Cerita Sejin
Sejak hari itu, hari dimana Sejin dan Jinhyuk melakukan hal yang sangat diluar batas, sejak saat itu juga Sejin selalu memikirkan Seungyoun. Perasaan bersalah selalu menyelimuti Seungyoun.
“Gue sayang banget sama lo! Jangan kayak begini sama orang lain! Lo cuma punya gue”
Sejin frustasi. Ia selalu teringat kata-kata yang sering Seungyoun ucapkan, terlebih ketika mereka melakukan kegiatan yang membuat kamar Seungyoun berantakan.
“Hahaha yakali? Gue kayak begitu cuma berani sama lo doang. Masa sama orang lain gue begitu? Engga mungkin lah...”
Malam itu mungkin Sejin berkata tidak mungkin, tetapi hal yang terjadi beberapa waktu lalu berbeda. Menyetujui ide Wooseok sebenarnya adalah bentuk protes kecil Sejin terhadap Seungyoun.
Sejin yang selalu merasa memberikan perhatian berlebih ke Seungyoun. Melarang ini dan itu, melakukan ini dan itu hanya untuk Seungyoun tanpa ada timbal balik dari Seungyoun untuk dirinya sendiri.
“Youn....”
Sejin selalu kehilangan timing bercerita. Sejin kehilangan sosok hanya untuk bertukar cerita. Seungyoun akan langsung tertidur setelah mereka melakukan hal yang menyita tenaga mereka.
Sejin akan bercerita hanya kepada sosok Seungyoun yang sudah tertidur. Sejin tetap bercerita, walaupun ceritanya hanya dibalas dengkuran halus Seungyoun.
“Youn... Maaf”
Kata maaf selalu Sejin lontarkan kepada dirinya Sendiri ketika ia mengingat malam itu.
“Ternyata gue lebih brengsek dari lo... Lo emang engga pernah dengerin gue kalo gue cerita, tapi setidaknya lo engga pernah ngelakuin itu sama orang lain...”
Sejin menangis, rasa bersalahnya semakin memuncak jika ia mengingat dua hari lagi ia akan kembali bertemu dengan Seungyoun.
“Gue masih pantes engga ya sama lo? Kalo gue cerita yang sebernya, lo marah engga sama gue? Mungkin lo malahan bakalan benci banget ya Youn sama gue...”
Sejak malam itu, Sejin selalu tertidur dengan perasaan bersalah. Ia selalu menyalahkan dirinya sendiri. Menyalahkan dirinya yang mengkhianti Seungyoun.
“Harusan dari awal gue engga nyetujuin ide Wooseok aja ya? Harusan gue langsung bilang ke lo... Engga perlu begini...”
Sejin menyesal, sangat menyesal.
(xposhie)