Hujan.

tw: handjob, blowjob, deepthroat, fingering, nipple playing.


Sejin keluar dari sebuah kamar dengan menggunakan sebuah kaos kebesaran yang berhasil menutupi setengah paha kecilnya. Seungju menoleh dan tersenyum sebelum berjalan kearah Sejin dan memberikannya segelas teh hangat.

“Minum dulu. Nanti gue anterin balik, kalo hujannya udah reda”ucap Seungju santai sambil duduk di sofa panjang miliknya.

Mundur ke beberapa jam yang lalu saat kota tiba-tiba diguyur hujan yang deras saat sore hari. Seungju dan Sejin yang sedang menunggu bis dipinggir jalan pun harus berlari menyelamatkan diri mereka dari guyuran hujan tersebut.

“Ke tempat gue dulu deh. Kalo hujan kayak gini pasti macet, bis datengnya juga pasti telat. Lo bakalan basah kuyup banget kalo nunggu bis sampai dateng”Sejin menatap Seungju malas sambil menarik nafasnya dalam.

“Kita lari ke tempat gue, basahnya sama kayak lo harus nunggu bis sampe dateng. Bedanya, di tempat gue lo bisa ganti baju dulu, kalo di bis lo ga bisa ganti baju bahkan engga bisa duduk karena basah”ucapam Seungju tersebut akhirnya mendapat anggukan setuju dari Sejin.

Kembali ke saat ini, Sejin masih betah berdiri sambil menggengam sebuah cangkir berisikan teh hangat buatan Seungju. Sejin mengarahkan padangannya ke luar jendela apartment milik Seungju dan hujan tidak menunjukan tanda akan berhenti.

“Mau berdiri disitu aja? Hujannya engga bakalan berenti kalo lo liatin kayak gitu”Sejin menatap Seungju malas dan menghembuskan nafasnya kasar.

“Hhhhh.... Kalo engga gara-gara lo tadi minta makan ramen yang rame itu, pasti sekarang gue udah dikamar”ucap Sejin sambil duduk disebelah Seungju.

“Oh? Jadi engga ikhlas nih nemenin gue? Nyesel nemenin gue?“ucap Seungju yang sesekali menyenggol lengan Sejin hingga membuat teh dalam cangkir yang dipegang Sejin tumpah ke paha Sejin yang tidak tertutup apapun.

“Ahhh!! Panas!!“Ucap Sejin yang dengan cepat meletakan cangkir panas di meja dan berusaha mengeringkan air yang tumpah di pahanya. Seungju yang juga panik karena teriakan sahabatnya itu ikut mengeringkan air yang tumpah di paha Sejin dengan tangannya.

Pergerakan terburu-buru Sejin dan Seungju, membuat kaos yang Sejin gunakan tersingkap dan membuat pakaian dalam yang Sejin gunakan terlihat. Pergerakan Sejin dan Seungju awalnya terburu-buru tersebut berhenti seketika. Sejin tidak mengganti pakaian dalamnya yang basah sehingga membuat kejantanannya terlihat jelas dari luar pakaian dalam berwarna putih yang ia kenakan.

Sejin yang sadar segera menarik kaos yang ia kenakan agar kembali menutup pahanya. Sejin dan Seungju terdiam, cukup lama. Suasana yang awalnya dingin karena hujan diluar, seketika menghangat dan membuat kedua orang dewasa tersebut salah tingkah.

“Sejin....“Setelah keduanya terdiam lama, akhirnya Seungju membuka suara dan membuat Sejin menolehkan wajahnya kearah Seungju. Detik berikutnya yang Sejin ketahui ialah ia dapat merasakan deru nafas Seungju yang terburu-buru tepat di wajahnya.

Sejin tidak berani membuka matanya saat ia merasakan bibir Seungju sudah mendarat halus di belah bibirnya, bahkan Sejin maish tidak berani membuka matanya kala tangan Seungju tanpa izin mengusap paha dalam Sejin.

“Nghhhh....“Sejin mendesah karena sensasi geli dan menggelitik yang dihasilkan oleh jari tangan Seungju di pahanya. Usapan tersebut telampau halus, sesekali tubuh Sejin tersentak karena sensasi yang tidak bisa ia jelaskan. Seungju harus menahan tengkuk Sejin dengan tangannya yang lain agar penyatuan bibir mereka tidak terlepas barang sedetikpun.

Sejin menarik dan mencengkram erat kaos yang digunakan Seungju kala tangan Seungju mulai merambat naik dan masuk menyentuh pakaian dalamnya yang basah. Jari jemari kaki Sejin menekuk, menahan desahan yang siap kapanpun akan keluar.

Keduanya hampir kehabisan pasokan oksigen, membuat Sejin maupun Seungju melepas tautan bibir mereka. Nafas keduanya menderu, tatapan keduanya sayu dan wajah keduanya memerah karena nafsu. Sejin dan Seungju adu tatap sebelum Seungju mengangkat tubuh kecil Sejin masuk dalam gendongannya dan membuat Sejin melingkarnya kakinya di pinggang Seungju.

“You don't need this one”

Seungju menarik kaos Sejin, melepaskannya dan melempar ke sembarang arah sebelum kembali beradu pangut dengan lelaki mungil dalam dekapannya kali ini. Tangan Sejin sesekali menjambak rambut Seungju, membuat Seungju semakin terlihat berantakan dan menggoda disaat yang bersamaan.

“Kamu juga ga perlu ini”Sejin merengek, mencoba membuka kaos Seungju dan membuat Seungju tertawa dalam ciuman tersebut. Seungju membuka kaosnya dan melemparnya tepat ketika ia menutup pintu kamar pribadinya.

Seungju meletakan Sejin pelan di atas kasurnya. Tatapan Sejin sayu, nafasnya berderu cepat dan wajahnya semakin memerah, membuat Seungju ingin segera menghacurkan Sejin saat itu juga. Sejin mengernyitkan keningnya bingung saat Seungju berjalan menjauhi kasur. Tetapi Sejin tidak dapat menyembunyikan senyumnya saat melihat Seungju berbalik dengan dua buah benda yang sangat ia ketahui fungsinya.

“I'll help you!”

Sejin bangkit dari posisi berbaringnya saat melihat Seungju melonggarkan ikatan celana training yang ia gunakan. Seungju tersenyum melihat betapa excited nya Sejin saat ini. Seungju melihat setiap gerakan yang sengaja dibuat lambat oleh Sejin.

“Can I?”

Seungju menundukan kepalanya dan melihat lelaki kecil tadi sudah menatapnya dengan tatapan merayu. Bak anak kecil meminta izin orang tuanya untuk dapat menikmati lollipop kesukaannya. Seungju tersenyum sebelum mengangguk dan detik berikutnya Seungju mengangkat wajahnya menatap langit-langit saat merasakan pijatan tangan sejin pada penisnya yang semakin menegak.

Seungju mengepalkan tangannya membuat kukunya memutih. Dirinya cukup tau diri untuk tidak menjambak dan menyakiti Sejin. Tetapi pertahanan Seungju runtuh kala Sejin mengubah kerja tangannya menjadi mulutnya.

“Arghhh....“Seungju berteriak saat basah menyapa kejantanannya. Tangan yang semula terkepal, berubah posisi menjadi berada di sela-sela rambut Sejin.

Sejin semakin mempercepat kinerja mulutnya, kala penis Seungju ia rasa semakin membesar. Seungju bahkan sesekali menahan laju kepala Sejin, membuat Sejin tersedak.

“Nghhh.... Ahhhh....“Sejin melepaskan penis besar Seungju dan mengocoknya kembali dengan tangannya, membuat cairan putih milik Seungju mengotori tangan, serta sebagian perutnya.

Seungju mengusak gemas puncak kepala Sejin membuat Sejin menengadahkan kepalanya dan tersenyum kearah Seungju. Mereka berdua saling tatap sebelum kembali saling melumay bibir satu sama lain.

Seungju mendorong tubuh Sejin hingga Sejin kembali berbaring di kasurnya. Sejin masih menggunakan pakaian dalamnya yang basah karena hujan serta cairan precum miliknya.

Tangan Sejin melingkar nyaman di leher Seungju sambil sesekali menarik rambut Seungju. Sedangkan tangan Seungju mulai meraba paha bagian dalam Sejin seperti sebelumnya hingga kearah penis Sejin yang masih tertutup pakaian dalamnya.

JEDEERRRR

Sejin dan Seungju terkejut saat tiba-tiba petir berbunyi. Mereka menoleh bersamaan kearah jendela dan tertawa bersamaan.

“Kamu emang engga boleh pulang sama semesta! Tuh Hujannya semakin gede”ucap Seungju menatap Sejin yang berada dibawah kungkungannya.

“Nghh... Siapa juga yang mau pulang?“Sejin menahan desahannya karena tangan Seungju masih menari disekitar paha dalamnya.

“Tadi yang nyalahin aku karena makan dulu siapa ya?“Seungju tertawa meledek Sejin dan membuat Sejin mengerucutkan bibirnya gemas.

“Nghhhh.... Cepethhhh....“Sejin menghentakan penisnya bersentuhan secara tidak langsung dengan penis Seungju dan berhasil membuat Seungju mengerang.

Seungju menarik pelan tangan Sejin yang masih melingkar di lehernya dan menahannya diatas kepala Sejin dengan tangan kirinya, sedang tangan kanannya membuka lapisan terakhir yang menutupi penis Sejin.

Seungju lalu meludahi tangan kanannya untuk memberikan penetrasi pada penis Sejin dan membuat Sejin mendesah hebat dengan punggung yang ia lengkungkan.

“Shhh.... Sabar...“ucap Seungju menatap Sejin lekat.

Kedua tangan Sejin masih ditahan diatas kepalanya, membuat Sejin susah melampiaskan nikmat yang diberikan Seungju pada penisnya.

“Ahhh.... Tangan gue, pleaaase....“Sejin menatap Seungju sayu, meminta izin agar Seungju melepaskan tangannya.

Seungju pun melepaskan tangan kirinya yang semula menahan kedua tangan Sejin. Seungju juga berpindah posisi menjadi duduk dihadapan Sejin yang berbarik dengan kaki terbuka lebar. Tangan kanan Seungju masih mengocok penis Sejin, membuat Sejin mengerang nikmat.

“Nghhhh.... Stopphhh.... Mau kamu... Ajahhh...“Sejin berusaha menghentikan laju tangan Seungju karena ia berharap agar Seungju dapat segera menghancurkan dirinya.

Seungju pun berhenti, sesuai dengan perintah Sejin. Dada Sejin naik turun, mencoba mengambil pasokan oksigen sebanyak-banyaknya. Seungju lalu mengambil botol lubricant dan menuangkannya pada jari jemarinya.

“Akhhhh.....“Sejin terkejut kala jari pertama Seungju masih tanpa izin ke lubang anusnya dan membuat Sejin merapatkan kakinya.

“Shhh... Maaf.... Sakit?“tanya Seungju lembut dan Sejin menggeleng.

“Nghhh.... Kagethhh...“ucap Sejin yang perlahan membuka kembali kakinya, memberikan akses untuk jari Seungju di dalam lubangnya.

Seungju bekerja maksimal. Jari tangan kanannya ia gunakan untuk masuk dan mempersiapkan lubang Sejin sedangkan tangan kirinya ia gunakan mengusap lembut perut hingga ke bagian dada Sejin.

“Nghhh....“Sejin kembali mendesah saat mendapat servis pada lubang serta salah satu noktah di dadanya.

Sejin menahan gerak jari Seungju pada noktah di dadanya dan menggenggam tangan kiri Seungju. Seungju tersenyum dan mengikis jaraknya dengan Sejin hanya untuk kembali melumat bibir Sejin.

Setidaknya tiga jari Seungju sudah menginvansi lubang anal Sejin membuat Sejin kembali melengkungkan punggungnya. Sejin dan Seungju sudah tidak saling beradu pangut, mulut Sejin sudah berada di noktah Sejin yang belum terjamah. Sejin pun menarik rambut Seungju pelan sambil terus mendesah.

“Nghhh.... Stophhh.... Udahhh... Ahhhh”Sejin menarik wajah Seungju mendekati wajahnya setelahnya ia menarik keluar jari Seungju dari lubang analnya.

Seungju tau jika penetrasi yang ia lakukan sudah lebih dari cukup. Sejin sudah cukup berantakan dan Seungju kembali mengungkung tubuh Sejin dibawahnya setelah memasang kondom pada penisnya.

“Hm?“Seungju berusaha mengalihkan perhatian Sejin sambil sesekali mengusap puncak kepala Sejin. Tangan kanan Seungju berusaha memasukan penisnya ke dalam anal Sejin.

“Nghhhh....“Seungju mengerang ketika penisnya mulai masuk ke dalam lubang hangat milik Sejin.

“Akhhh.....“Sejin mengalungkan lengannya di leher Seungju, mencoba mengalihkan rasa sakitnya.

“Sakit?“tanya Seungju lembut dan Sejin menggeleng.

“Pleaase.... Terusinhhh.... Nghhh...“Seungju menuruti perintah Sejin dan mendorong masuk seluruh penisnya, membuat Seungju mengerang dan Sejin mendesah setelahnya.

Sepuluh detik setelahnya, Sejin menggerakan pinggangnya dan berusaha membuat pergerakan sendiri. Seungju tertawa, karena ia tidak menyangka bahwa Sejin yang memulai pergerakan lebih dahulu.

“Shhh.... Aku aja....“ucap Seungju mengusap pinggang Sejin sensual. Sejin melepaskan tangan yang melingkari leher Seungju agar pergerakan Seungju lebih leluasa.

Seungju merubah posisi yang semula berada diatas Sejin dan kembali duduk dihadapan Sejin. Pergerakan Seungju membuat penis Seungju beberapa kali tepat menyentuh prostat Sejin.

Seungju menarik kaki Sejin lebih mendekat. Kaki panjang Seungju terulur dikanan dan kiri sisi tubuh Sejin. Seungju mulai bergerak, pergerakan pinggangnya statis, tidak lambat dan juga tidak terlalu cepat.

“Nghhh....“Seungju mengerang karena lubang anal Sejin menjepit penis Seungju.

“Akhhh....“Sejin mendesah saat Seungju menarik kembali kakinya dan meletakan salah satu kakinya diatas pundak Seungju.

“Ah.... Akh.... akh...“tubuh Sejin tersentak seiring dorongan yang diberikan oleh Seungju.

Seungju menambah kecepatan gerakan pinggangnya. Tangan kirinya ia gunakan untuk mengocok penis Sejin yang kembali menegang.

“Nghhh..... akhhh.... Mau keluarhhh..... Nghhhh....”

“Bentarhhh.... Nghhh.... Dikithhh lagihhh....”

Pergerakan pinggang Seungju bersamaan dengan kocokan penis Sejin membuat keduanya keluar pada saat yang bersamaan. Tubuh keduanua bergetar saat putih menghampiri.

Seungju merebahkan dirinya tanpa melepas persatuannya dengan Sejin. Ia menetralkan nafasnya. Nafas Seungju belum sepenuhnya kembali, tetapi Sejin bergerak dan duduk diatas tubuh Seungju.

“Nghhh....“Sejin mendesah kala penis Seungju kembali menyentuh titik sensitif.

“Once more?”

Seungju tersenyum mendengar pertanyaan sensual Sejin.

“Pertanyaan dari orang yang nyesel nemenin aku?“Seungju masih setia meledek Sejin, membuatnya kembali merajuk.

“Ahhhhh.... Seungju!!!“Sejin mendesah karena Seungju menggerakan pinggangnya lagi. Posisi seperti ini membuat penis Seungju masuk lebih dalam dari posisi sebelumnya.

Sejin merebahkan dirinya diatas tubuh Seungju, membiarkan Seungju kembali menghancurkan tubuhnya malam itu.

Hujan masih mengguyur kota. Tetapi dingin tidak dirasa oleh dua orang dewasa yang sedang berbagi cinta di kamar tersebut.

(xposhie)