Friend


“Lain kali aja ya? Hari ini, aku udah ada yang jemput!”

Kamu menekan tombol kirim sebelum memasukan kembali ponselmu ke dalan tas yang sedari tadi berada dipangkuanmu. Menit selanjutnya, suara klakson membuatmu tersenyum dan berjalan menghampiri sebuah motor yang berhenti di depan rumahmu.

“Selamat pagi, princess!“Juyeon membuka kaca helm yang ia kenakan sembari tersenyum dan memberikanmu sebuah helm yang biasa kamu gunakan.

“Sesuai aplikasi ya, mba?“pertanyaan Juyeon membuatmu tertawa dan mengeratkan peganganmu pada ransel yang Juyeon kenakan.


“Maaf ya? Tiba-tiba kelas pagi ini jadi diundur sore”

“Iya, engga apa-apa Juyo! Aku bisa nebeng ke yang lain kok atau naik ojek online kan banyak hehe”

“Jangan ojek online! Kalo ga ada yang bisa nebengin, aku aja yang anter kamu sebelum kelas. Kabarin aku ya?”

“Hahaha iya santai ih! Kalo kamu nganterin aku, nanti kamu telat masuk kelas. Engga apa-apa kok, beneran!!!”

Kamu dapat mendengar helaan nafas Juyeon disebrang telfon. Kamu sangat hafal bahwa Juyeon sedang kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak bisa mengantarmu pulang seperti biasanya.

“Ju? Dosenku udah dateng nih, nanti ketemu dikantin ya pas makan siang! Bye Juyeon!!!“ucapmu sebelum memutuskan sambungan telfon tersebut.

Saat jam istirahat, kamu melangkahkan kakimu ke kantin. Kamu juga sudah mengabarkan Juyeon. Jika Juyeon belum muncul di depan kelasmu, kamu yakin bahwa kelas Juyeon akan berakhir lebih lama dari biasanya.

“Juyeon! Disebelah sini”ucapmu melambaikan tanganmu saat melihat Juyeon dari kejauhan. Juyeon pun berjalan cepat menghampirimu sambil tersenyum.

“Ju, kenalin teman sekelas aku namanya Wonwoo. Dia ikut gabung ga apa-apa ya?“ucapmu tersenyum saat memperkenalkan seorang laki-laki yang duduk disebelahmu.

“Nu, ini temen yang tadi gue ceritain namanya Juyeon”ucapmu memperkenalkan Juyeon kepada Wonwoo dan Wonwoo mengangguk tersenyum ke arah Juyeon.

“Ju, nanti aku nebeng Wonwoo! Jadi kamu ga perlu khawatir mikirin aku pulang sama siapa ya”ucapmu santai dan Juyeon mengangguk.


Sore itu hujan turun cukup deras tepat sama kamu dan Juyeon baru saja akan pulang dari kampus. Kamu dan Juyeon sama-sama menatap hujan yang entah kapan akan berhentinya tersebut.

“Hey, belum pulang?“kamu menoleh dan mendapati Wonwoo sudah berdiri disebelahmu. Kamu menggeleng dan tanpa sengaja mengerucutkan bibirmu.

“Mau balik bareng gue aja?“tanya Wonwoo santai yang membuatmu melirik kearah Juyeon yang sedang menunduk memainkan genangan air di depan sepatunya.

“Hm... Aku balik bareng Juyeon aja deh, Nu! Nunggu hujan reda”ucapmu tersenyum dan jawabanmu diterima oleh Wonwoo.

“Yaudah gue duluan ya? Ju, duluan ya!“ucap Wonwoo sebelum melambaikan tangannya dan berlari kecil ke arah parkiran mobil.

“Ju, mau hujan-hujanan ga? Udah lama kita engga hujan-hujanan loh!“ucapmu memberikan ide yang membuat Juyeon menatapmu bingung, walaupun akhirnya Juyeon menerima usulanmu dan membuatnya terjangkit flu selama seminggu kedepan.

“Ju, sorry! Gara-gara aku nih, kamu jadi flu”hari itu kamu menjenguk Juyeon yang sudah dua hari tidak masuk kuliah karena sakit.

“Santai, kan aku juga mau? Kamu kesini sama siapa?“tanya Juyeon bingung.

“Dianter Wonwoo, ini aku mampir bentar sekalian mau ngerjain tugas”ucapmu santai dan Juyeon pun mengangguk mengerti.


To: Juyeon Ju, kamu hari ini udah mulai kuliah? Engga usah jemput aku ya! hehe Aku bareng Wonwoo Hari ini kita mau presentasi Jadi mau nyiapin presentasi dulu sebelum masuk Sampai ketemu nanti, Ju! Jangan ngebut loh

Entah sejak kapan, kamu juga tidak menyadari bahwa kamu semakin jarang pergi dan pulang bersama Juyeon. Kamu lebih sering bersama Wonwoo, terlebih kelasmu dan Wonwoo lebih banyak kesamaan dibanding dengan kelas Juyeon.

“Ju, dimana? Aku dikantin nih sama Wonwoo! Makan dikantin kan?”

“Aku langsung balik ya? Lupa ada tugas yang harus dikumpul dulu. Kamu pulang sama Wonwoo kan?”

“Yaaaah, masa udah mau pulang? Kita kan belum ketemu hari ini”

“Maaf, gabisa kalo hari ini. Besok deh ya? Tugasku banyak soalnya, udah ya? Jangan lupa makan yang banyak!!”

Kamu mengerucutkan bibirmu setelah mematikan sambungan telfon dari Juyeon tersebut yang menimbulkan pertanyaan dari Wonwoo yang duduk dihadapanmu.

“Kenapa? Juyeon ga bisa gabung? Kamu juga mau pulang aja?“tanya Wonwoo lembut dan kamu menggeleng menjawab pertanyaan Wonwoo.

“Makan es krim mau? Kemarin kan aku janji mau traktir kamu makan es krim kalo kita berhasil dapet A pas presentasi”ucapan Wonwoo akhirnya memunculkan senyum kecil dibibirmu dan kalian berdua memilih keluar kampus untuk mencari kedai es krim terdekat.

Saat sedang menikmati es keim dihadapanmu, Wonwoo tiba-tiba bertanya perihal hubunganmu dengan Juyeon entah dengan maksud apa. Kamu tidak langsung menjawab pertanyaan Wonwoo dan justru hanya menatap Wonwoo bingung lalu tertawa.

“Juyeon? Temen aku! Sama kayak kamu, tapi bedanya kalo sama Juyeon tuh udah kenal dari awal masuk SMA. Kalo sama kamu kan baru dari awal semester ini”jawabmu santai.

“Kalo aku minta kita lebih dari temen gimana?“pertanyaan Wonwoo itu sukses membuatmu tersedak. Wonwoo pun memberikan sebuah botol air mineral untuk meredakan batukmu.

“Kamu nembak aku? Kamu suka sama aku? Dari kapan?“kamu memberikan Wonwoo banyak pertanyaan hingga ia tertawa.

“Emang ga keliatan ya? Aku suka nawarin kamu berangkat sama pulang bareng, walaupun selalu kamu tolak soalnya kamu selalu milih pulang bareng Juyeon. Aku bersyukur kita satu kelompok presentasi kemarin, jadi aku lebih leluasa kalo mau ajak kamu berangkat atau pulang bareng dengan alasan tugas”ucap Wonwoo menjelaskan.

“Ah satu lagi! Selamat ulang tahun?“kamu menatap Wonwoo tidak percaya. Lelaki dihadapanmu memberikan paper bag dengan pita berwarna merah muda. Wonwoo tau hari itu ulang tahunmu.

“Aku ngasih kado ini bukan sebagai sogokan, ya? Kamu tetep boleh ambil hadiah ini walaupun kamu mau nolak aku”ucap Wonwoo menambahkan dan kamu hanya dapat terdiam.


Kamu melangkahkan kakimu santai masuk ke dalam perkaranganmu. Karena terlalu asik melihat paper bag yang kamu jinjing, kamu sampai tidak menyadari bahwa Juyeon sudah berdiri di depan rumahmu.

“Hei, Happy birthday!!“kamu terdiam dan mematung di tempat. Juyeon dengan senyum kecilnya membawa sebuah kue ulang tahun dengan lilin yang telah siap ditiup. Bahkan ada beberapa balon disekitarnya, sebagai dekorasi tambahan malam itu.

“Maaf ya, aku tadi nolak makan bareng dikantin. Soalnya aku harus nyiapin ini semua”ucap Juyeon berjalan menghampirimu.

“Selamat ulang tahun, princess! Aku sayang kamu”kalimat terakhir yang Juyeon ucapkan lagi-lagi membuatmu tidak percaya. Kamu menatap Juyeon dengan tatapan sedih hingga membuat Juyeon bertanya.

“Hei, kenapa? Aku telat ya? Maaf...“ucap Juyeon lembut. Juyeon mengangkat dagumu agar menatapnya dan saat itulah tangismu pecah.

“Wonwoo ya?“tanya Juyeon lagi dan kamu mengangguk. Kamu mengigit bibirmu kuat-kuat untuk menahan tangismu hingga Juyeon menarikmu ke dalam dekapannya.

Juyeon memelukmu dengan sebelah tangannya dan mengusap punggungmu untuk menenangkan. Kamu menangis sejadi-jadinya di pundak Juyeon malam itu.

“Wonwoo orang baik kok, keliatan banget kalo dia sayang banget sama kamu”ucap Juyeon masih menenangkan.

“Udahan ya nangisnya? Nih lilinya ditiup dulu sebelum mati dan jangan lupa make a wish“ucap Juyeon lagi sambil melepaskan pelukannya.

Juyeon bersorak gembira setelah kamu meniup lilin tersebut. Ia bahkan menghapus jejak air mata yang masiu membasahi pipimu. Juyeon berbalik dan meletakan kue diatas meja yang berada di teras rumahmu.

“Ini hadiah dari aku! Aku langsung pamit pulang ya?“ucap Juyeon tersenyum kecil. Kamu menarik ujung kemeja yang Juyeon kenakan, menahan langkah Juyeon untuk pergi dari rumahmu.

“Ju, please.... Stay?“ucapmu yang kembali terisak. Kamu dapat dengan jelas mendengar tarikan nafas Juyeon sebelum ia melepaskan tanganmu di kemejanya.

“Besok kita ketemu di kampus ya? Sekali lagi selamat ulang tahun!!“Juyeon mengusak rambutmu sebelum benar-benar pergi dari rumahmu.

Kakimu lemas seketika. Sebuah buket bunga dan kotak hadiah pemberian Juyeon masih berada dalam dekapanmu. Kamu berjongkok dan menangis sejadi-jadinya malam itu. Hari ulang tahumu, tidak akan pernah sama lagi semenjak hari itu. Perilaku Juyeon terhadapmu, tidak akan pernah pernah sehangat dulu lagi.

fin