Kopi.
“Atas nama.... PANCASILA!”
“Satu!”
“Ketuhanan yang Maha Esa”
“Dua!”
“Kemanusiaan yang adil dan beradab”
“Tiga!”
“Persatuan Indonesia”
“Empat!”
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan”
“Lima!”
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Seungwoo tersenyum mendengar seluruh pengunjung kafe ikut menimpali saat dirinya memanggil salah seorang pengunjung untuk mengambil pesanannya.
Seorang pengungjung pun berjalan menunduk menghampiri meja barista untuk mengambil pesanannya tersebut. Pria tersenyum tersenyum dan memberi sapaan kepada Seungwoo yang memandanginya intens.
Dua hari kemudian
“Atas nama Rakyat Indonesia!”
Seluruh pengunjung kafe menoleh saat Seungwoo memanggil salah seorang pengunjung seperti biasa. Tetapi tidak ada satupun pengunjung yang menghampiri meja barista.
“Atas nama Rakyat Indonesia!!”
Seungwoo kembali mengulang panggilannya yang membuat beberapa pengunjung tertawa kecil. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya salah seorang pengunjung menghampiri Seungwoo untuk memanggil pesanannya.
Pengunjung yang sama dengan dua hari yang lalu saat Seungwoo harus membacakan lima butir isi pancasila karena nama unik yang diberikan salah satu pengunjung tersebut.
Pengunjung tersebut pun masih sama malunya saat mengambil pesanannya, ia kembali menunduk menyapa Seungwoo yang menatapnya intens.
Seminggu kemudian
“Atas nama siapa ka?”
“Atas nama Byungchan!”
“Loh tumben? Biasanya pake nama yang unik?”
Seungwoo tersenyum saat pengunjung yang sama tersebut kembali datang untuk memesan kopi.
“Hehehe itu kerjaan temen saya ka! Maaf ya ka, mereka emang kurang kerjaan”
Lelaki dihadapan Seungwoo yang diketahui bernama Byungchan itu tersenyum kikuk dengan wajah memerah.
“Oh hari ini sendirian? Ga sama temen-temennya?”
“Nanti mereka kesini sih ka! Ini aku sengaja beli duluan, biar pas mereka mesen, pesenanku udah jadi duluan”
Seungwoo tertawa mendengar penjelasan polos Byungchan tersebut sebelum kembali mencatat pesanan Byungchan.
“Atas nama... CINTA!!”
“Lo yang ngambil lah! Itu kan minuman lo, Seok!”
“Udah lo aja yang ngambil, kan udah deket juga sama baristanya?”
“Ah sumpah! Lo bisa ga sih pake nama biasa aja?”
“Engga bisa! Nanti nama gue ketauan!!!”
“Atas nama... CINTA!”
Byungchan pun akhirnya kembali mengambil pesanan temannya tersebut setelah Seungwoo menyebutkan nama kedua kalinya.
“Loh? Kok kamu lagi?”
“Hehehe namanya lebih muda ka, jadi harus siap disuruh-suruh sama yang lebih tua! Temenku galak soalnya”
Byungchan berkata dengan sedikit berbisik, membuat Seungwoo tertawa kecil.
“Kalo kamu, galak ga? Kayak temen kamu itu?”
Entah mengapa, pertanyaan Seungwoo itu berhasil membuat wajah Byungchan memerah sedangkan Seungwoo tersenyum puas karena berhasil membuat lelaki manis itu tersipu malu.
fin
Kapila.