Bawang Goreng dan Kuning Telur
Changmin mendengus kesal saat melihat ketoprak dihadapannya bertabur bawang goreng. Jelas dalam ingatan Changmin, bahwa ia mengatakan untuk tidak menambahkan Bawang Goreng pada menu makan siangnya tersebut. Changmin semakin kesal ketika tidak mendapati telur mata sapi setengah matang yang sudah ia pesan bersamaan dengan sepiring ketoprak.
“Kenapa ga dimakan?“ucap Chanhee sambil menatap heran teman satu jurusannya tersebut. Chanhee melirik piring pesanan Changmin sebelum mendecak sebal.
“Mau diganti aja? Lagian Mang Asep kebiasaan deh pasti ga dengerin pesenan orang!“ucap Chanhee kesal.
“Misi, sorry... Kayanya pesenan kita ketuker ya?“Changmin yang baru saja berniat memisahkan bawang goreng itu menoleh saat sebuah suara mengintrupsi gerakannya.
“Punya gue soalnya harusnya engga pake telur mata sapi setengah mateng gini, kata Mang Asep mungkin ketuker dan kayanya ketuker sama punya lo ya?“Changmin melirik piring yang dipegang lelaki dihadapannya dan matanya otomatis berbinar saat melihat telur mata sapi setengah matang di piring tersebut.
“Iya! Ini pesenan gue”ucap Changemin tersenyum cerah, membuat Chanhee menggeleng tidak percaya dengan perubahan drastis mood sahabatnya tersebut.
“Ini, punya lo belum gue apa-apain kok! Tadi mau gue pisahin aja bawang gorengnya, tapi belum jadi kok hehe”ucap Changmin sambil tersenyum.
“Tuh kan! Protes aja ke Mang Asep, pasti bisa”ucap Chanhee sesaaat setelah lelaki yang pesanannya tertukar dengan Changmin tersebut menjauh pergi.
“Ih ga enak tau! Masa gara-gara bawang goreng aja, gue protes?“ucap Changmin mendengus kesal.
Changmin mengetukkan jari jemarinya ke meja sambil menunggu pesanan nasi gorengnya tiba. Malam ini, Changmin makan seorang diri karena Chanhee mendadak harus pulang ke rumah orang tuanya.
“Sorry, disini ada orangnya ga ya?“Changmin menoleh dan terdiam sejenak sebelum akhirnya menggeleng mempersilahkan lelaki yang masih berdiri untuk duduk di kursi kosong di hadapan Changmin tersebut.
Tidak sampai sepuluh menit, dua piring nasi goreng sudah tersaji dihadapan Changmin dan membuat Changmin dengan segera mengambil sendok dan garpu untuk menyantap makan malamnya tersebut.
“Ketuker lagi....“Changmin menoleh saat lelaki dihadapannya menggumam kecil yang masih dapat di dengar jelas oleh Changmin. Lelaki dihadapan Changmin tersebut tersenyum sebelum merubah letak piring di meja tersebut.
“Bener kan? Punya lo yang telur mata sapi setengah mateng?“tanya lelaki tersebut dan Changmin mengangguk pelan. Setelahnya, perbincangan diantara Changmin dan lelaki yang diketahui bernama Younghoon tersebut mengalir begitu saja.
“Ya kan terus kenapa gitu kalo gue ga suka bawang goreng? Kan engga ngerugiin orang? Lagian ga semua orang kesukaannya itu sama”ucap Changmin sedikit emosi dan membuat Younghoon tertawa.
“Persis kayak temen-temen gue! Kalo gue misahain kuning telur, pasti diceramahin seakan-akan gue itu orang paling aneh”ucap Younghoon lagi.
“Tapi aneh sih, Hoon.... Kuning telur kan enak? Apalagi kalo setengah mateng, kenapa lo ga suka?“ucap Changmin menatap Younghoon bingung.
“Hahaha kan tadi lo bilang sendiri, ga semua orang itu kesukaannya sama!“ucapan Younghoon membuat Changmin tersenyum.
Setelah saat itu, Changmin dan Younghoon sering menghabiskan waktu mereka bersama. Dari sekedar makan siang bersama dikampus atau makan malam di dekat kosan mereka, hingga jalan ke pusat perbelanjaan bersama.
Changmin juga tidak pernah protes lagi jika terdapat bawang goreng pada makanannya, karena Younghoon dengan sigap akan memisahkan bawang goreng tersebut untuk dipindahkan ke piring miliknya dan sebaliknya, Changmin akan dengan sukarela menerima dan menghabiskan kuning telur yang terdapat pada makanan milik Younghoon. Win win Solution, bukan?
END