Kau rumahku

Keduanya masih terdiam di dalam kamar indekos milik Sunwoo. Tidak ada yang memulai perbincangan bahkan setelah keduanya menghabiskan lima belas menit dalam keheningan.

“Ric...”

“Nu...”

Kedua pasang mata tersebut akhirnya bertemu. Panggilan serempak yang diucapkan sukses membuat suasana kembali hening. Sunwoo pun menarik nafas panjang. Ia memberikan isyarat kecil, bahwa dirinya akan mulai berbicara.

“Boleh gue duluan yang ngomong engga, Nu?” Sunwoo kalah cepat dan akhirnya mempersilahkan Eric untuk berbicara lebih dulu.

“Pertanyaan gue yang dichat tadi belum lo jawab, lo kangen gue, nu?” Eric berucap terlampau santai, berbeda dengan lelaki di hadapannya saat ini.

“Semalem gue belum tidur pas lo ngomong begitu. Maaf kalo gue salah denger dan lupain aja pertanyaan gue tadi. Jadi, lo mau ngomong apa?” Eric tersenyum menatap Sunwoo. Sebuah senyuman yang benar-benar Sunwoo rindukan.

“Iya, Ric. Iya, gue kangen lo...” Setidaknya butuh tiga menit untuk Sumwoo mengucapkan kalimat tersebut. Detik berikutnya yang terjadi adalah Eric yang membawa dirinya menabrak tubuh Sunwoo hingga keduanya terbaring bertindihan di atas kasur.

“Eric juga kangen sama Sunwoo. Kangem banget...” Sunwoo tersenyum mendengar penuturan lelaki yang lebih kecil darinya itu. Ia pun memberanikan dirinya untuk memeluk Eric yang saat ini berada di atasnya.


Sunwoo masih dengan setia memainkan helai rambut Eric. Sedangkan yang lebih muda dengan nyaman meletakan kepala di atas dada bidang tersebut dengan jari yang asik menggambar abstrak di atas perut.

“Nu, tau engga? Eric tuh selalu ingat kata-kata Sunwoo sebelum kita putus waktu itu.” Sunwoo menaikkan sebelah alisnya, mencoba mengingat perkataan yang dimaksud sang kekasih tersebut.

“Sebuah rumah akan selalu membuka lebar pintunya khusus untuk pemilik rumah. Walau sang pemilik sempat melupakannya.” Eric berucap sembari menatap Sunwoo dan mendaratkan kecup singkar dibibir Sunwoo setelahnya.

“So...” Eric menjeda kalimatnya.

“So?” Sunwoo mencoba mencari tau kalimat selanjutnya yang akan Eric ucapkan.

“Welcome home, Sunwoo! Eric sayang Sunwoo.” Eric tersenyum teramat lebar sebelum menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher milik Sunwoo.

“Sunwoo juga sayang Eric! Makasih udah selalu membuka pintu yang lebar, khusus buat Sunwoo.” Sebuah kecup ditinggalkan Sunwoo sedikit lama di puncak kepala sang kekasih. Malam itu, keduanya tidur berpelukan dan menyalurkan rasa rindu satu sama lain.

end.