Imunisasi.


“Udah semua dek?“Aku menoleh dan mendapati Mas Seungyoun sudah menjinjing sebuah tas berisi perlengkapan Dodo, seperti susu dan popok. Aku tersenyum sambil berjalan ke arah Mas Seungyoun.

“Harusnya Mas engga usah cuti, aku bisa kok bawa Dodo imusiasi sendirian. Atau aku minta temenin ibu juga bisa”ucapku sambil berjalan ke arah lift yang akan membawa kami ke basement apartment.

“Kan Mas udah jani, mau ngurusin Dodo bareng-bareng. Ini imunisasi pertama Dodo, jadi Babanya Dodo mau nemenin”Mas Seungyoun berucap sambil menahan pintu lift untuk mempersilahkan aku masuk.

Hari ini adalah hari pertama aku dam Mas Seungyoun membawa Dodo imunisasi. Sebelumnya imunisasi Dodo masih dipegang oleh ibu panti, tapi mulai hari ini aku dan Mas Seungyoun yang akan membawa Dodo imunisasi sesuai waktunya.

“Aku duduk belakang boleh mas?“ucapku pelan dan Mas Seungyoun berfikir sejenak.

“Oke! Kali ini as izinin. Tapi kalo Dodo udah agak gedean, kamu harus duduk sama saya lagi di depan!!“ucap Mas Seungyoun pelan dan aku tersenyum.

Mas Seungyoun adalah orang satu-satunya yang akan merajuk jika atensiku selalu terfokus pada anak kami, Cho Dohyon sehingga sesekali ia akan meminta bagiannya untuk diperhatikan, tentunya setelah Dodo tertidur.

“Mas, aku baca di internet. Katanya kalo bayi yang habis imunisasi biasanya demam dan kadang rewel”Mas Seungyoun menoleh sekilas ke belakang dimana aku dan Dodo duduk (Dodo tidur di car seatnya).

“Iya, mas juga kadang dikasih tau temen kantor mas. Katanya mereka sampe ga tidur karena anak mereka rewel habis di imunisasi. Tapi itu wajar kok, dek”ucapan Mas Seungyoun sedikit membuatku lega, setidaknya Mas Seungyoun pasti sudah memiliki pengalaman cerita dari teman-temannya.


Aku duduk dengan masih menggendong Dodo, sedangkan Mas Seungyoun duduk di sebelahku dengan atensinya yang terfokus pada Dodo yang baru saja terbangun.

“Anak Baba hebat! Jangan nangis ya kalo di suntik pak dokter”ucap Mas Seungyoun sambil mencubit pelan pipi Dodo.

“Anak Cho Dohyon”panggilan seorang suster membuatku dan Mas Seungyoun berdiri untuk memasuki ruangan dokter. Setelah pemeriksaan rutin seperti berat badan, tinggi badan serta pengukuran perkembangan lainnya, Dodo ditidurkan di sebuah kasur mini.

“Ayok yang mau megangin Dodo siapa? Biasanya gerakannya agak lincah kalo habis di suntik”aku menoleh ke arah Mas Seungyoun dengan tatapan takut. Aku tidak takut jarum suntik, hanya saja aku tidak tega jika melihat Dodo menangis karena kesakitan.

“Yaudah mas aja...“ucap Mas Seungyoun yang berjalan mendekati kasur mini tersebut. Mas Seungyoun berdiri sesuai arahan dokter dan suster di ruangan tersebut. Mas Seungyoun juga terus mengajak Dodo berbicara untuk mengalihkan perhatiannya.

Tangis Dodo pecah ketika jarum suntik mulai mengenai kulit Dodo. Aku terkejut karena tangisan Dodo benar-benar nyaring dan aku tau pasti itu sangat sakit. Aku memperhatikan Mas Seungyoun yang sigap menggendong Dodo dan menimangnya dengan sesekali mencium Dodo untuk menenangkan.

“Siapa nakal, hm? Nanti Baba sama Bubu cubit ya yang nakalin Dodo! Anak Baba pinter...“ucap Mas Seungyoun yang masih berdiri dan menimang Dodo.

Setelah mendapat penjelasan dokter, aku dan Mas Seungyoun keluar dari ruangan dokter tersebut dengan Mas Seungyoun yang menggendong Dodo dan aku yang membawa tas berisi perlengkapan bayi.

“Aku curiga nih mas... Kamu sebenernya sebelumnya udah punya anak dua ya?“ucapanku membuat tawa lebar Mas seungyoun.

“Hahaha kok kamu bisa sih dek mikir begitu? Saya ini pacaran aja terakhir berapa tahun lalu, gimana punya anak?“ucap Mas Seungyoun dengan sisa tawanya.

“Kamu hebat mas... Bisa nenangin Dodo yang nangisnya kenceng kayak tadi... Aku aja engga bisa...“ucapku lemah.

Mas Seungyoun tiba-tiba menariku dan kami duduk di sebuah kursi di koridor rumah sakit.

“Kita berdua sama, Dek. Saya sama kamu, sama-sama belajar. Engga ada yang lebih hebat...“ucap Mas Seungyoun lagi.

“Di beberapa kesempatan mungkin saya yang lebih berani ambil resiko untuk kamu dan Dodo, tapi pasti di beberapa kesempatan kamu yang akan maju paling depan buat saya sama Dodo, kan?“tanya Mas Seungyoun dan aku mengangguk.

“Dodo kayanya mulai tau kalo yang gendong bukan Bubunya nih, tidurnya mlintir kesana kemari”aku tertawa melihat Mas Seungyoun yang mulai kewalahan menggendong Dodo dan berakhir aku kembali mengambil alih atas Dodo.

“Tuh belum lima menit saya ngomong, disini kamu yang lebih keliatan hebat. Dodo di gendong kamu langsung anteng! Anaknya Bubu nih bukan anak Baba”ucap Mas Seungyoun yang kembali membuatu tertawa kecil.

“Dodo anak Bubu sama Baba kok, Baaa!! Kan Dodo sayang Bubu sama Baba”ucapku dengan menirukan suara anak kecil.

“Kalo Bubu sayang sama Baba juga ga yaaaa?“ucap Mas Seungyoun sambil melirik ke arahku. Aku dapat merasakan wajahku merah dan memanas.

“Mas... buka pintunya, ini Dodo kepanasan buruan”ucapku mengalihkan pembicaraan kami.

xposhie