Chocolate.


“Aku aja yang bayar...“Wooseok mencoba menahan pergerakan tangan Jinhyuk yang akan mengeluarkan kartunya. Jinhyuk menoleh dan tersenyum, tangan Wooseok yang semula bergerak menahan tangannya, kini ia tahan dan genggam dengan satu tangan. Genggaman yang terlampau erat.

“Aku yang suruh mereka pulang. Aku lupa minuman yang mereka pesan belum dibayar, jadi ini tanggung jawab aku”ucap Jinhyuk santai.

“Tapi aku yang booked tempat ini dan suruh kalian kesini...“Wooseok menunguk dan berbicara terlampau pelan.

“Kamu kesini naik apa?“Jinhyuk menatap Wooseok yang berdiri disebelahnya, Wooseok menoleh dan menatap Jinhyuk walaupun beberapa detik selanjutnya ia kembali menunduk.

“Sepatu kamu baru? Diliatin aja dari tadiii”ucap Jinhyuk lagi sambil mencolek dagu Wooseok yang membuat Wooseok mengerucutkan bibirnya gemas.

“Lagian, aku tuh disini loh Seok! Ngapain ih nunduk mulu, uang kamu jatoh atau ada apaan?“tanya Jinhyuk penasaran tapi dengan nada meledek. Wooseok terdiam.

“Yuk”Jinhyuk menarik pelan tangan Wooseok yang kini tertinggal beberapa langkah dibelakangnya.

“Mau langsung pulang? Atau ada janji lain?“tanya Jinhyuk dan Wooseok menggeleng.

“Berarti kalo aku ajak ke suatu tempat, mau?“Jinhyuk kembali bertanya ketika mereka sudah berdiri di sebelah mobil Jinhyuk yang terparkir dan Wooseok mengangguk.

“Kamu sariawan? Dari tadi diem aja?“Jinhyuk mengusak rambut Wooseok karena gemas. Kekasihnya sejak tadi hanya diam, sekalinya mengeluarkan suara, terlampau pelan.

“Wahhh kalo gini caranya, aku mau minta Yuvin tanggung jawab nih! Sebulan kamu sama dia kok langsung jadi pendiem... Wahhh engga bagus nih”ucap JInhyuk yang sudah membukakan pintu untuk Wooseok.

“Ayok masuk nanti kemaleman kita”ucap Jinhyuk dan Wooseok mematuhinya.

Sepanjang perjalanan hanya diisi celotehan Jinhyuk, sedangkan Wooseok lebih banyak tersenyum atau sesekali mengangguk dan menggeleng. Bahkan suara tawanya saja tidak terdengar.

Jinhyuk kembali menggandeng Wooseok dan masuk ke dalam sebuah kafe. Wooseok berjalan di belakang Jinhyuk dengan tangan terulur yang digandeng Jinhyuk erat. Setelah memesan dua buah minuman dan sepotong kue, JInhyuk berjalan ke salah satu spot dengan tulisan reserved yang terletak di meja.

“Aku yang pesen”ucap Jinhyuk ketika melihat tatapan bingung Wooseok dan Wooseok mengangguk.

“Buat kamu... Maaf engga nanya kamu mau apa, tapi kayanya kamu butuh itu”ucap Jinhyuk mendorong gelas berisi coklat hangat yang beberapa saat lalu diantarkan oleh seorang pelayan.

“Makasih”ucap Wooseok terlampau pelan. Jinhyuk menghela nafas berat dan membuat Wooseok akhirnya menatapnya.

Jinhyuk menatap Wooseok dalam tanpa ada satu patah katapun yang terucap, membuat Wooseok bingung harus berbuat apa. Wooseok hendak mengalihkan pandangannya tepat ketika Jinhyuk menarik tangannya dan meletakan telapak tangan Wooseok di pipinya.

“Aku liatin, kamu ngehindar. Aku ajak ngomong, kamu balas seadanya... Gini dulu yaaa, Seok...“ucap Jinhyuk memejamkan matanya dengan nafas yang berulang kali ia hembuskan berat.

Wooseok mengusap pipi Jinhyuk yang lain dengan tangannya yang bebas, membuat Jinhyuk kembali membuka kedua matanya menatap Wooseok lekat. Wooseok tersenyum dengan ibu jari yang masih mengusap-usap pipi Jinhyuk.

“Malem ini nginep di tempat aku, mau? Sebelum kamu ketemu yang lain... Aku mau denger cerita kamu, boleh?“tanya Jinhyuk dan Wooseok mengangguk. Jinhyuk pun tersenyum sambil sesekali mengecup tangan Wooseok yang masih ia letakan di pipinya.

(xposhie)