Kancing


Cerita Sebelumnya

“Gue jemput besok pagi! Bilang Yuvin, main aman! Jangan ninggalin bekas trus jangan kasar-kasar soalnya besok lo masih ada schedule“Yohan mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan manager yang sudah seperti teman baiknya. Karena manager pribadi Yohanlah satu-satunya yang mengetahui hubungan Yohan dengan Yuvin, selain Kookheon.

“Udah sana masuk! Engga usah pura-pura gatau passwordnya! Keburu nanti ada yang liat”Yohan menatap tajam managernya sebelum menekan password yang telah ia hafal di luar kepala.

“Inget pesen gue!!!“ucap manager Yohan sekali lagi.

“Iya ih baweeellll!!!“ucap Yohan sebelum menutup pintu sedikit kasar.

“Kok balik lagi? Kelupaan apa—— Oh kamu udah dateng? Aku kira kookheon balik lagi”ucap Yuvin santai.

“Manajer kamu engga ikut masuk?“tanya Yuvin dan Yohan menggeleng sambil duduk di sofa ruang tamu yang sudah seperti rumah ketiga, tentunya setelah rumah orang tua dan apartment pribadinya.

“Udah makan?“tanya Yuvin dan Yohan mengangguk singkat.

“ACnya mati dari kemaren, belum sempet manggil tukang reparasinya. Ke kamar aku aja sana, ACnya nyala kok”ucap Yuvin menunjuk sebuah kamar yang pintunya tertutup. Yohan menggeleng, Yuvin pun mengambil sekaleng minuman bersoda yang dingin untuk kekasihnya tersebut.

“Kemaren ka yuvin ketemu Dohyon kan? Dia udah jadi anak SMA huhuhuhu gemes pastiiii”ucap Yohan tiba-tiba.

“Engga usah nanyain Dohyon buat ngalihin omongan, kamu kesini kan mau nyeritain kesibukan baru kamu yang suka ngelepasin kancing kalo pemotoretan itu kan?“ucap Yuvin yang tiba-tiba saja merubah menjadi mode serius.

“Kaaaaaa!! Kan aku udah bilang kalo itu disuruh ihhh bukan mau aku”ucap Yohan merajuk.

“Terus bajunya mana? Kan kancingnya mau aku jahitin biar besok-besok kamu engga perlu umbar dada pas pemotretan”ucap Yuvin lagi dan Yohan menarik nafas panjang.

“Ihhhh ka yuvin!!! Itu bukan baju aku tau! Kan aku disuruh doang, yaudah aku ikutin. Habis pemotretan, aku balikin lah bajunya. Lagian kancingnya tuh adaaaa, tapi emang disuruh dibuka tauuuu!!!“ucap Yohan menjelaskan dengan nada gemas.

Suasana hening menyelimuti keduanya. Hanya ada suara tivi yang bahkan tidak mereka ketahui apa acaranya. Yuvin dan Yohan, saling rindu tapi enggan mengungkapkan. Terlalu gengsi sehingga mereka menahan rasa tersebut seorang diri.

“Panas kan? Ke kamar aku aja yuk yang ACnya nyala?“ajak Yuvin tapi Yohan bergeming dan berdiam di tempat.

“Kamu mau disini aja? Tidur disini? Panas-panasan?“Tanya Yuvin lagi dan Yohan hanya menatap Yuvin.

“Aku mau numpang mandi dulu, boleh?“ucap Yohan pelan dan Yuvin mengangguk.

“Yaudah mandi aja dulu, kalo udah mandi langsung ke kamar aku aja ya!!“ucap Yuvin mengusak rambut Yohan dan Yohan mengangguk setuju.


Selesai mandi, Yohan masuk ke kamar pribadi milik Yuvin yang memang berbeda dengan kamar milik Kookheon. Setelah meletakan tas yang dibawanya di pojok ruangan, Yohan menghampiri YUvin yang masih fokus kepada ponsel pintarnya.

“Kaaaa, pinjem hair dryer ada engga?“ucap Yohan pelan dan Yuvin hanya menunjuk sebuah meja yang cukup berantakan. Yohan berdecak sebal karena Yuvin mengabaikannya.

“Kaaaa, bantuin dong! Susah nih bagian belakangnya”ucap Yohan merajuk tetapi Yuvin tetap fokus dengan ponselnya.

“Kaaaa yuvin!!! Ih yaudah ya aku engga usah nginep aja!!! Aku minta jemput aja kalo kamu masih diemin aku!!!“ucap Yohan kesal dan Yuvin pun menoleh kearah Yohan. Yuvin meletakan ponselnya di tempat tidur dan berjalan ke arah Yohan yang sedang mengerucutkan bibirnya.

“Iyaaaa maaf, tadi game nya lagi seru soalnya”ucap Yuvin sambil mengambil alih hair dryer yang digunakan Yohan. Yuvin pun mulai mengeringkan rambut Yohan, fokus Yuvin hanya fokus kerambut lelaki yang lebih muda darinya itu tanpa menyadari bahwa ada orang yang sedang menetralkan detak jantungnya.

Yuvin yang telah selesai mengeringkan rambut Yohan pun mengangkat wajahnya dan melihat Yohan dari cermin yang berada di depannya. Yuvin berulang kali mencoba menelan ludahnya, melihat kekasihnya yang berada persis di depannya.

“Yoy, engga dingin?“ucap Yuvin menunduk dan berusaha mengancingkan dua kancing teratas piyama milik Yohan.

“Katanya ka yuvin mau bukain kancing baju aku? Kenapa malah dikancingin?“ucap Yohan menghentikan gerak tangan Yuvin. Wajah Yohan dan Yuvin hanya berjarak beberapa centimeter. Mereka berdua terdiam.

Yuvin menarik nafas panjang sebelum membalik badan Yohan dan menariknya dalam sebuah lumatan. Rindu yang membucah membuat Yuvin dan Yohan melakukan ciuman tersebut dengan berantakan. Lidah saling beradu dengan kepala yang memberikan kemudahan untuk saling mengeksplorasi.

Sesuai janjinya, Yuvin menarik seluruh kancing piyama milik Yohan dan membuat seluruh kancingnya lepas berserakan. Yohan mulai mengalungkan tangannya di leher Yuvin dan sedikit melompat untuk setelahnya berada dalam dekapan Yuvin. Yohan menarik pelan rambut Yuvin dengan lidah yang masih saling beradu satu sama lain.

“Nghhh.... Ka Yuvin....“Yohan melenguh ketika Yuvin meremas kedua bokong milik Yohan dari luar celananya. Yuvin menggendong Yohan dan meletakannya di kasur miliknya sendiri. Mereka melepas lumatan bibir mereka dan nafas keduanya terengah.

Yuvin memperhatikan betapa berantakannya Yohan yang terbaring di kasurnya dengan piyama terbuka. Detik berikutnya, Yuvin melepaskan kaos dan celana pendek miliknya, membuat Yohan melakukan hal yang sama untuk dirinya sendiri.

Kedua hanya memakai celana dalam yang menutupi pusat area tubuh mereka ketika Yuvin kembali melumat bibir Yohan kasar. Tangan Yuvin tidak tinggal diam, ia membawa tangan kanannya kepusat tubuh Yohan dan mengelusnya dari luar celana dalam milik Yohan.

“Nghhh.... Kaaa.... Enakhhhh....“ucap Yohan membusungkan dadanya. Yuvin kembali memutus ciuman mereka untuk kemudian mendaratkan bibirnya di bawah telinga Yohan.

“Ahhh... Gelhiiihhh kaaaaaghhh....“ucap Yohan yang menjambak rambut Yuvin semakin kencang.

“Kaaaaghhhh....“Yohan menarik wajah Yuvin ketika Yuvin menggigit lehernya. Yohan menatap Yuvin dan menggeleng.

“No...Besok aku ada jadwal... Jangan buat tanda...“Yuvin tau konsekuensinya dan ia menuruti kekasihnya.

“Kaaa Yuvinhhhh!!!“Yohan mengerang keras ketika Yuvin justru mendaratkan bibirnya pada salah satu noktah merah muda di dadanya. Yuvin menjilat, sesekali menjilat dan menggigitnya pelan. Yohan semakin tidak berdaya dibawah tubuh besar Yuvin.

Tangan Yohan hanya mampu menarik dan menjambak rambut Yuvin. Sedangkan tangan Yuvin bekerja dengan keras, mengusap kejantanan Yohan dan satunya mengusap noktah merah muda milik Yohan yang bebas.

“Ohhh.... Shiittt!!! Kaaaghhh... Anjinghhh... Aku mau keluarrrrhhh...“Yohan bergerak gelisah.

Yuvin tau kekasihnya akan menjemput putihnya. Ia memasukan tangannya dan mengocok penis tegang milik Yohan tanpa melepas celana dalamnya. Bibir Yuvin masih setia menghisap seperti anak bayi yang kehausan. Yohan tau Yuvin gila. Yuvin terlalu gila karena berhasil membuatnya mencapai putihnya hanya dengan permainannya ini.

“Kaggghhhh!!! Ahhhh....“Yohan berteriak. Badannya melengkung keatas. Cairannya mengotori tangan serta celana dalam miliknya sendiri. Yuvin menyudahi permainannya pada tubuh Yohan dan menatap kekasihnya dalam. Yohan masih memejamkan mata dengan nafas terengah ketika Yuvin berjalan untuk mengambil beberapa benda dari laci mejanya.

Yohan kembali membuka matanya ketika merasakan pergerakan dikasur milik Yuvin. Tisu, pelumas dan satu bungkus kondom. Yuvin tersenyum sambil memberikan kode kepada Yohan untuk mengangkat pinggangnya. Yohan menurut. Yuvin pun melepaskan celana dalam Yohan yang kotor.

Yohan sudah sepenuhnya telanjang. Yuvin pun menarik sebuah tisu untuk membersihkan penis Yohan yang telah menyemburkan cairan putihnya beberapa saat lalu.

“Capek? Mau udahan aja?“tanya Yuvin terlampau lembut dan Yohan menggeleng. Yohan pun bangkit dan duduk berhadapan dengan Yuvin diatas kasur.

“Tadi Ka Yuvin udah buat aku keluar, sekarang giliran aku!“ucap Yohan semangat.

“Yakin? Emang engga cape? Besok kami ada jadwal loh”ucap Yuvin meledek dan membuat Yohan mengerucutkan bibirnya. Yuvin tertawa sebeluk akhirnya mencuri satu ciuman singkat di bibir Yohan.

“Yaudah iyaaaa, perlu ini?“tanya Yuvin menyerahkan pelumas dan kondom. Yohan pun menerimanya dengan semangat.

“Aku senderan aja ya?“tanya Yuvin dan Yohan mengangguk. Sama seperti Yuvin, Yohan juga membuka celana dalam milik kekasihnya tersebut. Jika tadi Yuvin membersihkan penis Yohan setelah melepaskan celananya, Yohan berbeda.

Yohan langsung menggenggam kebanggan Yuvin yang telah beberapa kali memberinya kenikmatan. Yohan mengurutnya pelan, tapi berhasil membuat Yuvin memejamkan matanya dan menggigit bibirnya. Yohan tersenyum bangga, maka selanjutnya ia memasukan penis Yuvin ke dalam mulutnya dan membuat Yuvin membuka matanya kembali.

“Anjinghhhh!! Bangggsathhh.... Yohannnn enakkhhh ahhhh!!“Yuvin tanpa sengaja beberapa kali menahan kepala Yohan dan membuat penisnya tepat mengenai pangkal tenggorokan milik Yohan. Tidak, Yohan tidak tersedak justru ia menikmatinya.

Yuvin gila dengan gerakan tangannya tadi sedangkan Yohan sangat gila dengan gerakan mulutnya. Yuvin benar-benar diberikan kepuasaan hanya dengan blowjob yang Yohan berikan.

“Ahhh.... Akuhhh mau keluarrhhh...“Yuvin menjambak rambut kekasihnya ketika pencapaiannya semakin mendekat dan Yuvin menumpahkan cairannya di dalam mulut Yohan.

“Buang...“Yuvin lelah tetapi tetap memperhatikan Yohan. Ia memberikan selembar tisu yang digunakan Yohan untuk membuang cairan cintanya.

“Kalo aku engga ada jadwal padahal mau aku telen!!“ucap Yohan merajuk.

“Nanti kita main lagi ya? Pas kamu sama aku besoknya sama-sama engga ada jadwal”ucap Yuvin mengusap kepala Yohan dan Yohan mengangguk.

“Tidur?“tanya Yuvin tetapi Yohan menggeleng. Yohan justru menabrakan badannya ke tubuh Yuvin dan membuatnya duduk dipangkuan Yuvin. Yohan melumat bibir Yuvin kasar.

“Nghhhh....“Yohan dan Yuvin mengerang ketika Yohan mencoba memasukan penis Yuvin yang basah ke dalam lubang Yohan yang belum tersentuh. Yuvin melepaskan ciumannya.

“Berhenti!“ucap Yuvin tapi Yohan menggeleng dan tetap menuntun penis Yuvin agar masuk ke dalam lubangnya.

“Kamuggghhh ahhh engga pake pelumashhh!!“Yuvin mencoba menjelaskan tetapi Yohan justru menundukan kepalanya dan meletakannya di pundak Yuvin.

“Diemhhh ka!! Biarrhhh ah... Aku sukaaa...“ucap Yohan setelah berhasil memasukan penis Yuvin ke dalam lubangnya. Yuvin mengusap punggung Yohan menenangkan. Keduanya belum ada yang bergerak.

“Gerakhhh kaaa...“ucap Yohan pelan.

“Hm? Katanya kamu yang mau muasin aku?“ucap Yuvin meledek, tetapo tangannya masih setia mengusap punggung Yohan. Yohan mendecak sebal, tangannya memukul punggung Yuvin.

Yuvin tertawa renyah sebelum menggerakan pinggangnya membuat Yohan terkejut.

“Ahhh... Kaaaghhh! Ahhhh...“Yohan menegakan badannya. Posisi seperti ini selalu menjadi favorit Yohan. Penis Yuvin dalam menusuk prostatnya dan Yohan dapat dengan leluasa melihat wajah Yuvin.

“Sakit?“tanya Yuvin sambil menatap Yohan lembut. Yohan menggeleng sambil tersenyum.

“Ahhh... Nghhh... Kagghh!! Ahhh...“Yohan mencengkram kedua bahu Yuvin ketika Yuvin mempercepat gerakan pinggangnya.

Gerakan Yuvin semakin cepat. Bermodalkan kedua tangannya yang berada dipinggang Yohan. Yohan pun sama, ia semakin kencang mencengkram pundak Yuvin dan mendongakkan kepalanya ketika penis Yuvin tepat mengenai prostatnya.

“Nghhh.... Hannn!!! Ahhhh....“Yuvin mengerang ketika pelepasannya semakin dekat. Mereka saling tatap ketika putih menghampiri keduanya. Keduanya sampai pada putihnya kedua kalinya.

Yohan kembali menjatuhkan kepalanya di pundak Yuvin. Tangan Yuvin kembali mengusap punggung Yohan untuk menenangkan. Nafas keduanya berderu cepat.

“Ayok bersih-bersih dulu”ucap Yuvin pelan.

“Bentar ka....“ucap Yohan dan Yuvin menuruti. Usapan Yuvin masih berlanjut dan tidak lama terdengar dengkuran halus yang terdengar, Yohan tertidur diatas pangkuan Yuvin dengan penis Yuvin yang masih berada di lubang Yohan. Yuvin tersenyum.

Pelan, yuvin mengeluarkan penisnya dan membuat cairannya merembes keluar. Setelah menidurkan Yohan, Yuvin pun bangkit untuk mengambil kain basah guna membersihkan tubuh Yohan yang sudah tertidur.

“Makasih... Maaf bikin kamu kecapean”ucap Yuvin sambil membasuh seluruh tubuh Yohan dengan kain basah.

Setelah membersihkan tubuhnya, Yuvin pun ikut merebahkan dirinya disamping Yohan dan mendekap tubuh Yohan guna mencari kehangatan.


“Bangsat Yuvin!! Pantesan gue engga boleh balik malem ini!!!“Kookheon menggerutu sambil mengambil dompetnya yang tertinggal di kamarnya


(xposhie)