First Stage.
Wonyoung melangkahkan kakinya dan menutup pintu kamarnya keras sehingga membuat Dodo terkejut. Satu jam waktu yang diperlukan untuk bergerak dari sofa ruang tamu.
“De.... Buka dong pintunyaaa”
“Aku sibuk!!!”
“De... Dodo ada PR nih...”
“Ihhh aku sibuk!! Dodo berisik sana pergi!!!”
Dodo mengerucutkan bibirnya. Pekerjaan Rumah adalah alasannya saja, Dodo hanya ingin membujuk adiknya saja.
“Loh Dodo kenapa di depan kamar?“Dek Sejin yang baru saja kembali dari minimarket bingung melihat anak sulungnya berdiri terdiam di depan kamarnya.
“Dede ngambek sama Dodo, Bu...“ucap Dodo lemah.
“Dede... Sayang... Buka pintunya ya? Ini abang mau masuk sayang...“ucap Dek Sejin lembut.
Tanpa diperintah dua kali, Wonyoung membuka pintu kamarnya. Kamarnya bersama Dodo tentunya. Wonyoung menabrakkan badannya ketika berjalan melewati sang kakak.
“Kenapa sih? Kok berantem lagi?“Dek Sejin menghampiri anak perempuannya yang merajuk di meja makan.
“Dodo jahat sama Dede!! Dodo engga mau bantuin Dede!! Engga suka!! Dede engga suka sama Dodo!!“ucap Wonyoung lagi.
“Hm... Panggil abangnya yang bener coba... Bubu sama Baba kan selalu ajarin Dede buat panggil Abang, bukan Dodo aja...“Dek Sejin merapihkan anak rambut Wonyoung yang berantakan.
“Tapi Dodo... Eh... Abang jahat sama aku, Bu....“Wonyoung akhirnya menangis dipelukan Dek Sejin sedangkan Dodo hanya melihat dari depan kamarnya saja.
Malam harinya, setelah makan malam Dodo masuk ke kamarnya dan Dede. Di meja belajar, Dede sedang mengutak atik tablet yang diperuntukan untuknya dan Dodo.
“De...”
“Diem kamu! Aku masih marah!!”
“Ayok nyanyi bareng...”
“Engga usah bercanda kamu! Aku lagi serius nih”
“De... Beneran... Ayok nyanyi bareng... Nanti Dodo main piano sekalian...”
Wonyoung akhirnya menoleh dan melihat sang kakak sebelum akhirnya tersenyum dan memeluk Dodo.
“Ihhh aku engga bisa nafas!!!”
“Aku janji habis ini aku bakal selalh panggil kamu Abang!!”
Dodo mencoba melepaskan pelukan sang adik, tetapi ia tidak mungkin kasar terhadap adik perempuan satu-satunya itu.
“Iyaaa tapi lepashhh, De!!”
Wonyoung Tersenyum melihat sang kakak yang berdiri di depannya. Setelahnya Dodo dan Dede hanyut dalam perdebatan kecil untuk memilih lagu yang cocok untuk mereka berdua.
“Bubu... Aku mau pipis dulu yaaa”Dodo berbisik kepada Dek Sejin.
“Mau Bubu temenin? Atau sama Baba?“ucap Dek Sejin tidak kalah kecil. Dodo menggeleng.
“Aku bisa sendiri kok! Kan aku udah SD!!“ucap Dodo bangga. Mas Seungyoun dan Dek Sejin tersenyum melihat tingkah Dohyon siang itu.
“Mas... Kamu coba cari Dodo deh ke toilet. Lama banget udah lima belas menit...“ucap Dek Sejin mulai panik.
Siang itu, Mas Seungyoun, Dek Sejin serta Dohyon sedang menghadiri perpisahan Taman Kanak-kanak Wonyoung, dimana Wonyoung sudah menyiapkan penampilan khusus bersama Dohyon.
“Selanjutnya... Penampilan Cho Wonyoung, siswi TK B dari kelas Agaphantus!”
Mas Seungyoun dan Dek Sejin saling tatap. Mereka berdua bingung, ingin mencari Dodo atau menyaksikan penampilan Dede diatas panggung. Terapi Mas Seungyoun memutuskan duduk kembali ketika mendengar lantunan piano dimainkan dari atas panggung.
“Mas... Dodo?“ucap Dek Sejin menunjuk Dohyon, orang yang sedang memainkan piano diatas panggung.
Teringat masa kecilku, kau peluk dan kau manja Indahnya saat itu buatku melambung Di sisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu
Kau ingin 'ku menjadi yang terbaik bagimu Patuhi perintahmu, jauhkan godaan Yang mungkin kulakukan dalam waktu kuberanjak dewasa Jangan sampai membuatku terbelenggu, jatuh dan terinjak
Dek Sejin mulai menitikan air matanya, melihat dua orang anak yang tampil diatas panggung saat ini. Wonyoung bernyanyi dan Dodo bermain piano.
Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya Kuterus berjanji 'tak 'kan khianati pintanya* Ayah dengarlah betapa sesungguhnya kumencintaimu 'Kan kubuktikan kumampu penuhi semua maumu
Mas Seungyoun merangkul Dek Sejin ketika Dohyon dan Wonyoung bernyanyi bersama diatas panggunh. Tidak ada yang lebih membahagiakan dibanding perasaan mereka berdua saat ini.
Andaikan detik itu 'kan bergulir kembali Kurindukan suasana basuh jiwaku Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu 'Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati
Jika sebelumnya backdrop menampilkan gambar teman-teman Wonyoung dan orang tua, tetapi setelahnya sebuah video khusus berisikan foto-foto pertumbuhan Wonyoung muncul pada backdrop tersebut.
Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya Kuterus berjanji 'tak 'kan khianati pintanya Ayah dengarlah betapa sesungguhnya kumencintaimu 'Kan kubuktikan kumampu penuhi semua maumu
Lagu ditutup dengan indah oleh Wonyoung dan Dohyon. Mas Seungyoun dan Dek Sejin dengan bangga berdiri, memberikan tepukan paling meriah untuk kedua anak mereka yang juga tersenyum bangga diatas panggung.
“Jadi... Ada yang mau nyeritain ke Bubu awal mula kalian bisa nyanyi bagus banget kayak tadi?“Dek Sejin yang duduk di samping Seungyoun itu menoleh ke arah Dodo dan Dede yang duduk dipangku penumpang. Mereka dalam perjalanan ke sebuah restoran setelah menghadiri perpisahan Dede tadi.
“Idenya Dede itu Bu... Dodo cuma bantuin dikiiiiiitt aja”ucap Dodo.
“Tapi abang kontribusinya juga besar tauuu!! Abang main pianonya bagus!! Temen aku banyak yang suka abanggg”ucap Wonyoung semangat.
“Udah nyampe nih! Kita cerita di dalem aja yuk sekalian makan”ucap Mas Seungyoun sambil menghentikan mobilnya di parkiran sebuah restoran.
“Siap Baba!!!!“ucap Dodo dan Dede bersamaan.
(xposhie)