Kumau Dia
Younghoon berdiri di samping mobil sedan hitamnya, menunggu kekasih kecilnya selesaikan kewajibannya setiap minggu pagi. Tidak perlu menunggu lama bagi Younghoon ketika satu persatu jamaat keluar dari rumah ibadah tersebut. Younghoon merapihkan sedikit penampilannya sebelum berjalan lebih deket dengan pintu keluar.
“Ka Younghoon!!“Younghoon seketika tersenyum saat sebuah suara menyapanya. Changmin dengan langkah kecilnya berlari menghampiri Younghoon.
“Kok mama papa kamu ditinggal?“tanya Younghoon saat tidak melihat orang tua dan keluarga Changmin dibelakang pria manis itu.
“iya masih di dalem, keponakanku tidur jadi agak repot keluarnya”ucap Changmin menjelaskan dan Younghoon mengangguk mengerti.
“Lain kali dibantuin ya kakak kamu kalo keponakan kamu tidur, jangan malah ditinggalin”ucap Younghoon dan menjawil hidung kecil Changmin.
“Mah! Pah!“Changmin kembali meninggikan suaranya saat kedua orang tuanya telah terlihat di pintu keluar. Younghoon sempat memperhatikan sekitar, berharap orang-orang tidak terganggu dengan suara Changmin tersebut.
“Pantesan kamu kabur duluan! Ternyata ada yang jemput disini”ucap kakak perempuan tertua Changmin dan Younghoon pun menyapa wanita di hadapannya.
“Oh Younghoon jemput? Jadi Changmin engga ikut makan siang bareng, lagi?“Younghoon menoleh kearah Changmin saat wanita paruh bayar di hadapannya bertanya dan Changmin menggeleng.
“Sesuai perjanjian! Hari minggu kedua dan keempat setelah gereja, aku makan siang sama Younghoon, soalnya kita selalu dilarang jalan kalo malem minggu”ucap Changmin mencebikan bibirnya, lucu.
“Papa engga pernah ngelarang kamu, tapi kamu sendiri yang waktu itu ngelanggar aturan papa. Karena malam minggu pulang terlalu larut, kamu ketinggalan kan ibadah pagi?“ucapan pria tertua dalam kerumunan tersebut hanya dapat membuat Younghoon menunduk dan tersenyum.
“Udah deh, pa! Gausah dibahas lagi, Oke? Yang penting kan aku udah ga pernah lagi skip ibada pagi”ucap Changmin tersenyum yang di sambut tawa renya keluarga tersebut.
“Sini aku bantu, ka”ucap Younghoon sopan saat melihat kakak ipar Changmin kesusahan membawa beberapa peralatan bayi tersebut.
“Kamu parkir dimana? Nanti Changmin ngambek kalo kelamaan”ucap lelaki yang lebih tua beberapa tahun dari Younghoon tersebut.
“Engga apa-apa kok, ka... Udah biasa dia ngambek sama aku, gampang nanganinnya”ucap Younghoon santai.
“Kamu tuh baik banget ya, Hoon? Semoga awet terus sama Changmin”ucap lelaki tersebut dan Younghoon hanya dapat membalas dengan senyuman.
“Berdoa dulu...“ucap Younghoon menahan pergerakan tangan Changmin saat makanan sudah tersedia di hadapannya. Changmin tersenyum sebelum melipat kedua telapak tangannya menjadi satu dan berdoa sembari memejamkan matanya. Sedangkan Younghoon hanya merapatkan kedua tangannya dan berdoa.
“Selamat makan!!“ucap Changmin bersemangat yang membuat Younghoon lagi-lagi hanya dapat tersenyum.
“Ka, kenapa diem aja dari tadi?“ucap Changmin yang asik mengaduk-aduk es krim di hadapannya.
“Loh, kenapa es krimnya malah diaduk-aduk? Kan jadi cair, sayang...“ucap Younghoon mengusak puncak kepala Changmin yang sedang merajuk di hadapannya.
“Kakak diem aja dari tadi! Aku nanya kaka diem, aku cerita juga engga ditanggepin. Kakak lagi mikirin apa sih? Banyak kerjaan, ya?“tanya Changmin dengan nada super manis dan Younghoon menggeleng sebagai jawaban.
“Terus kenapa dari tadi diem aja? Kakak ga suka jalan sama aku? Mau kita pulang aja? Aku habisin aja ya es krimnya, terus kita pulang”ucapan Changmin membuat Younghoon terkejut dan seketika menggeleng kisruh.
“Makanya ka younghoon jangan diem aja! Aku tuh bingung kalo ka younghoon diem aja, tau!“ucap Changmin kembali merajuk dan Younghoon yang lemah akhirnya menampilkan senyum terbaiknya untuk Changmin.
“Aku tau kenapa ka younghoon diem aja tadi. Walaupun ka younghoon engga cerita ke aku dan bilang engga ada apa-apa, aku tau ka sebenernya apa yang ganggu pikiran kamu hari ini. Kita pacaran udah bukan setahun dua tahun loh, udah hampir lima tahun dan tanpa kamu bilang apapun sama aku, aku bakalan tau sendiri apa yang lagi kamu pikirin”ucap Changmin sesaat setelah mobil Younghoon berhenti dipekarangan rumahnya.
“Ka, aku udah pernah bilang kan? Kita harus berusaha bareng-bareng, bagaimanapun itu. Aku gabisa usaha sendirian dan Ka Younghoon juga ga bisa kalo cuma nyimpen semua sendirian. Tapi, kalo ka younghoon mau nyerah, ga apa-apa kok. Dari awal kita ngelakuin ini berdua, komitmen juga berdua. Jadi, kalo salah satu ada yang mundur, satunya juga harus ikutan mundur karena ga mungkin maju sendirian kan ka?“ucap Changmin menatap Younghoon tajam.
“Ka Younghoon hati-hati dijalan! Jangan ngebut ya? Kalo udah sampe rumah, jangan lupa kabarin aku ya? Makasih buat hari ini”ucap Changmin sembari menunjukan senyum simpulnya. Changmin melabuhkan satu kecup di pipi kiri Younghoon sebelum akhirnya melangkah keluar mobil hitam tersebut dan meninggalkan Younghoon dengan nafas tercekatnya.
Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar. Bagi Younghoon dan Changmin, mereka berdua sudah tau apa yang akan mereka hadapi jika mereka memutuskan berkomitmen berdua. Younghoon dan Changmin sejak awal sepakat akan melakukan apapun demi kebahagiaan bersama dan melakukan apapun bersama-sama hingga kebahagiaan sempurna bisa mereka dapatkan.
Hari ini, Younghoon kembali disadarkan oleh penyataan Changmin. Bagaimana kekasih kecilnya itu tetap berusaha bahagia dibalik semua yang terjadi. Bagaimana Changmin tetap memilih bersama Younghoon, walaupun banyak perbedaan diantara keduanya dan Younghoon tau bahwa Changmin tidak bisa berusaha sendiri. Changmin-nya membutuhkan dirinya, untuk tetap bersama meraih kebahagiaan mereka yang kekal.
kapila