Bersama

Hyunjae mendecak saat tidak ada driver yang mengambil orderannya. Ia juga tidak mau menggunakan jasa ojeg pangkalan karena harganya yang bisa dua kali lipat dengan ojek daring yang sedang ia tunggu.

Sebenarnya bukan tanpa alasan jika tidak ada pengemudi ojek yang mengambil orderan Hyunjae. Saat itu, Sekolah dimana Hyunjae berada merupakan tempat berlangsungnya olimpiade dan semua orang baru saja keluar secara bersamaan sehingga meningkatnya pesanan di tempat tersebut.

Hyunjae semakin panik saat langit berubah kelabu. Jika hujan turun, Hyunjae yakin dirinya akan semakin susau mendapatkan pengemudi ojeg daringnya. Disaat yang bersamaan, Juyeon baru saja berpamitan dengan kakak kelasnya yang juga mengikuti olimpiade yang sama dengannya hari itu.

“Loh lo engga bareng Hyunjae?” Juyeon menggeleng cepat sembari memakai jaket kulitnya. Ia juga menjelaskan bahwa Hyunjae berangkat bersama dengan pembina mereka tadi pagi menggunakan transportasi yang disediakan Sekolah.

“Oh yaudah hati-hati, Juy! Mendung nih mau hujan” Juyeon mengangguk sebelum melambaikan tangan kepada Kakak kelasnya yang segera melajukan motornya tersebut. Juyeon baru saja akan menggunakan helm miliknya saat tanpa sengaja melihat Hyunjae yang berdiri di gerbang sekolah.

“Belum balik, Jae” Hyunjae terkejut saat Juyeon, lelaki yang selama tiga bulan tidak menegurnya itu tiba-tiba kembali menegurnya. Hyunjae hanya menjawab dengan memperlihatkan layar gawai pintarnya.

“Bareng gue aja mau engga? Udah mau hujan, takutnya orderan lo masih belum ada yang ambil sampai hujan malah makin repot” Hyunjae sempat berfikir sejenak sebelum menyetujui ajakan Juyeon.

Tidak sampai lima belas menit mereka berdua meninggalkan Sekolah tersebut, hujan rintik mulai turun membasahi wilayah sekitar sehingga membuat Juyeon menambah kecepatan laju motornya. Hyunjae yang menyadari hal tersebut semakin mempererat pegangannya pada jaket yang Juyeon kenakan serta menyembunyikan wajahnya di bahu Juyeon agar terhindar dari rintik hujan.

“Mau mampir dulu engga, Juy? Nunggu hujan reda?” Juyeon menggeleng. Ia melambaikan tangan kepada Hyunjae untuk kembali melanjutkan perjalanannya pulang setelah mengantar Hyunjae hingga depan rumahnnya.

“Jae, masuk! Ngapain masih disitu? Hujan!” Hyunjae yang masih memperhatikan Juyeon yang perlahan menghilang itu baru tersadar saat sang Ayah memanggilnya dari dalam rumah.

kapila