Bekal.
Hai! Kemarin kalian udah tau masalah kesalahan pahamanku dan Mas Seungyoun? Syukurlah, semua itu sudah berakhir. Mas Seungyoun sudah menceritakannya semua kepadaku dan meminta maaf padaku juga. Aku juga sudah meminta maaf kepada Mas Seungyoun karena tidak memberikan kabar terlebih dahulu mengenai Kas Sunho.
Sejak hari itu, hubungan kami semakin baik. Komunikasi yang terjalin antara kami juga semakin baik. Tidak ada istilah anakku saja, tetapi Dodo anakku dan Mas Seungyoun dan Mas Seungyoun berjanji akan mengurus Dodo bersama dan membantuku.
Akhir-akhir ini Dodo suka menangis, aku beranggapan bahwa gigi pertama Dodo akan tumbuh! Sesekali Dodo juga demam, tapi untuk kali ini aku tidak panik karena Mas Seungyoun juga sigap jika Dodo demam ditengah malam.
“Engga apa-apa mas, nanti kalo sampe siang panasnya Dodo belum turun. Aku janji kabarin mas deh”Aku mengantar Mas Seungyoun ke depan pintu apartment kami dengan Dodo yang masih betah di dalam gendonganku.
“Jagoan! Jangan nakal sama Bubu ya? Jangan rewel, Oke? Tunggu Baba pulang ya?“Aku tersenyum melihat Mas Seungyoun berbicara pelan kearah putra kami, Cho Dohyon.
Setelah mencium Dodo dan tentunya mencuri satu kecupan di bibirku, Mas Seungyoun memutuskan untuk pergi ke kantor. Aku pun memutuskan meletakan Dodo di kasur kecilnya yang sengaja aku letakan di ruang tamu.
Subuh tadi, suhu badan Dodo tinggi dan ia menangis tidak berhenti sehingga membuatku dan Mas Seungyoun panik. Tetapi, syukurlah setelah di tempelkan plester penurun panas serta obat penurun panas, suhu tubuh Dodo kembali turun.
Aku memulai pekerjaan rumahku seperti biasa. Membersihkan rumah, mencuci baju serta menyiapkan makanan untukku dan Mas Seungyoun. Karena kejadian pagi ini, aku tidak sempat menyiapkan sarapan serta bekal untuk Mas Seungyoun.
Aku pun memutuskan membuat menu makan siang dan berencana mengirimkan kotak makan siang ke kantor Mas Seungyoun. Sesekali aku memeriksa suhu tubuh Dodo dan memeriksa apakah Dodo sudah bangun atau belum.
“Iya sayanggg, sebentar bubu cuci tangan dulu”Suara tangis Dodo membuatku menghentikan kegiatanku sejenak. Aku menggendong Dodo dan melihat jam di dinding, jam minum susu untuk Dodo.
Aku pun mengambil susu dari dalam kulkas dan memanaskannya sambil sesekali bercengkrama dengan Dodo yang mungkin tidak mengerti omonganku. Sesekali Dodo menarik bajuku, karena terlalu haus.
“Dodo anak baba ya, hm? Engga sabar sayang...“ucapku tersenyum ketika tangan Dodo menarik kerah bajuku.
Setelah selesai, aku pun duduk di sofa dan memberikan Dodo susu yang sudah aku hangatkan sambil sesekali bersenangdung dengan suara ala kadarku. Dodo kembali tertidur dan aku mulai melanjutkan kegiatanku.
“Dek... Mas pulang”jam menunjukan pukul setengah tujuh malam ketika pintu apartment kami terbuka. Aku yang semula berada di dalam kamar bersama Dodo, akhirnya keluar dan menyambut Mas Seungyoun.
“Mas... Cuci tangan dulu sebelum cium Dodo”ucapku overprotektif dan Mas Seungyoun mengerucutkan bibirnya.
“Sini...“aku pun memberikan kecupan singkat di bibir Mas Seungyoun sebelum menyuruh Mas Seungyoun mencuci tangannya.
“Mas mau mandi dulu apa makan?“ucapku sambil berjalan dibelakang Mas Seungyoun.
“Makan aja deh, Dek. Mandinya nanti aja, habis itu...“Aku menggeleng, tau kemana arah pembicaraan Mas Seungyoun.
Pernikahan kami sudah hampir menginjak setahun dan pembicaraan ini sudah menjadi hal biasa bagiku. Dulu, saat baru menikah dengan Mas Seungyoun kami sama-sama malu meminta nafkah batin kami, tetapi sekarang? Mas Seungyoun dengan terang-terangan akan meminta kepadaku.
“Udah seminggu, Dek...“ucap Mas Seungyoun merajuk. (iya kan habis pisah rumah mas! makanya jangan suka marah-marah)
“Yaudah aku titip Dodo dulu, ya? Aku siapin makan malem Mas dulu...“ucapku menyerahkan Dodo ke Mas Seungyoun.
“Oiya, kotak bekalnya ada di dalam tas. Saya kaget pas tadi ada delivery man nyariin padahal saya engga pesan apa-apa”aku tersenyum sambil mengambil kotak bekal Mas Seungyoun.
“Maaf ya mas, tadi lupa bikin sarapan trus bekal juga hampir lupa...“ucapku mengerucutkan bibirku.
“Dek... Jangan begitu dong. Mas engga kuat kalo kamu lucu-lucu begitu...“ucap Mas Seungyoun pelan dan aku justru sengaja kembali mengerucutkan bibirku.
“Dek... Dodo masih bangun loh?“ucap Mas Seungyoun mendekatiku dan aku tertawa.
“Hahaha sana mas! Nanti Dodo kena kompor, panas”ucapku mendorong pelan Mas Seungyoun agar menjauh.
“Yang panas kompor, apa badan kamu. Dek?“ucapan Mas Seungyoun aku abaikan karena aku takut jika pembicaraan tersebut semakin panjang dan kami benar-benar melakukan adegan panas di dapur. Tidak, jika Dodo belum tidur.
xposhie