Change Up.
Wooseok terbangun dengan kepala berat. Bunyi telfon genggam yang terus berdering mengangggu tidurnya pagi ini. Wooseok bersumpah, ia akan memukul siapapun itu yang menghubungi pagi-pagi buta disaat ia tidak memiliki kelas pagi. Wooseok menggerutu sambil mencari benda persegi empat yang biasa ia letakan dibawah bantalnya.
“Alarm?!”
Wooseok pun bangkit dan duduk bersandar pada kasurnya, masih memegang ponsel yang terus berdering. Ponsel tersebut memperlihatkan display alarm yang menunjukan pukul setengah enam pagi. Wooseok masih belum dapat mencerna apa yang terjadi.
“Wait! Ini kan bukan handphone gue?!?!?!”
Lagi, Wooseok terkejut dan melempar ponsel yang tidka bersalah tersebut. Wooseok melirik kesekitar kasur yang sekarang telah menjadi tempat duduknya. Lalu pandangannya ia edarkan ke seluruh kamar. Bulir keringat tiba-tiba membasahi pelipis Wooseok walaupun pendingin ruangan kamar tersebut menyala.
“Anjing! Gue dimana?!?!?! Gue inget banget kemarin Jinhyuk bawa gue balik dan gue habis itu tidur dikamar gue sendiri?!?!”
Wooseok menetralkan deru nafasnya dan detak jantungnya. Wooseok akhirnya dapat bernafas lega ketika mendapati dirinya masih berpakaian lengkap. Tetapi, ketenangan Wooseok hanya sementara ketika ia menyadari bahwa tubuh yang saat ini ia lihat bukanlah tubuhnya sendiri.
“Shit!!! Njir.... bercanda kan?!?!?!?!”
Wooseok panik dan mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar hingga ia mendapati sebuah cermin besar di sebuah lemari yang berjarak beberapa langkah dari tempat tidurnya.
Wooseok masih memejamkan matanya ketika ia berada di depan cermin besar. Wooseok meraba wajah dan rambutnya dengan mata tertutup. Ia juga meraba seluruh tubuhnya sendiri yang ia yakini bahwa itu bukanlah tubuhnya.
“Anjing!! Mampus!!!!”
Wooseok memundurkan langkahnya ketika mendapati dirinya berada di tubuh orang lain. Wooseok mengamati satu persatu bagian tubuh orang tersebut hingga ia merasakan sensasi menyengat ditubuhnya.
“Engga lucu! Sumpah ga lucu! Pasti gue ngelindur? Gue harus tidur lagi!!!”
Wooseok mengambil langkah seribu dan kembali ke kasurnya. Ia berharap dapat kembali tertidur dan terbangun di tubuhnya sendiri. Tetapi apa yang Wooseok harapkan harus ia telan mentah-mentah karena ponselnya kembali berdering.
“Ah bangsat!!!”
Wooseok kembali bangun dan mencari ponsel tersebut...
Big Baby is Calling....
“Seok? Udah bangun? Masih pusing engga kepalanya?”
Wonwoo mengernyitkan keningnya bingung. Suara disebrang telfon memang tidak asing, tetapi panggilannya terasa asing di telinganya. Wonwoo kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.
“Seok? Kamu masih disana? Aku ke tempat kamu ya? Bawa sarapan sama obat...”
Wonwoo memejamkan matanya dan menarik nafas panjang, mencoba kembali ke alam sadarnya.
“Yaudah nanti aku telfon kamu kalo aku udah di depan ya! Kamu tidur lagi aja ya, Seok”
Panggilan tersebut terputus sebelum Wonwoo sempat mengeluarkan sebuah kata. Wonwoo memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing, mencoba mencerna sesuatu yang baru saja terjadi.
“Seok? Wooseok? Anak jurusan sebelah? Kok manggil Wooseok tapi nelfon ke gue?”
Wonwoo kembali memejamkan matanya sebelum kembali membuka matanya karena ia melupakan sesuatu.
“Mingyu!! Ujian!!!”
Wonwoo kembali bangkit dan sibuk mencari ponsel yang ia letakan asal.
“Kok passwordnya beda?!?!?! Kemaren masih ulang tahun mingyu kok!!!”
Wonwoo menggerutu sebal hingga akhirnya menyadi sesuatu yang berbeda.
“Loh?!?!? Ini kan bukan handphone gue?!?!? Terus handphone gue dimana?!?!”
Wonwoo kembali panik dan berusaha mencari ponselnya lagi. Tetapi pergerakannya trehenti ketika ia kembali menyadari sesuatu.
“Anjing!!! Gue dimana? Mampus!!!!”
Wonwoo sadar jika ia tidak berada di kamarnya ketika melihat sprei dan kasur yang ia tempati berbeda. Wonwoo mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan mendapati dirinya benar-benar berada di tempat asing.
Wonwoo bangkit dan meneliti satu persatu barang yang ada di kamar tersebut hingga ia berdiri pada sebuah cermin. Wonwoo terkejut ketika mendapati dirinya berbeda dengan biasanya.
“Mampus... Pantesan...?!?!?!?!”
Wonwoo mencoba menetralkan deru nafasnya agar tidak bertambah panik. Tetapi suara ketukan dari balik pintu membuat jantungnya kembali bedetak cepat.
“Wooseok? Ini Gue, Jinhyuk....”
(xposhie)