Hiraeth.
Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Jinhyuk menyalakan pemantik yang ia genggam sejak tadi. Perayaan ulang tahunnya masih berlangsung di dalam sebuah bar ternama di kota tersebut, tetapi karena terlalu bising, akhirnya Jinhyuk memutuskan untuk berjalan keluar mencari udara segar.
Jinhyuk memainkan ponselnya, mencoba menghapus sepi. Jarinya terus bergulir menampilkan begitu banyaknya ucapan selamat serta doa yang diucapkan orang-orang yang mengenalnya, tetapi Jinhyuk masih setia menunggu ucapan dari satu orang yang ia tunggu hingga saat ini.
“Katanya ada yang baru tidur jam 12 demi jadi pengucap yang pertama nih?”
“Biasa tidur jam sepuluh, ini di bela-belain tidur jam 12 demi jadi pengucap yang pertama?”
Waktu itu, Jinhyuk hanya tersenyum mendengar perkataan teman-temannya. Sesekali ia melirik ke seseorang yang beberapa kali terlihat menguap dan meletakan kepalanya diatas lipatan tangannya yang berada diatas meja.
“Ngantuk?”
Jinhyuk bertanya dengan lembut. Orang tersebut tersenyum sambil menggeleng walaupun matanya sudah berair menahan kantuk. Jam masih menunjukan pukul tujuh malam waktu itu tetapi rasa kantuk yang dirasakan orang tersebut sudah seperti tengah malam.
“Habis aku tiup lilin kita pulang aja ya?”Jinhyuk menawarkan diri tetapi orang tersebut menggeleng dan menolak.
“Ini kan ulang tahun kamu, Hyuk! Masa kamu pulang duluan? Aku ga ngantuk kok beneran deh!!”ucap orang tersebut lagi sambil mengeluarkan senyum terbaiknya.
“Yaudah kamu merem aja disitu dulu, nanti kalo udah kumpul semua aku bangunin kamu”ucap Jinhyuk lagi.
“Ngapain bangunin? Aku ga akan ketiduran kok! Lagian aku kan ga ngantuk”Jinhyuk tertawa melihat bagaimana lelaki kecil dihadapannya ini mengatakan hal yang sebaliknya terjadi saat ini.
“Iya aku percya iyaaa”ucap Jinhyuk mengusak puncak kepala lelaki mungil tersebut.
“Wooseok.... Bangun yuk, pulang...”
Pelan, Jinhyuk membangunkan Wooseok yang akhirnya benar-benar tertidur saat menunggu teman-teman Jinhyuk lainnya. Wooseok yang terkejut pun bangun dan melihat keselilingnya, kosong, sepi.
“Masih belum pada dateng? Atau gimana? Kamu janjian jam berapa emang sama mereka sih?”
Wooseok meracau membuat Jinhyuk tertawa. Jinhyuk pun memperlihatkan ponselnya. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam lebih tiga puluh menit dna teman-temannya sudah pulang lima belas menit yang lalu.
“Jinhyuk... Aku ketiduran? Maaf ya.... Kenapa kamu engga banguni aku? Trus tadi gimana acaranya? Jinhyuk maaf....”
Wooseok menunduk, merasa bersalah. Wooseok memang berhadil menjadi orang pertama yang mengucapkan ulang tahun kepada Wooseok, tetapi Wooseok tertidur ketika pesta ulang tahun Jinhyuk sedang berlangsung. Wooseok merasa bodoh.
“Udah engga apa-apa! Kita pulang aja ya? Kita rayain di tempat kita aja berdua, gimana?”
Jinhyuk berusaha kembali membangun rasa percaya diri Wooseok. Wooseok menatap Jinhyuk dengan kedua mata yang mulai basah, ujung bibirnya juga tajam menurun. Wooseok menahan tangis.
“Sayang... Engga apa-apa! Kamu udah jadi orang pertama yang ngucapin ulang tahun ke aku, loh! Kamu spesial lebih dari siapapun!”
Jinhyuk memeluk Wooseok dan mengusap punggung lelaki yang kini mulai terisak dalam pelukannya. Wooseok merapalkan pemrintaan maaf berulang kali.
“Kamu belum kasih kado aku loh! Mana kado aku?”
Jinhyuk jahil. Wooseok beberapa kali memukul dada dan punggung Jinhyuk karena ulah kekasih tersayangnya tersebut. Wooseok pun melepaskan pelukannya dan memberikan sebuah kotak berukuran kecil kepada Jinhyuk.
Jinhyuk membuka kotak tersebut dengan tersenyum, tetapi senyumnya luntur ketika melihat isi kotak tersebut. Jinhyuk pun menatap Wooseok yang wajahnya sudah bersemu merah. Jinhyuk yang jahil kembali meledek Wooseok.
“Hm... Banyak banget nih? Sekali pake atau gimana nih?”
Wooseok membelalakan matanya menatap Jinhyuk yang kemudian tertawa dan kembali memeluk Wooseok.
“Satu dulu aja... Dua tapi boleh deh...”ucap Wooseok terlampau pelan.
Akhirnya Jinhyuk dan Wooseok kembali ke tempat mereka. Jinhyuk dan Wooseok pulang demi dapat mempergunakan hadiah Wooseok tersebut.
Jinhyuk memubuang puntung rokok keduanya sambil sesekali mengusap hidungnya yang berair, entah karena dingin atau karena menahan tangis karena mengingat seseorang yang ucapan ulang tahunnya masih ia tunggu sampai saat ini.
Beberapa tahun lalu, Wooseok jadi orang pertama yang mengucapkan ulang tahun dan mendoakan Jinhyuk tetapi tidak tahun ini karena Jinhyuk masih belum menerima pesan dari Wooseok walaupun hari akan segera berganti. Jinhyuk tersenyum getir, mengingat bagaimana waktu cepat sekali berputar dan meninggalkan semua kenangan yang pernah terjadi dimasa lampau.
Satu pesan singkat membuat Jinhyuk harus kembali ke dalam bar. Acaranya harus tetap berlangsung. Jinhyk pun menarik nafas panjang menetralkan nafasnya. Ponselnya kembali ia masukan ke dalam saku celananya. Jinhyuk tidak menyadari jika bersamaan dengan itu, satu pesan masuk ke dalam ponselnya.
[Wooseok; Jinhyuk selamat ulang tahun!!]
Pesan yang dikirimkan pada tanggal 8 Juni 2020 puku; 11:51 PM atau 9 menit sebelum hari berganti.
[Hiraeth; Perasaan rindu terhadap rumah yang tidak dapat dikunjungi]
(xposhie)