Bertukar Fikiran


Sangyeon sesekali menghela nafasnya berat saat membuka koper untuk merapihkan isinya. Younghoon yang merupakan teman satu kamar Sangyeon sesekali melirik, ingin menanyakan apa yang menjadi beban fikiran Sangyeon hingga lelaki yang lebih tua darinya itu sering kali menghela nafas berat.

“Kalo ada yang mau lo ceritain atau tanyain masalah Chanhee, tanya aja ke gue. Walaupun kita sering banget berantem, tapi kita berdua tetep sepupu paling deket dibanding sepupu yang lain”Sangyeon menoleh dan mendapati Younghoon yang mengangkat sebelah alisnya dan menatapnya.

Sangyeon dan Younghoon akhirnya memilih merapihkan koper mereka berdua dahulu sebelum kembali berbicara empat mata. Sangyeon menceritakan semuanya kepada Younghoon mengenai hubungannya dengan Chanhee dan itu adalah kali pertama ia menceritakan hubungan asmaranya kepada orang lain.

“Lo kenapa waktu itu akhirnya nembak Chanhee? Udah tau kan kalo Chanhee itu siapa?“tanya Younghoon sambil sesekali menyesap minuman kaleng ditangannya. Sangyeon mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Younghoon.

“Jujur, itu pertama kalinya gue ngeliat ada orang yang bener-bener tulus sama anak kecil. Bahkan beberapa rekan gue di sekolah dasar, banyak yang engga benar-benar tulus dengan anak kecil. Tapi, Chanhee beda. Gue bisa ngeliat itu dari pertama kali kita ketemu”ucap Sangyeon menjelaskan.

“Chanhee itu emang suka banget anak kecil. Dari dulu, dia selalu mau punya adik tapi ga pernah kesampean sampe sekarang. Makanya dia juga lebih suka ikut acara amal yang ngelibatin anak kecil, dibanding acara amal yang isinya cuma orang -orang dewasa”ucap Younghoon menambahkan.

“Jadi, yang bikin lo ngerasa kayak gini tuh apa? Maksud gue, apa yang bikin lo ngerasa beda banget sama Chanhee?“tanya Younghoon pelan.

“Gue sama Chanhee udah sepakat, gamau ngomongin hubungan kita sama siapapun. Karena hubungan ini kita berdua yang ngejalanin dan selama kita saling sama dan support each other menurut gue itu cukup. Tapi ternyata, fikiran gue itu salah”ucap Sangyeon memberikan jeda pada penjelasan panjangnya.

“Chanhee punya orang tua yang amat terpandang. Semua orang mungkin kenal sama keluarga Chanhee—”

“Sorry motong, semua orang mungkin emang kenal keluarga Chanhee. Tapi, cuma segelintir orang yang kenal keluarga Chanhee diluar kekayaan mereka. Lebih dari setengah orang yang kenal dan deket keluarga mereka tuh cuma ngincer harta Chanhee sekeluarga”ucap Younghoon menambahkan.

“Beberapa hari sebelum Chanhee ngajak gue ke London, ada acara amal di sekolah gue dan engga sengaja ayahnya Chanhee ngeliat Chanhee lagi berduaan sama gue”ucap Sangyeon lagi.

“Gue bisa ngeliat disitu, kalo ayahnya Chanhee liat gue cuma sebagai seorang guru yang sekolahnya nerima bantuan dari dia dan engga lebih dari itu. Selain itu, gue juga bisa ngeliat gimana Chanhee tertekan sama semuanya. Tertekan karena gabisa ngenalin gue sebagai pacarnya dan tertekan karena dia selalu harus ngikutin kemauan ayahnya”ucap Sangyeon lagi.

“Gue ngeliat sore itu, Chanhee yang hampir aja ngelawan ayahnya karena dia yang tetep mau stay sama gue di sekolahan sampai acara selesai. Tapi karena ayahnya bersikeras mau ngenalin Chanhee sama anak kolega ayahnya itu, akhirnya Chanhee nurut dan pulang sama ayahnya sore itu. Malamnya dia telfon gue, biasa ngeluh karena lagi-lagi dikenalin sama anak kolega ayahnya. Dia bilang, mau ngenalin gue sebagai pacarnya. Dia juga bilang, kalo orangtuanya ga setuju, dia mau pergi dari rumah dan tinggal sama gue dengan ngelepasin title anak tunggal dari keluarga kaya raya”ucap Sangyeon sambil menarik nafas panjang.

“Karena omongan dia itu, gue semakin sadar kalo gue sama Chanhee itu beda. Jauh banget berbeda. Gue gamau, karena kebahagiaan gue, terus gue harus ngelepas kebahagiaan Chanhee gitu aja. Gue gamau, Chanhee harus berubah tinggal sama gue dengan sederhana padahal dia punya segalanya pas tinggal sama orang tuanya. Gue mikir, kalo gue engga boleh egois...“ucap Sangyeon mengakhiri.

“Gue tau arah cerita lo ini kemana, tapi menurut gue, lo bakalan tetap jadi orang egois kalo lo ngelakuin hal yang ada di fikirian lo saat ini. Lo padahal udah tau, Chanhee bahagia sama lo kan? Kalo lo ngelepas dia, berarti lo juga ngelepas kebahagiaan dia. Apa itu engga bisa dibilang egois?“ucapan Younghoon membuat Sangyeon semakin terdiam.

“Gue sama Changmin juga beda kok. Gue yang negjar-ngejar Changmin dari jama kuliah. Tapi, sekarang lo liat kan? Bahkan kabar Changmin yang paling sering ditanyain orang tua gue, dibanding kabar anaknya sendiri”Sangyeon tertawa kecil mendengar ucapan Younghoon tersebut.

“Gue emang lebih muda dari lo, tapi kalo gue boleh kasih saran. Jangan pernah ngelepasin Chanhee sampai kapanpun. Gue liat kok gimana dia bener-bener bahagia saat sama lo. Percaya sama gue”ucap Younghoon meyakinkan.

Perbincangan Younghoon dengan Sangyeon harus terhenti saat mereka mendengar suara ketukan dari luar kamar hotel mereka. Beberapa detik kemudian, mereka berdua tertawa karena mendengar suara Chanhee dari depan pintu.

“Tuh, kalian baru pisah sejam tapi dia udah nyariin lo kayak lo hilang ditelan bumi. Kan?“ucap Younghoon yang membuat Sangyeon tersenyum lebar.

“MAS!!!! YOUNGHON!!! KALIAN NGAPAIN SIH? PLEASE, KALIAN JANGAN SELINGKUH DIBELAKANG AKU!!!! MAS!! BUKAIN PINTUNYAAAAAAA”

kapila