Backstreet.

“Jangan ada yang pacaranlah diantara kita, kalo putus, nanti ga enak ngumpulnya!!”

“Hahaha gue sih ga bisa bayangin pacaran sama salah satu dari kalian”

Dua kalimat diatas sering kali di dengar dalam sebuah circle pertemanan. Sudah tau sifat dan karakteristik satu sama lain merupakan salah satu alasan mengapa orang-orang enggan berkomitmen dengan teman satu tongkrongannya. Alasan lain tidak lain dan tidak bukan adalah takut mendapat ledekan dari teman lainnya. Tetapi, jika sudah sayang harus bilang apa?


“Berdua mulu kayak roda vespa!“Jinhyuk menyeletuk saat melihat Seungwoo dan Byungchan datang bersamaan.

“Lah kita kan tetangga? Kalo ngomong dipikir dulu ya bapak Jinhyuk yang terhormat”ucap Byungchan sambil tersenyum.

“Berawal dari tetangga, akhirnya membangun rumah tangga bersama”kali ini Seungyoun yang berucap. Byungchan menatap Seungyoun sinis yang di balas cengiran dari teman satu tongkrongannya itu.

“Udah pada pesen nih?“tanya Seungwoo dan di balas anggukan teman-temannya.

“Udah tadi sekalian dipesenin sama Wooseok”ucap Jinhyuk santai.

“Hafal banget nih kayanya kesukaan satu sama lain?“Sejin yang baru saja tiba, sukses mendapat sebuah hadiah cubitan dari lelaki yang berjalan di sebelahnya setelah mengatakan hal tersebut.

“Gue juga hafal kok semua pesenan kalian, tapi kalo gue sekalian pesenin nanti ga enak! Lagipula siapa tau kalian mau pesen yang lain kan?“ucap Wooseok berdalih yang membuat Seungyoun menahan senyumnya.

Seungwoo, Seungyoun, Jinhyuk, Wooseok, Byungchan serta Sejin merupakan enam pria dewasa yang sudah berteman cukup lama. Berawal darimana pertemanan mereka, itu masih menjadi misteri karena beberapa orang yang menanyakan hal yang sama juga hanya mendapat jawaban seadanya dari mereka berenam.

“Ya namanya takdir gue temenan sama mereka, mau gimana lagi?”

“Mungkin Tuhan ingin nunjukin apa itu namanya keindahan ke Byungchan, Sejin, Seungyoun, Seungwoo sama Jinhyuk makanya mereka bisa temenan sama gue”

“Gue cuma pemain cadangan yang ga sengaja di bawa Seungwoo waktu itu sih”

Beberapa jawaban yang sama sekali tidak menjawab alasan pertemenan mereka berenam, Tetapi, hal itulah yang membuat mereka masih bertahan hingga saat ini.

“Karena kita gatau alasan kita bisa nyatu begini, jadi ga ada alesan kan buat kita misah atau mencar?”

Sebuah jawaban yang terlontar dari mulut tetua di tongkrongan tersebut yang sukses membuat Seungyoun menggesekan kartu kreditnya malam itu karena rasa haru yang ia rasakan atas ucapan Seungwoo.

“Nah kebiasaan kan, kenapa dipilihin gitu sih makannya?“Wooseok mengerucutkan bibirnya saat Jinhyuk tidak sengaja menangkap basah saat dirinya sedang memisahkan sayuran ke atas piring milik Seungwoo.

“Udah hyuk, biarin aja. Kalo ga doyan, jangan dipaksa”Wooseok tersenyum mendengar ucapan Seungwoo tersebut dan menerusukan kegiatan sebelumnya yang hanya mendapat decakan kecil dari bibir Jinhyuk.

“Nah kan kebiasaan! Makanya kalo makan jangan komentar mulu, keselek kan”ucap Sejin saat Jinhyuk terbatuk karena tersedak makanannya sendiri. Sejin pun mengeluarkan botol air yang selalu ia bawa kemanapun dan memberikannya kepada Jinhyuk.

“Di doain tuh sama Wooseok makanya keselek”ucap Seungyoun tertawa yang juga disusul tawa Byungchan dan Wooseok setelahnya.


“Kemana lagi nih?“tanya Jinhyuk setelah mereka berenam menyelesaikan makan malam mereka.

“Tempat gue deh yuk! Habis gajian pasti dimana-mana rame, jadi mending ke tempat gue deh”ucap Seungwoo sembari menggunakan jaket kulit hitamnya.

“Yuk deh kalo gue mah!“ucap Seungyoun santai.

“Mau martabak....“ucap Byungchan yang membuat kelima temannya menoleh.

“Yaudah gue sama Wooseok yang beli deh, lo berdua kan naik mobil pasti susah parkirnya”ucap Jinhyuk menawarkan diri yang di tatap Wooseok dengan tatapan sinis.

“Berarti gue sama Sejin beli minum ya? Kasian stock Seungwoo diabisin mulu, beliin kaga pernah”ucap Seungyoun yang di tanggapi Seungwoo dengan senyum lebarnya.

“Seok, nih pake”Seungwoo kembali membuka jaket kulit hitamnya dan melemparkan kearah Wooseok.

“Anget ya Seok? Berasa di peluk Seungwoo dari belakang, terus meluk Jinhyuk di depan”ucap Seungyoun yang setelahnya mendapat pukulan ringan dari Sejin.

“Youn, beli minumnya jangan banyak-banyak! Kasian apartment Seungwoo berantakan mulu gara-gara kalian”ucap Byungchan mengingatkan.

“Kasian sama Seungwoo apa kasian sama gue yang kalo hangover pasti muntah sampai demam?“ucap Seungyoun menggoda. Byungchan memilih berbalik dan mengabaikan godaan Seungyoun.

“Jangan pada ngebut lo semua!!“ucap Seungwoo sebelum melajukan mobilnya keluar pelataran parkir meninggalkan keempat teman lainnya.


From: XXX Masih lama antri martabaknya? Kangen nih akunya ga liat kamu

Seorang lelaki tersenyum saat membaca pesan singkat di ponselnya. Sebuah pesan singkat pengganti ucapan yang tidak bisa diutarakan secara langsung. Lelaki tersebut membalas pesan singkat tersebut dengan sebuah senyuman yang masih menghiasi wajahnya.

To: XXX Loh kok tumben manja? Baru ga ketemu sebentar hahaha Ini udah tinggal bayar kok, mau nitip yang lain?

From: XXX Nitip kamu baik-baik aja sampe sini Love u

Lelaki tersebut menggeleng membaca pesan singkat balasan yang muncul di notifikasinya sebelum memilih memukan ponselnya ke saku jaket yang ia kenakan.


From: YYY Mau nitip yang lain ga?

To: YYY Yang kayak biasa ajaaa Sama yang tadi ituuuu

From: YYY Iya sayang siappp Engga akan lupa kok, beneran :)

To: YYY Nah gitu dong nurut, kan aku jadi makin sayang

“Udah semua nih?“tanya Seungyoun dan Sejin mengangguk.

“Air putihnya harus sebanyak itu?“tanya Seungyoun bingung saat melihat Sejin mengambil setidaknya 5 botol air mineral ukuran 2 Liter.

“In case air putih di apartment Seungwoo habis, lebih baik mencegah dibaik mengobati”ucap Sejin santai.

“Ah iya sih! Siapa tau si Kunyuk keselek lagi dan butuh air putih banyak”ucap Seungyoun tertawa sambil mendorong trolley belanja di hadapannya.


Byungchan membuka kulkas besar milik Seungwoo dan detik berikutnya dibuat takjub dengan isi kulkas Seungwoo yang bisa dikatakan sempurna. Isinya mencakup segala jenis bahan makanan serta camilan berbagai jenis. Byungchan melirik kearah Seungwoo dengan tatapan bertanya.

“Dibanding kalian kalo dateng ngomel mulu gara-gara kulkas gue kosong, kan?“ucap Seungwoo santai.

“Lo... punya pacar ya?“ucap Byungchan penuh selidik.

“Iya, punya. Lo kan pacar gue?“ucap Seungwoo tersenyum menggoda yang mendapat decakan sebal dari Byungchan.

“Minta susu pisangnya satu ya!“ucap Byungchan.

“Jangan yang pisang, apa aja asal jangan susu pisang”ucap Seungwoo menatap Byungchan tajam dan Byungchan pun mengangguk sebelum mengubah minuman yang ia ambil dari dalam kulkas milik Seungwoo.

“Gue balik ke unit gue dulu ya! Mau ganti baju”ucap Byungchan setengah berteriak.

“Biasanya juga mandi disini, segala pulang”ucap Seungwoo.

“Berisik ga denger!!“ucap Byungchan lagi sebelum menutup pintu apartment milik Seungwoo.


“Woo, makasih jaketnya...“ucap Wooseok mengembalikan jaket kulit milik Seungwoo sesaat setelah dirinya dan Jinhyuk tiba di apartment milik Seungwoo.

“Tolong gantung di tempat biasa dong, Seok”ucap Seungwoo dan Wooseok menuruti perintah Seungwoo untuk meletakan jaketnya di tempat biasa Seungwoo menggantung baju.

“Seungyoun mana?“tanya Jinhyuk saat melihat Sejin membawa masuk dua kantong belanja sendirian.

“Masih dibawah, katanya mau periksa motonya gatau kenapa”ucap Sejin sedikit terengah.

“Kam—u... Lo bawa barang segini banyak sendirian?“tanya Jinhyuk lagi. Sejin menatap Jinhyuk sebelum akhirnya Jinhyuk menghampiri Sejin dan membawa kantong belanja yang tergeletak di atas lantai.

Setidaknya selang lima belas menit, Byungchan dan Seungyoun juga masuk ke dalam apartment Seungwoo. Jinhyuk menatap Seungyoun sinis, sedangkan yang menerima tatap melenggang tanpa dosa.

“Chan... Kok leher lo merah?“tanya Wooseok saat melihat leher belakang Byungchan kemerahan.

“Kayak habis kena tampar orang gitu”tambah Sejin.

“Iya tadi tuh gatel, makanya gue balik mandi dulu”ucap Byunghan sambil menggaruk leher bagian belakangnya.

“Oh kirain habis....“ucapan Jinhyuk terpotong saat mendapat tatapan sinis Byungchan.

Tanpa ada komando, keenam orang dewasa tersebut sudah duduk melingkar di ruang tamu milik Seungwoo. Camilan termaksud martabak sudah berada di tengah-tengah mereka. Berbagai macam minuman, soda maupun alkohol juga sudah tersedia.

“Bentar... Ga seru nih cuma gini-gini doang, yuklah main truh or dare“ucap Seungyoun yang mendapat tatapan aneh dari teman-temannya.

“Engga seru, males!“ucap Byungchan acuh tak acuh, membuat Sejin dan Wooseok menahan tawanya.

“Yuklah dibanding bosen gini-gini doang”ucap Seungwoo mengiyakan. Seungyoun pun mengambil sebuah botol untuk di putar ditengah-tengah mereka dan botol berhenti tepat mengarah ke Jinhyuk.

“Truth”ucap Jinhyuk santai dan Seungyoun pun tersenyum menang.

“Di antara kita berlima, ada engga orang yang lo suka?“tanya Seungyoun dan dengan santai Jinhyuk mengangguk.

“Inisial?“tanya Seungyoun lagi.

Don't cross the line satu pertanyaan aja jangan lebih”ucap Sejin yang mengambil alih putaran botol yang akhirnya berhenti tepat mengarah ke Byungchan yang langsung memilih Dare.

“Teriak nama orang yang lo suka di balkon sekarang”Byungchan menoleh ke arah Jinhyuk yang justru menatapnya dengan tatapan super santai.

Byungchan pun menarik nafas panjang sebelum berjalan ke arah balkon apartment milik Seungwoo. Sebelum berteriak, Byungchan menoleh kearah teman-temannya yang menatapnya sembari menunggu.

“Cho Seungyoun!!! Aku sayang kamuuuu”

Seungyoun tersenyum saat melihat Byungchan berjalan kembali ke ruang tamu, sedangkan keempat teman lainnya diam mencuri pandang satu sama lain.

“Gue kira selama ini Byungchan diem-diem jadian sama Seungwoo, ternyata sama Seungyoun? Kok gue ga pernah sadar ya...“ucap Sejin menatap Byungchan dan Seungyoun bergantian.

“Udah mulai lagi nih, jangan jeda kelamaan”ucap Seungwoo mencairkan suasana, walaupun sebenarnya diirnya juga terkejut. Botol yang Seungwoo putar berhenti di hadapan Wooseok.

“Truth”ucap Wooseok pelan dan Byungchan tersenyum sebelum memberikan pertanyaan untuk Wooseok.

“Kalo tiba-tiba Jinhyuk sama Seungwoo jemput lo barengan, lo bakal pergi sama siapa?“tanya Byungchan tersenyum.

“Loh kok Seungyoun ga masuk dalam pilihan?“tanya Sejin.

“Engga! Punya gue”ucap Byungchan yang membuat Seungyoun tersenyum dan mengusak kepala lelaki yang duduk disebelahnya itu.

“Buruan!!!“ucap Byungchan tidak sabaran.

“Jinhyuk, soalnya kan yang searah sama gue itu Jinhyuk”ucap Wooseok menjawab pelan.

“Kan dua-duanya udah di depan rumah lo nih, terus mau kesatu tempat yang sama berarti kan searah juga. Bakalan milih siapa?“kali ini Seungyoun meluruskan pertanyaan yang dimaksud Byungchan.

“Jinhyuk... Soalnya kan gue biasa bareng sama dia, kalo Seungwoo kan biasa bareng Byungchan”ucap Wooseok lagi.

“Ihhh!! Misal gue di jemput Seungyoun, nah udah tuh lo cuma berhadapan sama Jinhyuk dan Seungwoo. Milih siapa?“tanya Byungchan lagi. Wooseok lama terdiam.

Don't cross the line kan kata Sejin tadi? Lo berdua nanya, total pertanyaannya udah tiga tau ga?“ucap Seungwoo yang kembali memutar botol dihadapan mereka yang berhenti di hadapannya sendiri.

“Jinhyuk milih truth, Byungchan milih dare terus Wooseok milih truth lagi... Yaudah gue milih dare“ucap Seungwoo menoleh kearah Wooseok.

“Seok, buruan! Jangan kebanyakan mikir”ucap Jinhyuk, tetapi Wooseok masih saja diam dan tidak memberikan tantangan apapun untuk Seungwoo.

“Yaudah deh gue aja biar cepet”ucap Seungyoun mengambil alih.

“Telfon orang yang lagi lo suka dan bilang lo sayang sama dia”ucap Seungyoun santai yang membuat teman-temannya tersenyum.

Seungwoo pun mengambil ponselnya dan mendial nomer yang sudah ia hafal diluar kepala. Seluruh orang menunggu dengan harap-harap cemas hingga sebuah ponsel berbunyi.

Wooya <3 is calling

Seluruh orang diruangan tersebut menatap sebuah ponsel yang terletak di sebelah Wooseok dan Wooseok menatap ponselnya lama sebelum menerima panggilan tersebut.

“Seok, aku sayang kamu! Kalo diantara aku sama Jinhyuk jemput kamu barengan, tolong pilih aku ya?“ucap Seungwoo tersenyum yang membuat wajah Wooseok memerah.

Byungchan menatap Seungwoo, teman sekaligus tetangganya itu sebelum tertawa terbahak. Sedangkan Seungwoo masih menatap Wooseok yang menunduk memegang ponsel pintarnya sebelum menarik tangan Wooseok dan menggenggamnya.

“Pantesan tadi dipinjemin jaket terus pas suruh taroh tempat biasa eh ada yang udah hafal gitu temopat biasanya dimana”ucap Jinhyuk tersenyum.

“Gue tadi mau ambil susu pisang juga gaboleh sama Seungwoo! Sekarang baru tau gue alesannya”ucap Byungchan.

“Ih kamu! Kan aku udah bilang, yang di kulkas boleh buat siapa aja”ucap Wooseok mencubit pelan perut Seungwoo, membuat Seungwoo tersenyum.

“Yuklah lanjut! Sisa Sejin sama Seungyoun nih, tinggal pilih deh Truth or Dare trus yang mau duluan siapa”ucap Byungchan menatap Seungyoun dan Sejin bergantian.

“Gue... truth“ucap Sejin, membuat teman-temannya berfikir.

“Tempat minum + air mineral di tas lo, itu bukan buat lo kan?“pertanyaan Seungwoo membuat semua orang menoleh kearah Seungwoo.

“Soalnya gue ga pernah liat lo minum air dari botol itu, malahan keseringan liat si kunyuk minum tuh air dari botol”ucap Seungwoo menambahkan dan Sejin mengangguk setelahnya.

“Kalian kan tau, Jinhyuk suka keselek terus kadang harus minum obat jadi gue harus selalu bawa botol isi air putih”ucap Sejin santai.

Harus selaly bawa wah ada apaan nih? Jangan bilang....?“ucap Byungchan menatap Jinhyuk dan Sejin bergantian. Jinhyuk tertawa dan membawa Sejin dalam pelukannya. Merengkuh sang kekasih masuk ke dalam pelukannya.

“Pantesan lo beli air mineral banyak banget, buat stock?“tanya Seungyoun dan Sejin hanya tersenyum.

“Kalian gatau kan? Pas Wooseok milih gue mulu tadi tuh, gue ngeri Sejin tiba-tiba marah makanya gue sesekali ngeliatin dia”ucap Jinhyuk yang masih memeluk kekasihnya.

“Aku marah? Heh! Mana pernah”ucap Sejin yang berusaha melepaskan pelukan kekasihnya.

“Nih kan marah!! Tenang sayang, tuh tadi Seungwoo udah bilang kan kalo Wooseok suruh milih dia?“ucap Jinhyuk.

“Sejin... Maaf! Sumpah tadi tuh sebenernya biar ga pada curiga aja, eh malahan gini taulah males”ucap Wooseok dengan wajah memerah yang membuat Seungwoo mentertawakan kekasihnya karena gemas.

“Bentar deh! Kamu belum kena hukuman kan?“tanya Byungchan menatap Seungyoun disebelahnya.

Dare ya? Habisin nih tiga botol”ucap Jinhyuk santai yang membuat Byungchan menatap Jinhyuk sinis.

“Yaelah galak amat pawangnya! Gini nih malesnya stau tongkrongan punya pacar, pawangnya galak”ucap Jinhyuk.

“Hyuk, nih ngaca”ucap Seungwoo menyerahkan ponselnya dengan kamera depan terbuka, membuat semua teman-temannya tertawa.

Tiba-tiba suasana di apartment Seungwoo menjadi hening. Seungwoo sibuk dengan Wooseok yang masih merasa malu di depan teman-temannya. Jinhyuk yang masih membujuk Sejin karena pilihan Wooseok yang tidak terduga tadi dan Seungyoun serta Byungchan yang asik menjahili satu sama lain.

“Udah malem ah, gue balik!“ucap Byungchan berdiri dari tempatnya, membuat semua orang menatapnya heran.

“Lah biasanya lo bantuin Seungwoo beres-beres Chan?“ucap Jinhyuk bertanya.

“Ya itu kan dulu, sebelum penyamaran kita semua terbongkar dan sebagai tetangga yang baik. Tapi karena sekarang udah ada Wooseok, jadi gue serahin ke Wooseok aja ya?“ucap Byungchan tersenyum.

“Kamu mau ikut ga ketempat aku?“tanya Byungchan kepada Seungyoun dan Seungyoun sudah berdiri di detik berikutnya.

“Ikut lah ngelanjutin yang tad—–“Byungchan menutup mulut Seungyoun dengan tangannya, membuat Seungyoun tidak dapat menyelesaikan ucapannya.

“Anjir!!! Jadi lo tega nyuruh laki gue bawa barang banyak kayak tadi cuma buat berbuat hal tidak senonoh?“tanya Jinhyuk emosi yang dibalas cengiran khas Seungyoun.

“Emang kadang dia ga ada otak, jadi begini. Maaf deh ya, Hyuk, Jin?“ucap Byungchan sebelum menarik Seungyoun keluar dari apartment Seungwoo.

“Kalian mau bantuin gue beres-beres nih?“tanya Seungwoo dan dengan cepat Jinhyuk menggeleng.

“Tega lo! Laki gue habis angkat barang berat nih tadi, kasian tangannya”ucap Jinhyuk membela Sejin.

“Yaudah, kalo gamau bantuin mending balik aja?“ucap Seungwoo dengan nada setengah mengusir membuat Wooseok menatap Seungwoo.

“Ga apa-apa, Seok! Ini gue mau balik juga kok, thank you buat tempatnya ya , Woo!!“ucap Sejin.

“Yang, yah kok pulang? Kok aku ditinggal?“ucap Jinhyuk yang dengan segera mengejar Sejin yang sudah melangkah keluar.

“See? Engga apa-apa kan?“ucap Seungwoo membawa masuk Wooseok kedalam pelukannya.

“Tapi kan takutnya aku berasalan? Kalo suatu saat diantara kita putus, engga bisa dong kumpul kayak tadi?“ucap Wooseok pelan.

“Doain aja yang terbaik buat kita semua! Semoga kita berdua bisa sama-sama terus, mereka juga! Kita berenam bisa terus seneng-seneng bareng”ucap Seungwoo mengecup kening Wooseok.

“Woo... Tapi aku penasaran, mereka jadiannya gimana ya? Aku kira Seungyoun bakalan jadian sama Sejin? Soalnya mereka kan kemana-mana berdua?“tanya Wooseok.

“Kamu juga kemana-mana berdua sama Jinhyuk, tapi jadian sama aku kan?“tanya Seungwoo tersenyum.

“Hahaha aku ga mungkin suka Jinhyuk! Dia suka pipis sembarangan di pinggir jalan”ucap Wooseok tertawa.

“Kalo aku sih udah agak lama tau kalo Seungyoun ada apa-apa sama Byungchan. Soalnya aku pernah ga sengaja liat Seungyoun masuk ke apartment Byungchan! Terus ya gitu, aku gausah cerita detailnya kali ya?“ucap Seungwoo tertawa yang juga dibalas tawa oleh Wooseok.


Jadi, adakah diantara kalian yang penasaran dengan kisah mereka dengan pasangan masing-masing ketika menjalin hubungan dibelakang teman-temannya?

Kapila