Han.


Banyak orang mengatakan, darah lebih kental daripada air. Hal itu benar adanya. Hubungan darah baik itu keluarga maupun saduara akan lebih kental dari apapun. Seungwoo mungkin hanya tau jika papahnya adalah seorang yang tegas dan seseorang yang sangat menjaganya bahkan ketika umurnya sudah menginjak usia dewasa. Tapi Seungwoo tidak tau jika papahnya mengetahui apa yang Seungwoo tidak ketahui.

“Anak kamu engga cerita apapun?”

Sore itu setelah pulang dari perjalanan dinasnya, Tn. Han bercengkrama ringan dengan sang istri. Perbincangan sederhana dan ringan di sebuah balkon milik keluraga Han. Nyonya Han menggeleng sambil melihat ke arah suaminya.

“Kamu jangan terlalu tegas sama Seungwoo... Setiap dia bawa Byungchan kesini, kamu selalu tanya yang macam-macam...”ucap sang istri lagi.

Tuan Han tertawa renyah, tawanya persis tawa Seungwoo. Sesekali tuan han menyesap kopi hitam dalam cangkir di gengamannya. Fikirannya sesekali berkelana jauh sekali.

“Papah cuma mau Seungwoo jujur. Papah engga mau kalo Seungwoo harus selalu kita setir atau suruh ini itu. Kamu ingat masalah unit apartment?”Nyonya Han mengangguk.

“Papah bahkan sudah siapkan beberapa unit jika Seungwoo memang minta, tapi apa? Tetap harus papah yang menawarkan kan?”

“Papah tidak bodoh... Papah tau Byungchan siapa. Papah juga pernah muda...”

Perbincangan kedua orang tua tersebut harus terputus ketika Seungwoo datang menghampiri mereka bersama Byungchan yang mengekor di belakangnya.

“Pah... Mah... Aku mau antar Byungchan dulu ya?”

“Sudah besar kok masih diantar?”

“Pah... Biarin aja...”

“Ka... Kan aku udah bilang, engga usah dianterin! Aku pulang sendiri aja, nanti kemaleman kamu baliknya”

Byungchan berbicara terlampau pelan, berharap ucapannya tidak di dengar kedua orang tua kekasihnya.

“Engga apa-apa! Biar Senu antar Byungcah pulang aja”

Nyonya Han melirik ke arah suaminya yang hanya fokus dengan halaman kecil di hadapannya. Nyonya Seungwoo pun menggeleng pelan sebelum mengantarkan Seungwoo serta Byungchan ke pintu utama.


“Kalo Seungwoo tiba-tiba akhirnya ngaku kalo Byungchan pacarnya, gimana pah?”

Malam itu, di dalam kamar pribadi Tn. & Ny. Han kembali berbagi cerita. Cerita yang mereka bagi tidak lain dan tidak bukan adalah cerita mengenai anak semata wayang mereka.

“Papah pukul? Atau usir dari rumah?”

“Loh?!?!”

“Aku usir dari rumah setelah anak kamu nikahin Byungchan! Enak banget ya, udah bawa anak orang kesana kemari tanpa dikenalin statusnya ke papah!!”

Nyonya akhirnya dapat bernafas lega karena suaminya gurauan suaminya itu.

“Senu sekarang lebih sering pulang ke unit dibanding ke rumah”

Setelah hening beberapa saat, Nyonya Han kembali berbagi kisah bersama suaminya.

“Iya lah! Kalo disini nanti kamu ganggu mah!! Lagi enak kok malah di ganggu!!”

“Ih papah!!! Apaan sih? Yeee ngomongnya sembarangan!!!”

“Papah bener loh? Lagi enak main PS, udah mau GOL eh kamu panggil jadinya melenceng, engga masuk deh! Pasti sebel deh Senu”

Tuan Han tertawa terbahak. Lagi, gurauan khas orang tua kembali ia lontarkan dan cukup membuat kesal sang istri.


“Emang Senu sama teman-temannya itu Pecinta Mobil? Kok mobil Senu itu-itu aja? Kalo pecinta mobil bukannya suka koleksi berbagai jenis mobil ya pah?”

Setelah makan siang, kedua orang tua tersebut memutuskan kembali ke kamar untuk beristirahat.

“Hm... Itu anakmu kan alesannya emang berbagai macam biar papah engga marah. Sebenarnya, papah engga akan marah kalo apa yang dilakuin dia itu positif”

“Pas bawa temannya enam orang itu, papah tanya mereka siapa dan Senu bilang mereka sesama pecinta mobi. Awalnya papah percaya karena sebagian besar dari mereka mengendarai mobil, tapi semakin lama papah sadar...”

*“Terus papah marah?”

*“Kamu tau?”

Nyonya Han mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan suaminya.

“Senu sama mama kan udah dari kecil, Jaebum sama Namjoon juga mamah kenal. Engga perlu alasan Pecinta mobil juga mama udah tau”

“Pah... Mah... Senu sama temen-temen pergi lagi ya!!!”

Mendengar suara sang anak. Tuan dan Nyonya Han memutuskan keluar kamar dan mendapati wajah anaknya yang panik.

“Mau kemana? Kenapa kamu panik begitu?”

“Hm... Gini om...”

“Aku mau jemput Byungchan”

JB, RM dan seungsik menoleh bersamaan ketika Seungwoo mengatakan maksudnya.

“Byungchan emang darimana? Kenapa kalian harus jemput rame-rame?”

“Om... Jadi....”

Untuk kesekian kalinya, ucapan Jaebum mendapatkan intrupsi.

“Pah... Please? Senu janji, malam ini Senu pulang ke rumah dan engga ke unit. Izinin Senu pergi ya Pah, please....”

Nyonya Han merangkul lengan suaminya dan memberikan tanda agar suaminya mengizinkan anaknya pergi.

“Janji malam ini pulang ke rumah”

Seungwoo mengangguk sebelum mengambil langkah seribu keluar rumah bersama ketiga orang temannya.

(xposhie)