Bab II: [di] jodoh [in] Sub-bab: Sebuah Pernikahan


Wooseok melihat sang kakak berdiri gagah bersama pasangannya. Kakak lelaki yang sejak kecil selalu bersamanya, dimulai dari Sekolah Dasar bahkan hingga Universitas yang sama. Bahkan dahulu mereka berbagi kamar hingga Myungsoo memasuki sekolah menengah tinggi.

“Wooseok, ya?”

Wooseok menoleh dan mengangguk seraya tersenyum. Setidaknya ada tiga orang lelaki yang jauh lebih tinggi darinya berdiri di dekat Wooseok atau lebih tepatnya mengitari Wooseok. Mereka adalah Dawon, Shownu dan juga Seungwoo.

“Iya ka bener, udah ketemu Ka El?”

Wooseok berusaha berbicara setenang mungkin, walaupun hatinya berdegup cepat. Bukan karena ada lelaki yang ia sukai atau ada mantan pacarnya, hanya saja Wooseok menghindari bertemu dengan orang baru terlebih lagi harus berbicara dengan orang tersebut.

“Belum masih nunggu Seungyoon sama Shinwon”

Wooseok mengangguk sambil sesekali melirik ke arah kakaknya yang sedang menyalami tamu undangan di atas panggung. Rasanya Wooseok ingin pergi dari tempat tersebut, tapi Wooseok tau diri bahwa tindakan tersebut tidaklah sopan.

“Wooseok, udah selesai kuliah ya?”

Wooseok sedikit terkejut saat seorang teman kakaknya kembali bertanya. Seungwoo, orang yang melontarkan pertanyaan yang membuat jarak mereka berdua berdiri semakin dekat. Karena suasana terlalu ramai, Seungwoo menggeser sedikit posisinya agar lebih dekat dengan Wooseok & lebih nyaman berbicara.

“Udah ka, udah mau tiga tahun”

“Sekarang, kerja? Dimana?”

“Di perusahaan kontraktor ka, ngurusin Dokumen gitu soalnya freash graduate

Seungwoo mengangguk mengerti atas penjelasan Wooseok. Hening kembali menyelimuti keduanya, terlebih Shownu dan Dawon yang sibuk dengan ponsel pintar mereka untuk menghubungi Shinwon dan juga Seungyoon yang masih dalam perjalanan.

“Waktu itu dosen pembimbing skripsinya siapa?”

Entah kenapa dari begitu banyak pertanyaan, yang terlontar dari bibir Seungwoo justru pertanyaan mengenai skripsi yang bahkan sudah di lalui Wooseok hampir tiga tahun itu. Wooseok jelas terkejut, terlihat dari dirinya yang sedikit berfikir”

“Pak Jinyoung ka, waktu itu sempet ganti judul tiga kali terus terancam gagal wisuda juga hehe”

Percakapan Seungwoo dan Wooseok kembali mengalir. Terimakasih untuk pertanyaan random Seungwoo, karena setidaknya mereka bisa berbicara lebih nyaman dengan topik pembicaraan yang sama-sama mereka ketahui.

“Yuk, Woo! Tuh Shinwon sama Seungyoon udah lagi nulis di buku tamu”

Seungwoo mengangguk dan sedikit merapihkan jas kecoklatan yang ia kenakan. Dawon, Shownu dan Seungwoo berpamitan kepada Wooseok sesaat setelah Shinwon dan Seungyoon menghampiri mereka.

“Dek, tolong fotoin!!”

Wooseok memicingkan matanya ketika melihat lambaian tangan sang kakak yang sedang bersama dengan teman-temannya. Wooseok pun berjalan menghampiri mereka untuk mengambil ponsel yang di sodorkan kepadanya.

“Eh satu-satu aja, kan nanti bisa dikirim”

Seungwoo berdeham sambil memperingatkan, karena Dawon, Shinwon dan Seungyoon masing-masing menyerahkan ponsel mereka kepada Wooseok sehingga Wooseok kesulitan memegang tiga telfon genggam yang berbeda tersebut.

“Shinwon kalo ngirim foto lama, mending gue aja!”

“Hape lo bluwek gambarnya! Gue aja”

Wooseok tersenyum canggung mendengar keributan yang di hasilkan oleh teman-teman dekat sang kakak itu. Wooseok pun memilih tetap mengambil gambar dari ketiga foto yang diserahkan kepadanya sebelumnya.

“Dek, anterin ke tempat makan disana ya!”

Wooseok mengangguk menerima arahan sang kakak dan mempersilahkan teman-teman sang kakak menuju sebuah meja yang suah dipersiapkan sebelumnya dengan tulisan SATRIA BAJA HITAM di mejanya.

“Kenapa namanya ini sih?”

“Wah El bener-bener ya? Masa nama mejanya begini?”

“Ini nama mejanya apa gabisa di tutup aja?”

Wooseok tersenyum mendengar komentar dari teman-teman sang kakak dan tanpa sadar, ada seseorang yang juga memperhatikannya tersenyum sehingga membuat orang tersebut sedikit menyunggingkan senyumnya.