Chocolate.
Bunyi lonceng tanda pintu terbuka membuat Seungyoun menyiapkan senyum terindahnya untuk menyambut konsumennya siang itu.
“Hallo, Selamat siang! Ada yang bis- Sejin?“ucap Seungyoun tersenyum cerah dan Sejin tersenyum seadanya.
“Kayak biasa?“ucap Seungyoun lagi dengan nada yang sama sekali tidak berubah. Sejin menggeleng dan menyebut americano sebagai pilihan minumnya siang itu.
“Tumben? Biasanya Matcha Latte”ucap Seungyoun sambil meraih sebuah kartu dari tangan Sejin dan Sejin kembali tersenyum seadanya.
“Tempat biasa ada orangnya engga?“tanya Sejin menoleh ke tempat biasa ia duduk di kafe itu dan Seungyoun menggeleng.
“Kosong kok. Nanti minumannya gue anter aja”ucap Seungyoun sopan dan Sejin mengangguk sambil meletakan kartunya kembali di dalam pouch yang ia bawa.
Lima belas menit kemudian, seorang gadis berseragam putih hitam, mengantar minuman ke meja Sejin. Ia terlihat canggung, hal itu jelas terlihat dari caranya membawa nampan.
“Kok? Lo anak baru ya? Ini bukan pesenan gue loh”Sejin menatap gadis yang jauh lebih muda darinya itu dengan tatapan tajam.
“Ng... Itu... Ka Seungyoun... Ng... Kata Ka Seungyoun, minumannya... Hm... Diganti jadi coklat...“ucapnya terbata.
“Hm... Ini... Juga ada titipan... Dari ka Seungyoun”ucap gadis itu lagi sambil menyerahkan secarik kertas ke arah Sejin.
Sejin menarik nafas panjang sebelum menyuruh gadis tadi pergi. Ia lalu menyenderkan punggungnya di kursi yang ia tempati. Sejin membuka lipatan kertas di tangannya dan sebuah kalimat tertulis di kertas tersebut.
“There is nothing that prayer and chocolate can't handle”
Sejin tersenyum miring. Dirinya memilih menyesap coklat panas di hadapannya sambil melihat keluar jendela, memperhatikan orang berlalu lalang di persimpangan jalan.
xposhie