Byungchan menunduk lesu. Dirinya baru saja dipermalukan oleh atasannya sendiri karena kesalahan kecll yang ia perbuat. Sebuah kesalahan kecil yang sebenarnya bisa di hindari.

“Ulang semua! Saya tunggu sore ini, paling lama jam lima”

Byungchan menarik nafas panjang, rasanya ingin menangis tapi ia tidak mungkin karena ia masih berada di kantor. Byungchan melihat jam kecil diatas meja kerjanya, waktunya makan siang tetapi Byungchan memilih merevisi kembali pekerjaannya.

Setidaknya sudah hampir tiga jam Byungchan berkutat dengan personal computer miliknya untuk merevisi pekerjaannya yang salah hingga salah satu temannya menghampiri dengan sebuah rice box yang di serahkan kepada Byungchan.

“Masih banyak?”

Byungchan menggeleng sebagai jawaban seraya mengucapkan terimakasih kepada temannya tersebut. Dua puluh menit berlalu dan Byungchan masih belum menyentuh rice box yang diberikan oleh temannya.

“Chan, makan dulu! Nanti lo sakit”

“Dikit lagi, Seok... Tangung...”

Wooseok menyerah dan membiarkan temannya tetap bekerja hingga pekerjaannya selesai pada pukul setengah lima sore. Byungchan tersenyum melihat pekerjaan yang telah selesai di revisi dan ia bersiap menemui atasannya kembali.

“Woy! Boss katanya Business Trip seminggu”

Byungchan menoleh saat salah seorang temannya memberitahu sebuah berita yang mengejutkannya. Byungchan mengabaikan jam makan siangnya untuk menyelesaikan pekerjaanya, tetapi sang atasan yang memberi deadline justru sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar kota.

“Tadi habis makan siang kan ga balik lagi, kata sekretarisnya sih Business trip

Byungchan kembali menunduk lesu. Ingin marah? Jelas. Tetapi, kedudukan Byungchan di perusahaan tersebut tetaplah anak buah yang harus mengikuti apapun perintah atasannya tanpa terkecuali.

“Aw...”

Byungchan meringis saat ia hendak bangun dari kursinya. Perutnya terasa sakit, mungkin efek karena ia mengabaikan makan siangnya. Bahkan Byungchan hanya mengkonsumsi sepotong roti saat sarapan pagi tadi.

“Chan! Tuh kan gue bilang apa, lo harusnya tadi makan dulu... Pulang aja ya? Boss juga udah ga ada kok”

Byungchan menatap Wooseok dan menggeleng. Jujur, saat ini Byungchan bingung. Jika ia harus pulang, ia pasti akan menyusahkan temannya untuk mengantarnya pulang kerumah.

“Sini gue anterin Byungchan balik, jam pulang lima menit lagi kok. Siap-siap ya, Chan!”

Byungchan menoleh dan mendapati punggung besar yang baru saja berbalik. Wooseok menyenggol pelan pundak Byungchan dan membuat Byungchan menatapnya dengan tatapan tidak mengerti seraya menggelengkan kepalanya.

Setahun yang lalu

“Chan, makan yuk!”

Byungchan menoleh dan mendapati Seungwoo berdiri di sebelahnya, Badan Seungwoo di codongkan sedikit untuk melihat pekerjaan yang sedang Byungchan kerjakan saat itu.

“Kamu kayaknya salah deh, Chan....”

Byungchan sedikit menggeser kursi yang ia duduki saat Seungwoo maju dan merevisi pekerjaannya. Byungchan menatap Seungwoo dengan seksama, memperhatikan setiap detail yang Seungwoo revisi.

“Besok kalo ada yang gatau atau ga ngerti, coba tanya aku aja ya?”

Byungchan tersenyum dan mengangguk saat Seungwoo menawarkan dirinya sebuah bantuan. Tetapi setelahnya Byungchan mengercutukan bibirnya ketika melihat jam sudah menunjukan pukul satu lewat dimana jam makan siang telah berakhir.

“Yah... Ka, waktu istirahatnya udah habis... Gara-gara bantuin aku, Ka Seungwoo ga sempet makan siang”

“Pesen aja, kan bisa? Nanti makan di meja sekalian nyelesaiin pekerjaan”

Seungwoo mengusak kepala Byungchan, membuat wajah Byungchan bersemu merah. Setengah jam setelahnya, Seungwoo kembali untuk memberikan makan siang Byungchan yang ia pesan bersama dengan menu makan siangnya.

“Makasih ka!!”

“Jangan kerja, mulu! Makan juga penting, biar ga sakit. Oke?”

Setelah itu, bukan hanya sekali atau dua kali Byungchan meminta pertolongan Seungwoo untuk jenis pekerjaan yang belum ia pahami dan mengerti. Bahkan beberapa kali, Seungwoo menemani Byungchan ketika harus menyelesaikan pekerjaan lewat dari jam kantor.

“Kamu ga makan siang ya?”

Byungchan tersadar dari lamunannya, ia sudah berada di mobil Seungwoo. Jalanan di depannya cukup macet karena waktu karywan pulang bekerja. Byungchan mengangguk lemah tanpa melihat ke arah Seungwoo.

“Aku udah bilang kan, jangan kerja terus. Kalo jam makan siang itu dipakai unuk makan dan bukan buat kerja”

“Segenting apapun kerjaan kamu, usahakan makan. Kalo gabisa makan diluar, kan pesan antar ada? Atau titip Wooseok, dia pasti mau kok kamu titipin makanan”

Byungchan menunduk, mendengar semua omongan Seungwoo yang seratus persen benar. Karena kecerobohannya melewati makan siang, Byungchan harus menerima akibat penyakit lambungnya kembali menyerang.

“Kita makan dulu, aku gatau kalo kamu bakalan makan pas udah sampai rumah atau engga”

Byungchan menatap Seungwoo yang masih fokus ke jalanan di hadapannya. Ia rindu Seungwoo. Ia rindu bagaimana Seungwoo memperhatikannya, bagaimana Seungwoo membantunya di setiap perjalanan hidupnya, dulu.

fin