Isi hati.


Yohan masuk ke dalam rumahnya setelah seharian pergi dan meninggalkan rumah. Tidak lupa dirinya mengambil sebuah barang yang ia ketahui sebagai kirimin Yuvin dan Hyeongjun, senyum Yohan muncul walaupun hanya senyum tipis.

“Apaan itu?“jawab seseorang yang sudah berdiri dibelakang Yohan.

“Hm? Kado dari muridku. Tadi dia kesini, walinya tadi bilang ke aku”ucap Yohan singkat dan orang berada dibelakangnya tersebut mengangguk mengerti.

“Gimana? Packing kamu udah selesai?“Yohan menoleh dan meneliti sekeliling rumahnya dimana terdapat beberapa box besar tersebar. Yohan menggeleng.

“Kita gabisa tinggal disini aja mas? Rumah ini terlalu banyak kenangannya buat aku”ucap Yohan pelan.

“Rumah ini dan kenangannya ga akan hilang, sayang... Tetap akan ada dihati kamu, oke? Nanti kalo kamu kangen rumah ini, kita bisa pulang dan nginep disini beberapa hari. Gimana?“Yohan yang sudah dalam pelukan lelaki tinggi tersebut pun mengangguk.

“Yaudah aku bantuin kamu beres-beres ya sebelum pulang?“ucap lelaki tersebut sambil mengusak puncak kepala Yohan gemas.

“Hm.. Mas Seungwoo mau pulang? Gamau nginep disini aja sama aku? Besok ke rumah sakitnya dari sini ajaaa”ucap Yohan manja yang membuat Seungwoo, dokter yang menjabat sebagai tunangannya tersebut merasa gemas.

“Wah tumben? Kenapa jadi clingy begini?“ucap Seungwoo yang kembali membawa Yohan dalam dekapannya. Yohan hanya terdiam dan melirik bungkusan kado dari Yuvin dan Hyeongjun yang ia letakan asal diatas meja.

Yohan sadar, bahkan sangat sadar jika Yuvin memberikannya perhatian lebih. Banyak pesan masuk dari Yuvin selama lebih dari dua bulan ini yang membuat Yohan dapat merasakan perhatian kecil Yuvin tersebut. Bahkan tidak jarang Yohan tersenyum saat menerima pesan dari Yohan.

Tetapi Yohan sadar, jika rasa nyaman yang muncul dari dalam hatinya tersebut salah. Yohan salah karena dua bulan ini dengan senang hati menerima perhatian Yuvin tanpa tau akibatnya. Tanpa tau bahwa mungkin akan ada hati yang dikemudian hari akan tersakiti.

Yohan sadar dan Yohan mulai menghilangkan rasa nyaman tersebut. Menghilangkan sedikit demi sedikit hingga ia sadar jika Yuvin mungkin sudah mengetahui hal yang sebenarnya. Yuvin yang memberikan perhatiannya lebih kepada Yohan, seorang lelaki yang sudah mempunya kekasih selama lima tahun belakang, seorang dokter bernama Han Seungwoo yang sering dibicarakan oleh Hyeongjun.

“Sayang... Kok bengong? Kamu capek? Istirahat aja yuk?“ucap Seungwoo saat melihat Yohan berhenti dari kegiatannya mengemas barang-barangnya. Yohan menoleh dan tersenyum.

“Istirahat aja ya? Besok kan kamu harus ngajar. Hari hari terakhir kamu jadi guru, jangan sampe kamu sakit!“ucap Seungwoo mengingatkan dan Yohan mengangguk.

“Kok kedengerannya sedih ya mas? Hari hari terakhir aku jadi guru?“ucap Yohan lemas.

“Hm... Gimana? AKu ga pernah maksa kamu untuk berhenti loh... Kamu yang mau berhenti kan?“ucap Seungwoo bingung.

“Iyaaa, aku takut kalo aku terlalu sibuk nanti perhatian aku ke kamu sama aja kayak pas kita pacaran! Alias dikittt banget”ucap Yohan mengerucutkan bibirnya.

“Hahaha jadi alasan kamu itu? Aduh aku jadi seneng deh tiap pulang kerja ada yang nungguin”ucapan Seungwoo membuat wajah Yohan bersemu merah.

Yohan dan keputusan bulatnya meninggalkan pekerjaannya. Awalnya hanya agar ia tidak bertemu dengan Yuvin kembali setelah ia menikah nanti, tetapi ia merasa itu adalah alasan yang kurang tepat jadi ia memilih alasan lain, yaitu demi tidak berkurangnya perhatian dirinya kepada Seungwoo setelah menikah nanti.

“Oh iya! Undangan untuk wali murid kamu gimana? Dikirim atau kamu kasih langsung disekolah?“tubuh Yohan seketika menegang ketika mendengar pertanyaan Seungwoo. Sebuah undangan yang harus ia serahkan ke Yuvin, berat tetapi harus ia lakukan.

“Liat nanti aja deh mas! Kalo aku keburu cuti, mungkin aku titip guru pengganti aja disekolah”ucap Yohan santai dan seungwoo mengangguk mengerti.

(xposhie)