Keluarga Han.


Seungwoo menarik nafasnya panjang sambil sesekali memijat pelipisnya. Di depannya ada Byungchan yang sedang memberikan perhatian kepada kedua anak lelaki mereka yang baru genap berusia 5 tahun tersebut.

“Oke, Papi akan beliin kalian mainan! Tapi selama papi dan pipi pergi, kalian tinggal dirumah Eyang selama seminggu. Gimana?“ucap Seungwoo yang membuat Byungchan menoleh kearah suaminya tersebut.

“Mas...“ucap Byungchan pelan dan Seungwoo mengangkat kedua bahunya tanda bahwa ia menyerah.

“Kamu tuh! Jangan dibiasain ngasih mereka mainan atau nyogok mereka kayak gitu ah mas”ucap Byungchan saat dirinya dan Seungwoo sudah berada di dalam kamar pribadi mereka ketika waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam.

“Terus aku harus gimana? Kita tiga hari lagi mau liburan ke Eropa dan mereka berdua tiba-tiba minta ikut?“ucap Seungwoo pelan.

“Aku udah kasih pengertian ke mereka selama dua bulan ini loh mas... Mereka harus mulai ngerti bahwa mereka gabisa dapetin apapun yang mereka mau”ucap Byungchan menjelaskan.

“Jadi besok ga jadi beliin mereka mainan, gitu?“tanya Seungwoo dan Byungchan menoleh menatap suaminya.

“Yaudah kamu beliin aja, sebagai hiburan mereka sebelum kita berdua berangkat liburan”ucap Byungchan dan Seungwoo tersenyum mengangguk.

“Tapi maksimal 2 aja buat masing-masing ya? Engga boleh lebih!“ucap Byungchan dan Seungwoo mengangguk.


Byungchan yang awalnya berada di dapur, harus mematikan kompornya terlebih dahulu untuk menghampiri sumber keributan malam itu.

Seungwoo berdiri menunduk di depan kedua anak mereka yang sedang menangis. Ditangan kanan Seungwoo terdapat mainan mobil-mobilan berbentuk excavator dan ditangan lainnya terdapat mainan mobil-mobilan berbentuk buldozer.

“Kenapa lagi sih mas?“tanya Byungchan yang melihat Seungwoo lelah menghadapi kedua anak mereka.

“Dongpyo awalnya beli excavator ini terus Subin mau pinjem, tapi gaboleh sama Dongpyo... Aku udah bilang buat gantian, terus mereka malah rebutan”ucap Seungwoo menjelaskan.

“Subin tadi beli buldeozer bukan beli excavator juga?“tanya Byungchan dan Seungwoo mengangguk.

“Dongpyo... Subin... Dengerin pipi, sini...“ucap Byungchan lembut, tetapi tangis kedua anaknya belum mereda.

“Oke! Kalo ga ada yang mau dengerin Pipi, semua mainan kalian bakalan Pipi buang”ucap Byungchan lagi yang berjalan kearah satu box besar yang berisi mainan milik Dongpyo maupun Subin.

“Pipiiii.... No!!! Please... Jangan buang mainan Pyo...“ucap Dongpyo menangis mengejar Byungchan.

“Pipiiiii.... Sorry....“ucap Dongpyo lagi yang kali ini mengatupkan kedua tangannya meminta maaf.

“Subin, mau mainannya Pipi buang?“ucap Byungchan melihat anak lelaki kembaran Dongpyo yang masih mematung di Tempatnya. Subin menggeleng.

“Sorry...“ucap Subin pelan.

“Dongpyo... Subin... Sini Pipi mau ngomong”ucap Byungchan yang duduk di kasur kembar milik anaknya.

“Papi udah kasih kesempatan buat kalian milih mainan yang kalian mau kan? Tadi beli berapa mainan?“tanya Byungchan dan keduanya serempak memperlihatkan kedua jari mereka.

“Kalian suka sama mainan pilihan kalian?“tanya Byungchan lagi dan keduanya serempak mengangguk.

“Terus kenapa harus rebutan, hm?“Byungchan berusaha berbicara selembut mungkin sambil mengusap air mata kedua anaknya tersebut.

“Binie mau mainan punya Pyo... Tapi ga dikasih...“ucap Subin terisak.

“Pyo masih mau mainan excavator Piiii”ucap Dongpyo yang juga masih terisak.

“Oke! Subin tau kan kalo excavator ini punya Dongpyo?“taya Byungchan dan Subin mengangguk.

“Kalo Dongpyo belum mau kasih pinjam mainannya, Subin harus tunggu dulu ya? Subin mainan dulu sama buldozer mainan Subin”ucap Byungchan mengusap puncak kepala anaknya tersebut.

“Dongpyo mau kan minjemin mainan Dongpyo buat Subin?“tanya Byungchan dan Dongpyo mengangguk.

“Papi dan Pipi ga pernah membedakan kalian... Kalian berdua anak Papi dan Pipi, jadi semua yang kami kasih ke kalian itu sama dan engga pernah kami dibedain...“ucap Byungchan melanjutkan.

“Subin kalo mau pinjem mainan DOngpyo, harus sabar ya sayang? Tunggu sampai dikasih dan jangan rebutan... Dongpyo juga, harus berbagi mainannya sama sodaranya ya?“ucap Byungchan dan kedua anaknya mengangguk.

“Yaudah, Pipi mau liat coba kalian baikan dan pelukan. Setelah ini, gaboleh rebutan lagi ya?“ucap Byungchan dan diikuti pelukan kedua anak manis mereka.

“Yuk makan malem dulu! Pipi udah buatin makanan kesukaan Dongpyo sama Subin!!“ucap Byungchan ceria.

“Piiii, makanan kesukaan papi ada juga kan?“ucap Subin pelan yang membuat Byungchan tersenyum dan menoleh kearah suaminya yang masih berdiri di ambang pintu.

“Ada dong! Kalo buat Papi spesial!!! Tapi kalian jangan bilang papi ya?“ucap Byungchan. Subin dan Dongpyo pun tersenyum sambil mengangguk.

“Kalian ngomongin apaan sih? KOk bisik-bisik?“tanya Seungwoo bingung.

“Kata Pipi ada makanan spesial buat Papi, khsusus dari Pipi!!“ucap Dongpyo polos.

“Ihhhh Pyo!! Kan rahasian, masa kamu kasih tau Papi duluan sih?“ucap Subin merengut yang membuat Byungchan tertawa.

“Oke! Yang sampai meja makan duluan, bakalan pipi kasih ice cream setelah makan!!“ucapan Byungchan diterima baik kedua anaknya tersebut dan berlarian ke meja makan.

“Hm? Makanan spesial buat aku malem ini apaan?“tanya Seungwoo menggoda.

“Ini tuh belum masuk jam makan malam spesial dari aku! mas mau nungguin ga? Kalo gamau yaudah, makan masakan aku di meja makan aja!“ucap Byungchan meledek.

“Aku tungguin!! Beneran aku gatidur, nunggu kamu nyiapin makan malem spesial kamu”ucap Seungwoo mencubit pipi Byungchan.

“Yaudah ayok nanti anak-anak nyariin”ucap Byungchan menarik pelan tangan Seungwoo dan berjalan kearah meja makan bersama.

(xposhie)