Enam Jam.


“Bilang dong kalo engga nyampe”Sejin menoleh sambil mengerucutkan bibirnya. Seungyoung datang menghampirinya dengan senyum jahil.

“Lagian! Masih aja gelas Wine ditaroh diatas? Udah tau gue engga nyampe”ucap Sejin malas dan Seungyoun tertawa.

“Mau dikamar apa diruang tivi?“tanya Seungyoun dan Sejin menunjuk ruang tivi.

Malam ini adalah pertemuan Sejin dan Seungyoun setelah beberapa saat tidak bertemu. Mereka bilang karena mereka sibuk, tetapi sebenarnya karena keduanya sama-sama memiliki rasa gengsi yang terlampau tinggi.

Seungyoun yang awalnya enggan mengunjungi Sejin semenjak Sejin pulang dari luar negeri bersama Jinhyuk dan Minkyu. Hal itu membuat Sejin juga enggan mengunjungi Seungyoun sebagai bentuk dari balas dendam.

“Kemeja gue tuh”Seungyoun menuangkan wine ke gelas yang sudah berada ditangan Sejin.

“Paling deket ini tadiiii! Lo makanya kalo buang baju gue jangan kejauhan”ucap Sejin merajuk.

“Kan gue sengaja! Biar bisa liat lo engga pake apa-apa agak lamaan buat mungut baju”ucap Seungyoun dengan nada jahil.

Ya, pertemuan pertama mereka habisi malam ini di apartment pribadi Seungyoun yang hanya diketahui oleh beberapa orang, termaksud Sejin.

Seungyoun dan Sejin memang baru bertemu beberapa jam lalu, tetapi waktu tersebut sudah berhasil membuat kamar Seungyoun berantakan.

“Youn... Laguuuu”Sejin berucap dengan kata manja tetapi terdengar sensual ditelinga Seungyoun.

“Lagu apa?“tanya Seungyoun sambil mengutak-atik ponselnya yang terhubung dengan speaker yang terletak di dekat mereka berada.

“Versase on the floor!!”ucap Sejin bersemangat dan Seungyoun hanya tersenyum melihatnya.

Alunan musik mulai terdengar, membuat Sejin menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri sesuai dengan musik yang ia dengar. Sedangkan pandangan Seungyoun tidak berpindah pada mahluk Tuhan yang indah yang kini duduk disebelahnya.

Sejin dengan segala keindahannya, berhasil membuat Seungyoun yang sebenarnya sudah lelah karena berurusan dengan album barunya mendadak kembali bertenaga dan berhasil mengkungkung Sejin dibawahnya hingga lebih dari sejam beberapa waktu lalu.

Entah karena musik atau akibat Wine yang ia konsumsi, Sejin sekarang sudah berdiri dan menggerakan tubuhnya ke kanan dan ke kiri sesuai irama musik yang ia dengar. Seungyoun semakin tersenyum lebar, melihat Sejin dengan kemeja miliknya kini berdiri di hadapannya.

Sejin tersenyum seakan sengaja menggoda Seungyoun. Sejin tidak menari layaknya penari di kelab malam, tapi gerakan Sejin berhasil membuat Seungyoun berdiri dan bergabung dengan Sejin. Mereka melupakan dua buah gelas wine diatas meja.

So baby let's just turn down the lights

Sejin tersenyum melihat apartment Seungyoun yang memang sudah dalam kondisi remang saat mereka tiba tadi.

And close the door

Seungyoun menunjuk pintu kamarnya yang terbuka lebar dengan tatapan tetap fokus kepada Sejin yang berada dihadapannya.

Ooh I love that dress

Sejin kembali tersenyum. Memainkan ujung kemeja Seungyoun, seakan-akan ia menggunakan sebuah dress yang indah. Hal itu membuat Seungyoun tertawa puas.

But you won't need it anymore

No you won't need it no more

Sejin menggeleng cepat ketika Seungyoun meraih kancing teratas kemeja yang dikenakan Sejin. Sejin jahil. Sejin nakal.

Let's just kiss 'til we're naked, baby

Cho Seungyoun tidak pernah kehabisan akal. Seungyoun menarik tengkuk Sejin dan menyatukan bibirnya dengan bibir Sejin. Rasanya seperti Wine dan Seungyoun suka.

Mengabaikan lagu yang terus berputar. Seungyoun menggendong Sejin untuk kembali masuk ke kamarnya. Tanpa aba-aba, Sejin melingkarkan kakinya di pinggang Seungyoun sehingga membuat pahanya terekspos.

Tanpa berniat melepaskan tautan bibir satu sama lain, Seungyoun membawa Sejin ke dalam kamarnya dan menjatuhkan Sejin ke atas kasur yang bahkan spreinya sudah terlepas.

So baby let's just turn down the lights

And close the door

Alunan lagu masih terdengar dari ruang tamu, seakan mengingatkan Seungyoun untuk mematikan lampu dan menutup pintu kamarnya.

Ooh I love that dress

Wajah Sejin memerah. Nafasnya tidak beraturan karena ciuman yang baru ia lakukan bersama Seungyoun. Sejin tersenyum. Senyum yang selalu menghipnotis Seungyoun sampai kapanpun.

Ooh I love that dress

But you won't need it anymore

No you won't need it no more

Sejin tertawa lebar dan puas ketika Seungyoun membuka jubah mandi yang ia kenakan sejak tadi. Seungyoun tidak menggunakan apapun di balik jubah mandinya sehingga membuat Sejin menarik paksa kemeja Seungyoun yang ia kenakan dan membuat kancing-kancinga terlempar ke berbagai arah.

Let's just kiss 'til we're naked, baby

Detik berikutnya mereka kembali beradu lidah. Apa yang mereka lalukan kali ini lebih berantakan dari apa yang mereka lakukan sebelumnya. Tidak sabaran, Seungyoun merobek celana yang menjadi satu-satunya pelapis Sejin malam itu.

“Ready for second round?“ucap Seungyoun dengan bibir yang mulai bergerilya di leher Sejin. Sejin mendesah, merasakan nikmat. Sejin mengangguk setuju, karena tidak mungkin ia menolak sebuah kenikmatan.

Sejin menahan Seungyoun yang ingin menjauh. Seungyoun tersenyum sebelum mencium kening Sejin.

“Sebentar ya? Kenyaman kamu dan kebersihan tetap nomer satu. Oke?”

Sejin pun mengangguk setelah mendengar perkataan Seungyoun.

“Biar kita bisa lebih sering ngelakuin ini... Kamu harus nyaman dan jaga kebersihan”Seungyoun yang sudah kembali dengan pelumas dan sebuah kondom itu berkata dengan santai.

Seungyoun mempersiapkan semuanya seperti awal mereka melakukannya. Sesering apapun mereka melakukan hubungan ini, Seungyoun tidak pernah melupakan hal-hal yang menurut dia sangat penting tersebut.

“Nghh...“Desahan Sejin sedikir tertahan ketika Seungyoun mengoleskan lubang Sejin dengan lubricant yang sudah membasahi tangannya. Seungyoun tersenyum. Belum sampai dua jam yang lalu Seungyoun melakukan hal yang sama, tetapi reaksi yang diberikan Sejin tetaplah sama.

“Youn... Nghh... Udah ah... Nghh...”

“Bentar... Nanti kamu sakit, engga enak kamunya. Jangan diketatin, hm? Rileks dulu...“Dua jari Seungyoun sudah masuk, membuat Sejin mengeratkan lubangnya. Seungyoun mengusap paha Sejin untuk membuatnya tenang dan nyaman.

Setelah merasa cukup melakukan penetrasi pada lubang Sejin, Seungyoun melakukan hal yang sama dengan penisnya. Ia memasangkan kondom pada kejantannya dan memberikan pelumas dibagian luarnya.

Seungyoun mendekatkan tubuhnya kepada Sejin. Mengecupi seluruh permukaan wajah Sejin. Semua tahap yang dilakukan Seungyoun sama, persis seperti beberapa jam yang lalu karena Seungyoun selalu perduli terhadap kenyamanan Sejin.

Sejin menarik sprei kuat ketika Seungyoun mencoba memasukan penisnya ke dalam lubanh basah milik Sejin. Gerakan Seungyoun terhenti, Seungyoun menarik tangan Sejin dan mengecupinya.

“Jangan tarik sprei, aku gatau sakit yang kamu rasain kalo begitu. Kamu cakar aku aja ya biar aku tau seberapa sakit yang kamu rasain”Sejin menarik nafasnya panjang dan Seungyoun melanjutkan aktivitasnya dibawah sana.

“Nghh... Youn... Pelan... Nghhh...“Sejin mencakar Seungyoum sesuai dengan perintah, membuat Seungyoum bisa mengukur gerakannya sendiri.

Ini adalah second round untuk malam ini, tetapi lubang Sejin sudah kembali menyempit sehingga mereka tetap kesulitan memulai aktivitas mereka.

“Kamu seneng jalan-jalan sama Jinhyuk?“Sejin mengernyitkan dahinya bingung.

“Haha aku engga cemburu kok! Mau tau aja seseneng apa kamu ke luar negeri sama Jinhyuk”ucap Seungyoun lagi.

Sejin pun dengan antusias menceritakan pengalamannya ke luar negeri bersama Jinhyuk dan Minkyu hingga tanpa sadar jika Seungyoun sudah berhasil memasukan seluruh kejantannya ke dalam lubang Sejin.

“Ah.... Youn... Nghhh... Ah... Enak...“Seungyoun tersenyum bangga. Sejin sudah melupakan ceritanya bahkan melupakan rasa sakitnya.

Seungyoun menarik kaki kiri serta kanan Sejin dan menekuknya sehingga membuat dorongannya semakin mengenai titik kenikmatan Sejin.

Mereka berdua fokus dengan gerakan pencari kenikmatan dibawah sana. Sesekali Sejin mengusap peluh Seungyoun yang menetes dan sesekali Seungyoun mengecup pipi Sejin karena gemas.

“Nghh... Kayanya aku mau sampe.... Ah... youn...“Sejin memeluk Seungyoun erat ketika kenikmatannya hampir ia dapatkan. Seungyoun dengan tangannya yang bebas, mengocok kejantanan Sejin hingga cairan putih milik Sejin mengotori perut dan dadanya.

“Udah enak?“tanua Seungyoun merapihkan poni Sejin dan Sejin mengangguk dengan nafas berantakan. Pinggang Seungyoum masih bergerak konstan. Seungyoun masih jauh dari kata sampai padahal ia sudah hampir sejam ia menggerakan pinggangnya.

“Nghhh... Bentar!“Sejin mendorong pelan tubuh Seungyoun tanpa melepas tautan tubuh mereka. Seungyoun tersenyum ketika tau apa yang dilakukan Sejin kali ini.

“Bilang dong!“ucap Seungyoun mencubit hidung Sejin gemas.

“Ahhhh makin dalem! Aww... Bentar yaaa... Nghh...“Sejin yang mempunyai ide tetapi ia yang kewalahan sehingga membuat Seungyoun tertawa.

“Iyaaa pelan-pelan aja! Masih jam dua kok, pagi masih lama...“ucap Seungyoun jahil.

Bertumpu pada dada Seungyoun, Sejin bergerak. Seungyoun yang berada dibawah hanya memandangi betapa indahnya seorang Lee Sejin yang berada diatasnya. Sudah setengah jam berganti posisi, tetapi Seungyoun belum mencapai puncaknya. Sejin meringis.

“Kenapa? Sakit? Capek? Udahan aja?“ucap Seungyoun panik dan Sejin menggeleng.

“Aku pengen keluar lagi... Nghhhh”Seungyoun tidak dapat menyembunyikan senyumnya melihat betapa lucunya seorang Lee Sejin ini.

“Yaudah aku bantuin lagi”ucap Seungyoun kembali mengocok penis Sejin yang semakin menegang. Sejin menggeleng menolak.

“Bantuin aku gerak aja! Capek...“ucap Sejin manja.

Setidaknya beberapa gerakan sudah Sejin lakukan demi mencapai putih Seungyoun tetapi tetap gagal.

“Hhh... Nghhh... Aku engga enak lagi ya? Ah.... Kamu lama banget keluarnya... Nghhh...”

Seungyoun tercekat mendengar perkataan orang yang sudah merebahkan dirinya diataa dadanya. Tidak, bahkan Sejin kelewat nikmat sehingga Seungyoun engga mencapai nikmatnya dengan cepat.

Seungyoun mengecup puncak kepala Sejin sebelum memegang pinggang Sejin erat. Sejin beberapa kali tersentak karena cepatnya pergerakan yang dilakukan Seungyoun.

“Nghh... Youn... Ahhh.... Seungyoun!!! Aw... Nghhh...”

“Jin... Hhh... Kamu tuh enak! Bangettt hhh... Ahhh... Karena aahhhh... Terlalu enak! Aku engga mau cepet selesai... Hhh... hhhh...”

“Nghhh... Kalo mau ahhh... Bilang aja! Younnngghhh...”

Desahan Sejin maupun Seungyoun menyatu dalam kamar tersebut. Bunyi decitan kasur Seungyoun menambah suasana semakin panas. Sejin kembali menegakan posisinya, membantu Seungyoun bergerak.

“Nghhh... Habis ini lagi, bolehhh? Nghh...“Sejin mengangguk sebagai jawaban. Dia sudah tidak kuat menjawab lagi karena gerakan yang mereka lakukan terlampau nikmat.

“Nghhh... Tapi istirahhhhatt dulu ya?“Seungyoun kali ini yang mengangguk.

Seungyoun akhirnya sampai pada putihnya yang keluar di dalam kondom yang ia gunakan. Deru nafas Sejin dan Seungyoun terdengar berat karena terlalu lelah. Sejin kembali merebahkan dirinya diatas tubuh Seungyoun dengan kejantanan Seungyoun yang masih berada di dalam lubangnya.

“Kamu mau rilis produk baru ya?“tanya Seungyoun dengan usapan di punggung Sejin dan Sejin mengangguk.

“Habis ini kita sama-sama sibuk... Aku sama marimong... Kamu sama album kamu...“ucapa Sejin yang menggambar lukisan abstak dengan jarinya di lengan Seungyoun. Suasana hening menyelimuti kamar tersebut.

“Pokoknya aku selalu berdoa yang terbaik buat kamu! Aku akan selalu jadi support system kamu sampai kapanpun!!“ucap Sejin dengan memberikan kecupan singkat di bibir Seungyoun.

“Makasih! Aku selalu percaya kalo kamu selalu dukung aku. Walaupun engga keliatan, aku selalu percaya dan yakin kalo kamu selalu ada disamping aku buat dukung aku!!“ucap Seungyoun mengecup puncak kepala Sejin.

“Youn.... Nghhh... Laper...“Seungyoun tertawa mendengar pernyataan Sejin.

“Ramyeon aja mau?“tanya Seungyoun dan Sejin mengangguk.

“Aku bersihin dulu, bentar...“Seungyoun menidurkan Sejin di kasur setelah melepas kejantanannya. Tidak lupa Seungyoun melepas kondom yang ia gunakan lalu ia ikat dan buang ke tempat sampah.

Seungyoun pun mengambil kain yang sudah di basahi air hangat untuk mengusap perut dada Sejin yang kotor karena cairannya sendiri. Tidak lupa, ia mengusap lubang Sejin yang sudah bekerja keras malam ini.

Seungyoun menggendong Sejin di punggungnya setelah memaikankan kaos baru miliknya. Sedangkan Seungyoun percaya diri hanya menggunakan boxer yang baru saja ia ambil dari lemari. Seungyoun mendudukan Sejin di counter demi menunggu seporsi ramyeon matang untuk mereka santap pukul dua dini hari.

(xposhie)