Bayang


Pagi itu, Juyeon terbangun lebih dahulu dari sang terkasih. Sebuah senyum simpul muncul, saat Juyeon melihat bagaimana sang terkasih masih tertidur nyaman di sebelahnya.

Langkah Juyeon pelan, ia keluar dari kamar dengan disambut anak anjing kecil yang segera ia angkat agar gonggongannya tidak membangungkan sang terkasih yang masih terlelap.

Juyeon menyiapkan makan dan minuman untuk sang anak anjing sebelum ia tinggal menuju dapur. Mempersiapkan segelas kopi dan segelas teh setiap pagi adalah hal lumrah bagi seorang Lee Juyeon.

Tepat saat Juyeon selesai mengaduk kopi dan teh manis hangat, sebuah pelukan hangat ia dapatkan. Sebuah tangan lembut melingkat di perut Juyeon, membuat sang empunya tersenyum kecil.

“Kebiasaan engga bangunin aku!” Ucap sang terkasih dengan nada merajuk yang kelewat manis.

“Udah minum air putih? Ini tehnya di minum kalo udah minum air putih” Hyunjae, sang terkasih yang paling Juyeon sayangi itu meneguk teh manis buatan Juyeon yang ia katakan lebih enak dari teh manis di kafe terkenal dimanapun.

“Kamu mau buat apa?” Tanya Hyunjae memandang Juyeon yang masih sibuk di depan kompor.

“Aku mau buat kamu bahagia” ucap Juyeon santai tetapi dibalas kekehan renyah dari bibir tipis Hyunjae. Juyeon melirik dan menatap Hyunjae lekat, membuat sang terkasih menutup mulutnya dan berhenti tertawa.

“Kamu udah bikin aku bahagia setiap hari, Juyeon! Engga perlu ngelakuin apapun, kalo aku sama kamu terus juga pasti bakalan bahagia kok” ucapan hangat Hyunjae membuat senyum tersungging di bibirnya.