Hai! Bye, Papi.
tw: // this story may cause emotional to some people – seungchan ft. seuncat – angst – blood – major character death – slight of 18+
“Dongpyo sayang, ayok bangun! Nanti kamu telat”Seungwoo berusaha menarik pelan selimut anak semata wayangnya yang masih terlelap tertidur tersebut.
“Mas, pelan-pelan dong! Pyo baru tidur jam sebelas loh semalem”ucap seorang lelaki yang masih menggunakan celemek di badannya.
“Oke, terus aja dibelain anaknya! Pokoknya dia harus ikut sarapan sama kita, sebelum aku berangkat ke rumah sakit”ucap Seungwoo sambil mencium singkat pipi lelaki tadi.
“Sayang... Pyo, bangun yuk? Liat papa udah bikin apaan buat Pyo nih? Telor mata sapi! Kali ini kuningnya ga pecah loh”lelaki tersebut berusaha membangunkan Dongpyo dengan cara terbaiknya.
“Papa... Pyo masih ngantuk!“ucap Dongpyo yang berjalan dan memeluk tubuh papanya dengan badan kecilnya.
“Eh! Daddy udah bangun loh, lagi mandi. Pyo, mau berangkat ke sekolah sama daddy kan?“Dongpyo mengercutukan bibirnya tetapi kepalanya mengangguk. Lelaki tersebut pun memutuskan menggendong Dongpyo dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi.
.
“Seok, kamu hari ini shift jam berapa? Perlu aku jemput?“Seungwoo yang baru saja keluar dari kamar dengan setelan rapihnya itu menyapa sang suami.
“Engga usah mas! Nanti aku jemput Pyo buat bawa kerumah mama, soalnya aku shift agak sorean. Nanti kamu bisa jemput dia dirumah mama kan?“ucap Wooseok dan Seungwoo mengangguk sambil tersenyum.
“Daddy! Stop kissing papa, okay? Papa is mine!!“ucap Dongpyo dengan suara yang menggemaskan.
“No!! Papa itu punya Daddy bukan punya Dongpyo”ucap Seungwoo yang justru semakin jadi dengan memeluk WOoseok dari belakang, membuat Dongpyo menangis setelahnya.
“Mas! Kamu tuh hobby banget ngeledekin anak sendiri!!“Wooseok yang panik memukul pelan lengan suaminya dan berjalan menghampiri Dongpyo. Seungwoo tersenyum dan tertawa puasa melihat anak lelakinya yang masih terisak di meja makan.
.
“Pyo, janji jangan nakal di sekolah ya? Nanti jam makan siang Papa jemput terus kita kerumah Oma, oke?“ucap Wooseok dan Dongpyo mengangguk antusias. Dongpyo tidak lupa memberikan kecupan di seluruh permukaan wajah Wooseok dan memeluk Wooseok lama.
“Aku? Ga dicium?“ucap Seungwoo saat Wooseok telah melepaskan pelukannya dengan Dongpyo.
“Engga mas, tuh diliat anak kamu”ucap Wooseok memukul pelan dada suaminya tetapi Han Seungwoo tetaplah seorang Han Seungwoo, ia mencuri satu kecupan di bibir Wooseok yang membuat Dongpyo menutup matanya.
“Mas!!“ucap Wooseok panik.
“Makasih ya?“ucap Seungwoo penuh arti dan Wooseok mengangguk lebih dari mengerti.
“Dad! Semalem aku mimpi serem”ucap Dongpyo yang menggandeng tangan Seungwoo berjalan ke arah mobil pribadi Seungwoo yang tengah terparkir.
“Hm... Mimpi seram apa?“tanya Seungwoo yang sudah membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan sang anak duduk dikursi miliknya.
“Aku hampir ketabrak mobil! Tapi terus mobilnya di berhentiin sama om-om lucu!! Omnya putih tinggi, terus ada lesung pipinya”Dongpyo bercerita dengan antusias, melupakan Seungwoo yang terdiam di dalam kemudi supir.
Kecelakaan, Pria tinggi dan putih yang mempunyai lesung pipi.
“Daddy! Dad, denger Pyo cerita ga sih?“ucap Dongpyo sedikit kesal dan Seungwoo menoleh ke belakang sambil tersenyum.
“Iya sayang, gimana?“tanya Seungwoo tetapi Dongpyo enggan melanjutkan ceritanya.
.
“Makasih ya, Om! Om lucu bangetttt pipinya bolong hehehe”ucap Dongpyo yang duduk di sebuah kursi di depan sekolahnya.
“Dongpyo, emang ga apa-apa terima makanan dari orang asing? Engga dimarahin Daddy?“tanya lelaki tinggi tersebut dan Dongpyo menggeleng.
“Engga! Es krim ini yang suka dibeliin Papa jadi ga apa-apa!! Terus, Om bukan orang asik, kok! Aku pernah ketemu sama Om sebelumnya hehe”ucap Dongpyo tersenyum gemas.
“Pernah? Dimana?“tanya lelaki tersebut lagi.
“Di mimpi aku! Om sering main ke dalam mimpi aku tauuu, om gatau ya? hehe”ucapan Dongpyo membuat lelaki tersebut menegang.
“Ah iya? Om ngapain di mimpi kamu, sayang?“Lelaki tersebut bertanya sambil mengusap bibir Dongpyo yang penuh dengan noda es krim.
“Om bantuin aku! Om nolongin ambilin balon aku yang nyangkut di pohon, ambilin mobil-mobilin aku di dalam selokan terus semalem juga om dateng lagi nolongin aku pas mau ketabrak mobil!!“ucap Dongpyo serius.
Tabrakan mobil, menolong, lagi.
“Pyo! Kamu... Chan?“Dongpyo tersenyum saat Seungwoo datang dan menabrakan dirinya dengan tubuh Seungwoo sedang lelaki yang sejak tadi duduk bersama Dongpyo berdiri dan tersenyum kearah Seungwoo.
“Hai, ka! Apa kabar?“ucap Byungchan lembut, sama seperti lima tahun yang lalu.
.
“Pa, kenapa Oma Opa nangis? Terus kenapa Om itu ikut kesini?“Dongpyo yang duduk dipangkuan Wooseok bertanya karena terlalu bingung dengan keadaannya saat ini.
“Kita tidur siang aja ya, Pyo?“ucap Wooseok yang menggendong Dongpyo masuk ke dalam salah satu kamar.
“Jadi, mitos itu memang ada?“ucap seorang lelaki yang rambutnya sudah sepenuhnya berwarna putih. Byungchan tersenyum.
“Chan gatau, pah... Sampai akhirnya tiga hari lalu Byungchan dapat kesempatan itu tapi dengan satu syarat”ucap Byungchan tenang.
“Apa? Syarat apa, Chan?“ucap Seungwoo yang sejak tadi sudah menangis terisak.
“Aku harus bisa menarik hati Dongpyo dan buat Dongpyo nerima aku sepenuhnya”ucap Byungchan menjelaskan.
“Aku cuma punya waktu empat puluh sembilan hari...“ucap Byungchan yang tiba-tiba menghentikan ucapannya.
“Ga! Jangan bilang? Chan, aku gabisa harus kehilangan kamu buat kedua kalinya!!“Isakan Seungwoo semakin menjadi.
Flashback On
“Korban terjepit bersama anak bayi yang ia gendong, jika kita salah bertindak maka salah satu diantara mereka dalam bahaya”
“Bayi tersebut dalam keadaan sehat, tetapi denyut jantung orang tuanya terus melemah dan satu orang lagi, suda dilarikan ke rumah sakit”
Malam itu terjadi kecelakaan tunggal, dimana sebuah mobil pribadi tergelincir karena jalanan kota yang licin karena turun salju sepanjang hari. Ada dua orang dewasa serta seorang anak bayi dalam keadaan tersebut, salah satu orang dewasa yang bertindak sebagai supir, sudah dilarikan dirumah sakit dan saat ini sedang dilakukan upaya pertolongan untuk menyelamatkan pria lainnya yang menggendong seorang anak bayi.
“Tolong bantu sebelah sini!! Pasien terlalu banyak kehabisan darah dan sepertinya ada luka dalam entah patah ataupun pendarahan dalam, karena pasien mencoba melindungi anak yang ia gendong”
Malam itu, salju kembali turun saat tenaga kesehatan tidak dapat menyelamatkan nyawa pria yang melindungi bayinya tersebut. Bahkan, seperti tau akan ditinggal salah satu orang tuanya, bayi yang dalam keadaan sehat itu menangis dalam gendongan salah satu perawat rumah sakit.
.
“Woo, kamu ga boleh kayak gini terus... Dongpyo masih butuh sosok Daddy buat dia”
Seungwoo menoleh dan memperhatikan anak lelakinya yang belum genap berumur setahun itu tertawa bahagia, bermain bersama salah satu rekan Seungwoo di rumah sakit.
“Liat, Wooseok tiap hari harus jagain Dongpyo karena Daddynya bahkan ga sama sekali mau main sama dia“
Seungwoo terlalu sedih karena ditinggalkan pasangan terkasihnya, bahkan menggendong Dongpyo saja rasanya enggan karena akan mengingatkan dirinya dengan Byungchan.
.
“Hore!! Jadi, Om Wooseok sekarang tinggal sama kita?“tanya Dongpyo setelah upacara pernikahan tersebut selesai.
Satu setengah tahun setelah kejadian tersebut, Seungwoo menikahi Wooseok. Rekan satu kerjanya di rumah sakit yang juga selama setahun membantu Seungwoo menjaga Dongpyo terlebih ketika Seungwoo masih berada dalam kondidi terpuruknya.
“Hm... Panggilnya papa dong jangan Om lagi”ucap Seungwoo mengingatkan yang membuat wajah Wooseok bersemu merah.
“Jadi, Papa Wooseok sekarang tinggal dirumah sama Pyo sama Daddy juga?“tanya Dongpyo sekali lagi dan Seungwoo mengangguk.
“Tapi, Pyo janji ya? Ga boleh nakal! Pyo harus selalu sayang sama Papa, oke?“Dongpyo mengangguk antusias setelah mendengar pernyataan Seungwoo dan senyum Dongpyo tidak luntur sepanjang hari tersebut.
Flashback Off
“Dad... Kenapa om itu tinggal sama kita?“ucap Dongpyo yang melihat Byungchan berdiri di dapur memasak bersama Wooseok.
“Kenapa? Pyo, ga suka kalo om itu tinggal bareng sama kita?“tanya Seungwoo penasaran.
“Hm... Bukan gitu, Dad! Tapi, Papa selalu sedih kalo liat Daddy lagi ngobrol sama Om itu dan Pyo gasuka liat papa sedih!!“ucap Dongpyo mengerucutkan bibirnya. Nafas Seungwoo tercekat dan tubuhnya menegang karena ucapan Dongpyo barusan.
“Dongpyo, sayang... Liat Om Chan buat apaan? Telur mata sapi!! Kata Papa, Pyo suka telur mata sapi kan?“Dongpyo menatap Byungchan takut.
“Ayok sayang, itu Om udah bikinin loh”ucap Wooseok tersenyum kecil dan Dongpyo menggeleng.
“Gamau... Aku mau nasi goreng aja, gamau telur...“ucap Dongpyo pelan yang membuat ketiga orang dewasa tersebut terdiam.
“Seok, tolong bikinin nasi goreng ya buat Dongpyo?“ucap Seungwoo dan Wooseok mengangguk sebelum melanjutkan kegiatan memasaknya malam itu.
“Chan, dimana duluan aja ga apa-apa. Aku nunggu nasi goreng buat Dongpyo dulu”ucap Seungwoo dan Byungchan tersenyum.
.
“Papa, Daddy mana?“tanya Dongpyo yang sudah berada dalam pelukan Wooseok diatas tempat tidur.
“Lagi anter Om Chan ke kamar Pyo dulu! Kan Om Chan gatau kamar Pyo dimana”ucap Wooseok gemas.
“Hehehe aku jadi seneng om chan nginep disini!!“ucapan Dongpyo membuat Wooseok terdiam.
“Soalnya aku jadi bisa tidur bareng Papa sama Daddy hehehe”ucap Dongpyo lagi dan Wooseok pun tersenyum setelahnya.
“Maaf ya Chan? Aku gatau kalo tadi Dongpyo bisa tiba-tiba ganti jadi mau nasi goreng, padahal biasanya dia ga akan makan kalo ga ada telur mata sapi”ucap Seungwoo saat mengantar Byungchan ke dalam kamar milik Dongpyo.
“Engga apa-apa kok! Sifatnya mirip sama aku ternyata hehe”ucap Byungchan tertawa.
“Chan... Aku boleh peluk kamu?“tanya Seungwoo pelan dan Byungchan membuka lebar kedua tangannya, membawa Seungwoo masuk ke dalam pelukannya. Pelukan yang sudah lama tidak dapat dirasakan keduanya.
“Aku kangen banget sama kamu, chan...“ucap Seungwoo pelan.
.
“Daddy!! Papa!!!“Dongpyo berlari kearah kamar kedua orang tuanya tetapi langkahnya terhenti setelah membuka pintu kamar kedua orang taunya.
“Eh! Iya, sayang kenapa?“ucap Wooseok panik sambil sesekali merapihkan rambutnya yang berantakan serta kembali mengancingkan kemeja yang ia kenakan.
“Selamat pagi, Chan...“ucap Seungwoo tersenyum kikuk saat melihat Byungchan berdiri dibelakang Dongpyo. Rambut Seungwoo tidak kalah berantakannya dengan Wooseok, bedanya Seungwoo hanya memakai celananya saja karena kemejanya digunakan Wooseok.
“Maaf ya, Chan?“ucap Wooseok setelah sarapan dan Byungchan tersenyum simpul.
“Hm... Kenapa minta maaf? Dia kan suami kamu!!“ucap Byungchan yang berusaha menetralkan detak jantungnya.
“Tapi, aku boleh saran? Kalian kalo mau melakukan suatu hal, jangan lupa kunci pintu, ya? Engga enak kalo Dongpyo lihat”ucap Byungchan mengingatkan dan Wooseok mengangguk malu.
.
“Gamau! Om Chan. jangan pulang ya? Nginep disini aja lagiiii”ucap Dongpyo menangis sejadi-jadinya saat Byungchan memutuskan keluar dari rumah tersebut.
“Dongpyo, sayang.... Apartment Om Chan cuma beda beberapa lantai sama rumah Dongpyo ini, loh! Kalo Dongpyo kangen, boleh kok main kerumah On Chan, ya?“ucap Byungchan yang mencoba menenangkan Dongpyo.
“Kalo Om bobo disini terus, kasian Papa sama Daddy kan bobonya kesemptian karena ada, Pyo!“ucap Byungchan tertawa.
“Engga boleh! Kalo Papa sama Daddy kesempitan, yaudah aku bobo sam Om Chan, aja ya?“ucap Dongpyo terisak tetapi Byungchan menggeleng.
“Hm... Gimana kalo kita buat perjanjian? Om Chan bakalan ada dirumah Pyo pas Pyo bangun terus Om Chan juga antar jemput Pyo sekolah, gimana?“Dongpyo yang masih terisak sedikit memikirkan perkataan Byungchan tersebut sebelum mengangguk.
“Pap, aku boleh ikut kerumah Om Chan dulu? Sebelum makan malem, aku pulang?“ucap Dongpyo dan Wooseok mengangguk lemah.
Byungchan pun menggendong Dongpyo ke apartmentnya yang baru yang selisihnya hanya tiga lantai dari unit Seungwoo tersebut. Setelah hari dimana ia melihat Seungwoo dan Wooseok berciuman, saat itu juga Byungchan sadar bahwa posisinya benar sudah digantikan dan ia tidak bisa dengan mudah mengambil posisi yang telah Wooseok isi untuk saat ini.
.
Seungwoo memijat pelipisnya yang terasa tegang beberapa hari tersebut. Tidak dapat dipungkiri jika Seungwoo teramat senang dengan kembali Byungchan di dalam kehidupannya tetapi Seungwoo lupa jika ada Wooseok, orang yang hatinya harus ia jaga.
Wooseok, lelaki yang bahkan kurang tidur karena menjaga Dongpyo pasca kecelakaan hari itu. Wooseok, lelaki yang dengan senang hati membawa Dongpyo pergi ke taman bermain setiap minggu. Wooseok, lelaki yang kembali mewarnai harinya yang sempat terasa gelap.
“Mas, boleh aku masuk?“Seungwoo menatap pintu kerjanya yang tertutup sebelum mempersilahkan Wooseok untuk masuk.
“Aku iat ke kamar, kamu belum tidur. Ini udah jam dua loh mas, kamu ada pikiran?“tanya Wooseok yang datang dengan satu cangkir teh hangat di tangannya. Seungwoo menggeleng.
“Engga kok. Tadi aku udah sempat tidur sejam, terus baru ingat tadi ada kasus baru di rumah sakit, jadi aku coba cari-cari lietraturnya disini”ucap Seungwoo tersenyum.
“Kamu gabisa bohongin aku mas, kenapa? Karena Byungchan? Dongpyo nginep lagi disana?“tanya Wooseok dan Seungwoo mengangguk. Wooseok terdiam, berdiri di depan Seungwoo, disebrang meja kerja Seungwoo.
“Sini, sayang...“ucap Seungwoo pelan. Wooseok menatap Seungwoo, entah kenapa matanya berkaca. Panggilan yang bahkan jarang Wooseok dengar belakangan ini.
“Kok malah bengong? Sini, aku mau peluk kamu...“ucap Seungwoo lagi dan Wooseok pun berjalan ke arah Seungwoo dengan jantung berdebar cepat.
Seungwoo menarik tangan Wooseok pelan dan membawa Wooseok diatas pangkuannya. Wooseok mengalungkan tangannya di leher Seungwoo sambil sesekali mengusap rambut Seungwoo sedangkan Seungwoo menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Wooseok menghirup dalam-dalam aroma manis dari tubuh Wooseok.
“Mas, aku ga apa-apa.... Beneran”ucap Wooseok tiba-tiba membuat Seungwoo menatap Wooseok bingung.
“Aku ga apa-apa, kalo Dongpyo udah bisa terima Byungchan dan aku juga ga apa-apa kalo kalian bareng-bareng lagi”ucap Wooseok lagi sambil tersenyum.
Seungwoo merasa jahat, jahat terhadap Wooseok, Byungchan maupun Dongpyo. Jahat karena dirinya sendiri tidak bisa memilih apa yang ia mau. Jikapun dia bisa memilih, Seungwoo yakin pasti ia menyakiti seseorang.
Seungwoo menarik nafasnya panjang, sebelum membawa Wooseok dalam lumatan kasar. Malam itu, di dalam ruangan kerja Seungwoo yang terdengar hanya desahan halus Wooseok dan erangan kasar Seungwoo. Sesekali juga terdengar suara kulit beradu dan dencitan meja dimana Wooseok dan Seungwoo berbagi peluh malam itu.
.
“Daddy!!! Papa!!! Om Chan sakittt”Seungwoo membuka matanya dengan susah payah, disebelahnya Wooseok masih tertidur pulas dalam dekapannya. Seungwoo bergerak pelan dan menggunakan jubah tidurnya sebelum menghampiri Dongpyo yang lagi-lagi semalam menginap dirumah Byungchan.
“Sssttt... Sayang, kenapa teriak-teriak hm?“tanya Seungwoo.
“Om Chan sakit, Dad! Badannya dingin terus Pyo liat semalem Om Chan pas om chan batuk itu ada darahnya”ucap Dongpyo dengan gelagat panik khas anak kecil.
Seungwoo tercekat. Ia bahkan lupa jika hari itu merupakan hari keempat puluh Byungchan kembali diantara mereka dan sisa waktu Byungchan hanya tinggal sembilan hari saja.
“Ayok kerumah Om Chan”ucap Seungwoo yang dengan segera menggendong Dongpyo dan berlari ke apartment milik Byungchan. Tubuh Seungwoo menegang saat melihat Byungchan tidak sadarkan diri terbaring dilantai dengan bercak darah di baju serta lantai.
Seungwoo dengan segera menggendong Byungchan, melupakan pakaian yang ia kenakan saat itu. Seungwoo juga memperitahkan anak semata wayangnya untuk memberitahukan hal tersebut kepada Wooseok selama dirinya membawa Byungchan ke rumah sakit.
“Om chan kenapa tidur terus, Pa? Capek ya main sama, Pyo?“ucap Dongpyo saat menjenguk Byungchan bersama Wooseok. Wooseok tersenyum dan mengusak puncak kepada Dongpyo.
“Iya! Om Chan capek, jadi Om Chan mau tidur sebentar dulu ya? Biar bisa main sama Pyo lagi”ucap Wooseok dan Dongpyo mengangguk lemah.
A few days ago...
“Emang Chan suka ngambek sama Daddy?”
“Iya!! Soalnya Daddy suka rebut Papa dari Pyo!! Pyo gasuka kalo Daddy rebut Papa dari Pyo”
“Oh, Pyo sayang sama Papa?”
“Sayang banget, Om! Sayangggg bangetttt!! Waktu itu Papa perna marah sama Pyo dan bilang mau tinggalin Pyo berdua aja sama Daddy terus Pyo nangis karena ga mau ditinggal sama Papa... Pyo, juga janji ga akan jadi anak nakal lagi dan Pyo doa semoga Papa ga akan pernah tinggalin Pyo sama Daddy lagi“
Tubuh Byungchan menengang. Dongpyo mengatakan hal dari dalam lubuk hatinya. Bagaimana Dongpyo sangat menyayangi Wooseok dan tidak mau ditinggalkan Wooseok. Tanpa Byungchan sadari, air mata Byungchan menetes setelah mendengar perkataan Dongpyo malam itu.
“Om chan, kenapa? Kok nangis?”
“Eh? Aduh mata om chan perih! Kayanya Om Chan udah ngantuk nih, tidur yuk?”
Back to present time...
Seungwoo terbangun di tengah malam pada hari ketiga Byungchan dirawat. Sudah tiga hari juga Byungchan belum menunjukan tanda apapun. Seungwoo sesekali menghela nafas panjang, menatap Byungchan yang lemah diatas tempat tidur tersebut.
“Mas, ga tidur?“Seungwoo terkejut saat melihat Wooseok masuk ke dalam ruang perawatan Byungchan.
“Sayang, kamu disini? Kenapa ga pulang sama mama?“tanya Seungwoo cemas dan Wooseok menggeleng.
“Aku mau nemenin kamu disini, tadi Dongpyo udah aku titipin juga ke mama”ucap Wooseok tersenyum.
“Mau kopi?“tanya Wooseok dan Seungwoo mengangguk sebelum keduanya berjalan keluar dari kamar rawat tersebut.
“Semalem Dongpyo cerita, katanya dia ketemu Byungchan di dalem mimpinya”ucap Wooseok sambil sesekli menyeruput minuman hangat ditangannya.
“Dia bilang di mimpi dia Byungchan bercahaya, terus senyum tanpa bilang apapun. Terus Dongpyo bilang, Byungchan tiba-tiba pergi ninggalin dia. Dongpyo bilang, dia udah nangis dan teriak manggil Byungchan tapi Byungchan sama sekali ga dengerin Dongpyo bahkan Dongpyo bilang juga dia beberapa kali sampai jatoh karena ngejar Byungchan....“suara Wooseok bergetar hebat.
“Mas, Byungchan bakalan baik-baik aja kan? Byungchan bakalan bisa main sama Pyo lagi kan mas?“tanya Wooseok terisak dan Seungwoo hanya dapat membawa suaminya masuk ke dalam pelukannya.
.
“Ka Seungwoo! Makasih buat empat puluh sembilan hari walaupun masih kurang sedikit hehe Makasih sudah kembali membuka kedua tangan Ka Seungwoo dan terima aku kembali. Maaf jika empat puluh sembilan hari ini aku mengacaukan semuanya, terutaman hubungan Ka Seungwoo dan Wooseok! Dongpyo sempat cerita ke aku, katanya Dongpyo gamau kehilangan papanya!! hehe Bahkan Dongpyo bilang, dia akan jadi anak yang baik dan ga akan nakal, selama dia bisa hidup selamanya barenga Papanya. Dongpyo sayang banget sama Wooseok, ka!!! Sejak hari itu, aku tau kesempatan aku tidak akan ada lagi. Tapi setidaknya aku bisa sedikit bernafas lega, karena ada orang sebagai Wooseok yang membesarkan anak aku dengan semua cinta kasihnya. Ka Seungwoo, maaf untuk kehilangan kedua kalinya. Tapi aku harap kehilangan kedua kalinya ga buat kamu terlarut dalam kesedihan ya ka? Ingat ada Dongpyo dan Wooseok yang butuh perhatian kamu. Aku tau kamu selalu sayang sama aku kok, ka! Karena aku juga selalu sayang sama kamu. Tolong sayangi Wooseok dan Dongpyo ya, ka! Kalo bisa, tolong berikan satu adik baru untuk Dongpyo agar dia tidak kesepian hehe Aku pergi ya ka? Janji jangan sedih, oke? Aku sayang kamu :)”
Seungwoo menemukan surat itu beberapa hari setelah pemakanam Byungchan saat membersihkan apartment milik Byungchan. Seungwoo kembali menangis atas kehilangan kedua kalinya.
.
“Ka Wooseok!! Terimakasih untuk semua hal yang bahkan ga bisa aku ungkapkan satu persatu. Terimakasih udah selalu ada disamping Ka Seungwoo saat di posisi terendahnya. Terimakasih untuk cinta kasih yang ka wooseok berikan ke Ka Seungwoo maupun Dongpyo!! Ka Wooseok harus selalu inget kalo Dongpyo sayang sama Ka Wooseok, karena Dongpyo sayang banget sama papahnya hehe Terimakasih sekali lagi ya ka? Aku tau kamu orang terbaik yang bisa berada di samping Ka Seungwoo dan Dongpyo. Terimakasih ka!! :)”
Seungwoo menarik Wooseok dalam dekapannya setelah Wooseok selesai membaca surat dari Byungchan yang entah kapan ditulisnya. Wooseok terisak di dalam dekapan Seungwoo malam itu hingga ia tertidur pulas.
.
“Dongpyo sayang, Om Chan pergi ya? Makasih udah mau jadi temen Om Chan selama ini hehe”
“Om Chan mau kemana?”
“Ke tempat yang jauh!!”
“Pyo, ga boleh ikut!!”
“Engga boleh! Kalo Pyo ikut Om Chan pergi, nanti Papa sama Daddy sedih”
“Om chan, janji ya main-main ke dalam mimpi Pyo lagi kalo Pyo kangen?”
“iya pasti! Om Chan boleh minta tolong sama Pyo ga?”
“Apa om?”
“Pyo minta adik ke Papa dan Daddy ya? Biar Pyo gamain sendirian lagi, oke!!”
Dongpyo mengangguk setuju sebelum melambaikan tangannya kearah Byungchan yang berjalan menjauhi dirinya. Tetapi kali ini Dongpyo diam ditempat, tidak seperti cerita Wooseok sebelumnya dimana Dongpyo mengejar Byungchan hingga harus jatuh berulang kali. Kali ini Dongpyo tersenyum dan melambaikan tangannya, karena sesuai perkataan Byungchan bahwa Papa dan Daddy-nya akan sedih jika Dongpyo ikut bersama Byungchan.
fin.
KAPILA