Brother(s).
“Yaudah nanti aku aja yang cerita”baru saja Hwasa berkata seperti itu, pintu markas Q sudah terbuka dan memperlihatkan beberapa lelaki dewasa yang sepertinya moodnya sedang tidak baik.
“Kamu kenapa disini?“tanya RM bingung.
“Minjoo nelfon aku, minta ditemenin disini”ucap Hwasa tenang.
“Minjoo, kamu udah berani bohong sama abang? Kamu pulang sekarang sama abang!“ucap Namjoon dengan nada tegas tetapi Minjoo menggeleng.
“Engga mau, sampe aku tau kabar dari Jaewoo”ucap Minjoo yang bersembunyi dibalik tubuh Hwasa.
Namjoon menoleh kearah Jaebum yang sedang mengutak-atik ponselnya. Tatapannya tajam tetapi Jaebum tidak menyadari itu.
“Ngapain masih mau ketemu Jaewoo? Kamu baru beberapa kali ketemu Jaewoo aja udah kayak gini pake segala bohong sama abang”ucapan Namjoon membuat Jaebum menoleh.
“Kesalahan adek lo, ya kesalahan adek lo. Engga usah nyalahin adek gue”ucap Jaebum tidak terima.
“Udah woyy udah!“ucap Mark yang maju menengahi.
“Kelakuan adek engga akan jauh sih dari kelakuan abangnya”ucap Seungwoo pelan tapi masih dapat di dengar seluruh orang diruangan tersebut.
“Maksud lo apaan sih, Nu? Kalo engga suka sama gue, lo bilang! Engga usah nyindir-nyindir”ucap Jaebum Emosi.
“Ka... Bang... Udah...“kali ini Byungchan yang maju untuk menengahi.
“Kamu sekarang suka belain orang lain ya dibanding aku”Seungwoo mendecih dan menatap tajam Byungchan.
“Bang, engga begitu lah”ucap Seungsik yang tau keadaan sebenarnya antara Seungwoo dan Byungchan.
Suasana sempat hening sampai ponsel Minjoo berdering dan menampilkan nama Jaewoo pada display name ponselnya. Namjoon yang melihat hal itu menarik ponsel Minjoo cepat dan menjawab panggilannya.
“Dimana lo, bangsat!“ucap Namjoon emosi.
“Weits! Santai... Posesif amat nih jadi abang?”Sunho tertawa di sebrang telfon membuat Namjoon mengernyitkan keningnya bingung. Jaebum yang melihat perubahan raut wajah Namjoon pun menarik ponsel Minjoo.
“Dimana adek-adek gue?“ucap Jaebum kali ini.
“Eh? Waow lagi pada ngumpul nih kayanya para abang? Adek lo sama gue nih. Agak berdarah-darah dikit tapi masih sadar kok”ucap Sunho santai.
“Sialan!“ucap Jaebum mengepalkan tangannya hingga kuku jarinya memutih.
“Ka....“Minjoo menarik pelan ujung baju Hwasa meminta bantuan. Hwasa menarik nafas dalam sebelum menarik ponsel Minjoo dan menekan tombol loundspeaker pada layar ponselnya.
“Biar gampang, mumpung lo pada lagi kumpul...”ucap Sunho di sebrang telfon.
“Minjoo, apa kabar? Maaf ya, aku buat pacar kamu luka. Sedikit kok engga banyak lukanya.”
Bugh Satu pukulan terdengar jelas dengan rintihan Jaewoo yang terdengar setelahnya. Mark menahan gerakan Jaebum yang kembali ingin menarik ponsel dari tangan Hwasa.
“Lo tau kan! Orang yang main-main sama kepunyaan gue, bakalan berakhir menyedihkan!!”Suara Sunho terdengar menjauh. Tetapi pukulan-pukulan selanjutnya terdengar jelas dari sebrang telfon.
“Jaewoo!! Jangan... Please.... Jangan sakitin Jaewoo...“Minjoo meraung hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Beruntungnya, Namjoon sigap menangkap sang adik sehingga ia tidak sampai jatuh ke lantai.
“Iya, gimana Minjoo? Jaewoo lagi engga bisa angkat telfon nih sekarang”suara Sunho kembali jelas terdengar.
“Bangsat! Dimana lo anjing!!! Lo berani nyakitin adek gue, gue bakalan bikin lo engga selamat kemanapun lo pergi!!“ucap Jaebum emosi.
“Hahaha santai. Adek lo engga akan mati kok ditangan gue, setidaknya engga sekarang. Kalo lo mau ngeliat ade lo, dateng ke arena biasa besok jam tujuh malem. Lo bisa ambil adek lo kalo lo menang lawan tim gue di arena”
Pip! panggilan tersebut terputus. Menyisakan sejuta pertanyaan di benak masing-masing orang di ruangan tersebut.
“Gimana?“tanya Mark mencairkan suasana.
“Gue harus kesana besok gimanapun caranya!“ucap Jaebum tegas.
“Pikirin baik-baik, sebelum lo kesana. Lo tau Sunho orangnya kayak gimana kan? Kejadian beberapa bulan lalu jelas ulah Blue Rose dan kali ini kita engga boleh lengah sedikitpun”ucap Mark menjelaskan lagi.
“Sorry...“ucap Namjoon mengulurkan tangannya meminta maaf.
“Besok gue pastiin gue sama anak-anak Dionysus bakalan kesana juga. Kalian engga boleh kesana cuma bertujuh, karena kita engga tau apa yang bakalan dia lakuin”ucap Namjoon lagi.
Namjoon melirik ke Seungwoo, leader termuda diantara mereka. Seungwoo diam tanpa pergerakan sedikitpun sebelum akhirnya menarik Byungchan meninggalkan markas Q.
“Seungwoo masih butuh waktu. Tadi semuanya serba kebetulan dan Seungwoo perlu waktu buat mencerna semuanya karena lo tau kan bang dia sayang banget sama Byungchan”ucap Seungsik menjelaskan dan Jaebum mengangguk.
“Lo kayanya udah perlu cerita ke Namjoon sama Jaebum deh Sik”ucapan Hwasa membuat Seungsik diam menegang.
(xposhie)