi ya? Nanti gue chat lo lagi! Semoga bagian gue udah kelar, jadi bisa sekalian lo periksa”ucap Younghoon lagi.
“Engga usah buru-buru, deadlinenya masih dua minggu lagi kok!“ucap Changmin dan Younghoon mengangguk.
“Lo aja ngerjain sehari bisa, masa gue dua hari engga bisa?“ucap Younghoon percaya diri yang membuat Changmin tersenyum.