Lembur.


Sejin menghempaskan tubuhnya malas keatas sofa yang terletak di ruang kerja pribadi milik Seungyoun. Setidaknya sudah dua jam Sejin menunggu tunangannya merampungkan pekerjaannya, tetapi selama dua jam itu pula Sejin harus puas dengan ucapan “Sebentar lagi ya sayang, sebentar lagi selesai!”.

Jam menunjukkan hampir pukul sembilan malam, ketika Sejin memilih bangun dari posisi berbaringnya di sofa. Waktu makan malam sudah lewat dua jam, itu tandanya Sejin serta Seungyoun melewatkan makan malam mereka. Seungyoun dan sejuta kesibukannya terkadang membuat Sejin marah, tetapi juga kasihan disaat bersamaan.

“Temen kamu yang lain engga ada yang bisa bantuin?“tanya Sejin pelan, melihat Seungyoun yang masih fokus dengan Personal Computer miliknya yang terangnya mengalahkan lampur perkantoran yang sebagian besar sudah menyala. Seungyoun menggeleng seraya mengetikkan sesuatu yang entah apa itu juga Sejin tidak perduli.

“Minggu depan aku udah mulai cuti. Lima belas hari itu engga sebentar, jadi aku harus selesaiin kerjaan aku dulu. Seengganya honeymoon kita ga akan ke ganggu”ucapan honey moon yang keluar dengan lancar dari bibir Seungyoun membuat wajah Sejin memerah.

Minggu depan atau lima hari lagi lebih tepatnya, Seungyoun mengajukan cuti untuk melangsungkan pernikahannya dengan Sejin. Setelah menikah, Seungyoun berniat membawa Sejin pergi honey moon seperti pasangan pada umumnya. Hal tersebut yang membuat wajah Sejin bersemu merah seperti saat ini.

“Kamu udah makan? Oh My God! Pasti belum makan kan? Kenapa engga bilang aku? Kamu mau pesan apa? Ayam? Atau jjajjangmyeon?“Seungyoun berucap panik seraya mencari ponsel pintarnya yang tersembunyi dibalik dokumennya yang berserakan.

Seungyoun merenggangkan tubuhnya sejenak sambil mencari nomor yang biasa hubungi untuk memesan makanan cepat saji, sedangkan Sejin santai melihat ke kaca besar yang terletak tepat di belakang meja Seungyoun berada. Dibawah sana, jalanan masih cenderung ramai terbukti dari sayup-sayup bunyi klakson yang bersautan.

“Aku udah pesenin jjajjangmyeon buat kamu. Mungkin dua puluh menit lagi sampai, engga apa-apa kan?“Seungyoun memutar kursinya, menatap Sejin yang sedang terpukau dengan kerlap kerlip lampu gedung bertingkat.

“Kamu engga pesen sekalian? Kamu kan juga belum makan?“Sejin pun berbalik dan menatap tunangan workaholic dihadapannya. Seungyoun mengangguk, menandakan bahwa ia juga memesan makanan untuk dirinya sendiri.

Seungyoun menarik nafas panjang sebelum merentangkan tangannya, memberikan isyarat kepada Sejin agar masuk ke dalam dekapannya. Sejin tersenyum singkat sebelum masuk ke dalam dekapan Seungyoun. Seungyoun dengan segera melingkarkan tangannya dipinggang ramping Sejin dan mengusak wajahnya di perut yang terbungkus kaus serta sweater tersebut.

“Maaf yaaaa, harusnya malem ini kita makan malem yang proper eh malah kamu nemenin aku lembur*ucap Seungyoun pelan. Sejin mengusap rambut Seungyoun memberikan kenyamanan kepada lelaki yang sudah bekerja keras tersebut.

“Kerjaannya masih banyak?“tanya Sejin tetapi Seungyoun hanya diam saja.

“Engga bisa diselesaiin besok aja? Kamu kalo diforsir gini nanti sakit”ucap Sejin lagi yang masih betah mengusap rambut Seungyoun.

“Ini aku lagi isi daya lagi! Habis ini pasti energi aku full lagi”ucap Seungyoun yang semakin mengeratkan pelukannya kepada lelaki yang berdiri dihadapannya. Sejin pun menurut dan membiarkan Seungyoun memeluknya seperti itu hingga telfon genggam Seungyoun berdering.

“Aku ambil makanan ke bawah dulu!“ucap Seungyoun yang mencuri satu kecupan di pipi Sejin, sedikit membuat Sejin terkejut. Sejin pun menyiapkan tempat untuknya dan Seungyoun.

Sejin memilih mengambil minum yang ada di kulkas mini dekat meja kerja Seungyoun, ketika Seungyoun membuka bungkus makan malam mereka. Sejin berbalik dan menemukan Seungyoun sedang melonggarkan dasi yang ia kenakan dan menggulung lengan kemejanya. Sejin sering melihat penampilan Seungyoun seperti itu, tetapi tidak pernah melihat Seungyoun melakukan hal tersebut langsung di depan matanya.

“Jin? Lee Sejin? Sayang?“Sejin tersentak kala Seungyoun memanggil namanya. Setelah merasa dirinya lebih tenang, Sejin pun melangkah ke sofa panjang tersebut dan memberikan sebuah kaleng kola kepada Seungyoun.

“Engga bir ya! Kamu pulang harus nyetir”ucap Sejin ketika melihat tatapan kecewa Seungyoun saat menerima sekaleng soda. Seungyoun pun tersenyum kearah Sejin yang menatapnya tajam.

Seungyoun dan Sejin pun makan dalam diam. Tetapi sesekali Sejin melirik kearah tunangannya yang terkadang sibuk menarik lengan kemejanya yang turun berulang kali.

“Kesiniin tangan kamu”Sejin menghela nafas berat karena berulang kali melihat Seungyoun yang sibuk dengan lengan kemejanya. Sejin pun merapihkan lengan kemeja Seungyoun, melipatnya sampai batas siku dan menjamin tidak akan kembali turun seperti tadi.

“Makasih!!!“Sejin terkejut dan menoleh kala Seungyoun lagi-lagi mencuri satu kecupan di pipinya saat Sejin sedang fokus dengan lengan kemeja Seungyoun. Sejin mengerutkan keningnya, memberikan tanda bahwa ia tidak suka dengan kecupan mendadak Seungyoun. Tetapi, hal itu justru membuat Seungyoun gemas dan menangkup wajah Sejin dan memberikan kecupan diseluruh wajah Sejin hingga membuat Sejin berteriak histeris.

“Younnhhhh STOP ihhhh!!!“ucap Sejin berusaha melepaskan tangan Seungyoun dari wajahnya.

“Ihhh di bibir kamu ada saos jjajangmyeon ituuuu”teriakan Sejin kali ini behasil membuat Suengyoun menghentikan aksinya. Seungyoun pun berusaha menghaous sisa saos disekitar bibirnya dengan tangannya.

“Hah? Mana engga ada?“ucap Seungyoun yang kini mencoba menghapus saos dengan lidahnya dan hal itu membuat jantung Sejin kembali berdetak lebih cepat.

“Itu disitu ihhhh”ucap Sejin gemas karena Seungyoun yang masih belum bisa menghapus noda tersebut dari wajahnya.

“Lama!!!!“Sejin pun menarik dasi yang masih Seungyoun gunakan untuk mengikis jaraknya dan Seungyoun. Lalu menghapus noda saos tersebut dengan ibu jarinya.

“Selesai kan!!“ucap Sejin puas setelah menyesap sisa saos diujung jarinya, membuat Seungyoun menatap tunangannya tidak percaya.

“kenapa?“tanya Sejin bingung karena Seungyoun masih menatapnya lekat. Detik berikutnya Sejin kembali terkejut kala Seungyoun menarik tengkuknya mendekat dan mendaratkan bibirnya diatas bibir Sejin yang setengah terbuka.

Sejin beberapa kali mengedipkan matanya, mencerna apa yang sedang terjadi. Sejin akhirnya paham, ia pun menarik kembali dasi Seungyoun guna mengikis jarak mereka dan menempatkan dirinya diatas pangkuan Seungyoun. Kali ini Seungyoun yang terkejut dengan aksi tiba-tiba tunangan mungilnya.

Seungyoun bukanlah tipe pribadi yang lama mencerna situasi, disela-sela ciuman tersenyum Seungyoun tersebut sebelum melumat sedikit lebih kasar bibir tunangannya dan berhasil membuat Sejin mengeranga. Seungyoun memindahkan tangannya yang semula berada ditengkuk menjadi dipinggan Sejin, menempelkan tubuh ramping tersebut dengan tubuhnya.

Sejin pun begitu, ia mengalungkan tangannya di leher Seungyoun dengan jari jemari masuk ke dalam rambut Seungyoun yang sudha berantakan. Seungyoun bersandar pada sandaran sofa, mencari posisi yang nyaman untuk keduanya. Lumatan tersebut tidak berhenti bahkan semakin menjadi kala Sejin semakin merapatkan dirinya dengan Seungyoun.

“Nghhhh....“Sengyoun mengerang saat Sejin tanpa sengaja menekan titik sensitifnya dengan bokongnya. Lumatan tersebut terlepas, nafas keduanya beradu. Dada Sejin dan Seungyoun naik turun, menghirup oksigen di sekitar mereka. Seungyoun dan Sejin beradu tatap dengan nafas yang belum kembali normal.

Sejin kembali menarik tengkuk Seungyoun untuk kembali beradu pangut. Tubuhnya sengaja ia gerakan naik dan turun agar bergesekan dengan kejantanan Seungyoun yang lambat laun semakin menegang. Seungyoun kembali mengerang. Ia mengeratkan genggamannya dipinggang Sejin kala gerakan Sejin semakin menggila di pangkuannya.

Seungyounpun melingkarkan kembali tangannya di pinggang Sejin lalu mengangkat dan membaringkan Sejin di atas sofa, membuat ciuman mereka terputus. Nafas kedua semakin berat dengan beberapa bulir keringat dikening keduanya. Tatapan Sejin sayu menatap tunangan yang kini berada diatasnya. Tangan Sejin terulur, meraba dan mengusap kejantanan Seungyou yang masih rapih terbungkus celana bahan berwarna gelap tersebut.

“Nghhh...“Seungyoun menengadahkan kepalanya, merasakan sengatakan kecil karena sentuhan Sejin. Tanpa Seungyoun ketahui, Sejin tersenyum melihat tunangannya seperti itu. Detik berikutnya, tanpa meminta persetujuan Seungyoun, Sejin membuka ikat pinggang milik Seungyoun.

“Jin....“Seungyoun berupaya menghentikan tangan Sejin yang bergerak cepat.

“please...“ucap Sejin dengan tatapan sayu. Seungyou luluh. Ini kali pertama dirinya melihat Sejin seperti ini. Seungyoun pun bangun dari atas Sejin dan berjalan mengambil sesuatu dari laci mejanya.

“Jam sebelas biasanya security balik check ruangan”Sejin dan Seungyoun bersamaan melirik jam di dinding, jam seluluh lewat sepuluh. Waktu mereka kurang dari lima menit. Seungyoun kembali menghampiri Sejin yang sudah kembali duduk di sofa. Seungyoun membawa sebuah lotion ditangannya, membuat Sejin menegakkan duduknya.

Seungyoun membuka ikat pinggangnya, melanjutkan hal yang sudah dilakukan Sejin sebelumnya, Ia kembali duduk disebelah Sejin setelah membuka celana bahan serta dalamannya hingga sebatas lutut.

“No... Empat puluh tujuh menit lagi”ucap Seungyoun saat Sejin mendekatkan wajahnya dengan kejantanan Seungyoun. Sejin mendengus sebal, ia mengambil lotion dan membalurkannya ditangannya.

“Ahhhh....“Seungyoun kembali bersandar dan menengadahkan kepalanya saat tangan Sejin membungkus kejantanan tegaknya. Sejin bukan hanya membaluri kejantanan Seungyoun dengan lotion tetapi juga sedikit memijatnya.

“Nghhhh.... Jamnhhh Jinnhh...“ucap Seungyoun mengingatkan. Sejin pun melepaskan genggamannya pada kejantanan Seungyoun dan berupaya melepaskan celananya.

“Pelan-pelan aja, oke?“ucap Seungyoun saat melihat Sejin kesusahan melepas celananya sendiri. Seungyoun tersenyum kecil, melihat bagaimana Sejin bertingkah saat ini.

Sama seperti Seungyoun, Sejin juga hanya menurunkan celananya hanya sebatas sebatas lutut. Terburu-buru dan berantakan, Sejin kembali membaluri telapak tangannya dengan lotion.

“Ahhhh....“Sejin medesah kala dirinya memasukan jari pertamanya kelubang berkedutnya. Seungyoun tersenyum kecil melihat tunangannya menengadahkan kepalanya dan memejamkan mata.

“Mau aku bantuin?“ucap Seungyoun yang mengusap pelan paha Sejin yang sudah terbuka. Sejin menggeleng dengan dua jari yang pelan tapi pasti keluar masuk lubangnya. Sejin kembali membuka matanya dan menetralkan deru nafasnya.

Seungyoun menyamankan posisinya sebelum Sejin naik kembali ke pangkuannya. Celana yang dibuka hanya sebatas lutut, membuat pergerakan Sejin sedikit kewalahan.

“Engga mau dibuka semua aja, hm?“Seungyoun bertanya lembut sambil mengusap rambut Sejin tetapi Sejin menggeleng.

“Nanti engga keburu pakenya... AHHHH... Lagihhhh”Sejin berucap sambil berusaha memasukan kepala kejantanan Seungyoun kelubangnya.

Seungyoun mengusap punggung Sejin dari balik baju yang dikenakannya. Memberikan sensasi menenangkan yang sebenarnya menambah sensasi menggelitik bagi Sejin.

“Arghhhh.....“Seungyoun menggeram kala ujung kejantanannya langsung menyentuh titik terdalam milik Sejin.

“Tiga puluh sembilan menit”ucap Seungyoun yang berhasil membuat Seungyoun mendapat pukulan ringan di dadanya.

“Diem!!! Kamu bergerak, pleaseee”ucap Sejin yang sudah menjatuhkan kepalanya di pundak Seungyoun.

Seungyoun pun bergerak atas permintaan lelaki dipangkuannya. Dalam ruangan kerja tersebut, suara desahan dan geraman menggema. Bahkan suara kulit beradu sesekali terdengar diruangan tersebut.

“Jangan diketatinnn pleassseee”ucap seungyoun frustasi, karena lubang Sejin yang menyelimuti kejantanannya terlalu kencang.

“Ahhh... Punyaku kamuuu... hhhh”Sejin terbata, karena beberapa kali kejantanan Seungyoun menyentuh titik positifnya.

“Nghhhh.....”

“Ahhhh Younhhh mau keluarrr....“ucap Sejin mendesah ketika titik kenikmatannya sudah terlihat.

Seungyoun menggendong Sejin dan semakin menggerakan pinggangnya cepat. Sejin yang berada digendongan Seungyoun terhentak keatas. Kejantanan Seungyoun benar-benar menyentuh titik kenikmatan Sejin hingga membuat putih Sejin keluar mengotori baju mereka berdua.

“Nghhhh... Aku.... Arrrhhhhh....“Seungyoun menggeram saat putihnya sudah hampir tiba. Dia membaringkan Sejin di sofa, kembali menggerakan pinggangnya dengan posisi berbeda.

“Nghhh... Jinhhh... Please.... Shit!!!!“Sejin pusing dibuatnya, Seungyoun bergerak terlampau cepat diatasnya.

“AHHHHHH.....NGHHHHH...“Seungyoun pun menembakkan cairan putihnya di dalam Sejin, Pinggangnya masih bergerak, menuntaskan cairannya yang keluar terlampau banyak.

“Hhhh... Kamu ganti tiga posisi baru keluar... Hhhh”Sejin berucap sambil menetralkan nafasnya. Seungyoun limbung dan terjatuh di atas Sejin dengan kejantanan masih betah diliangnya.

“Younhhh.... Delapan menit lagi...“ucap Sejin menepuk pundak Seungyoun.

“Hhhh.... Capekkk”ucap Seungyoun mengerang dan terpaksa bangun dari posisinya.

“Maaf....“ucap Sejin yang mengusap wajah Seungyoun, Seungyoun pun mengeluarkan kejantanannya dari lubang Sejin, membuat cairan merembas keluar.

“Bentar ya, aku ambil tisu basah”ucap Seungyoun santai.

Seungyoun sudah kembali memakai celananya setelah membersihkan kejantanan dan bajunya dengan tisu ditangannya.

“Banyak banget... Maaf yaaa kotor”ucap Seungyoun lembut yang membuat Sejin tersenyum.

“Permisi! Pak Seungyoun!!”Sejin dan Seungyoun beradu tatap ketika mendengar seseorang diluar ruangan milik Seungyoun.

“Ah iya pak! Saya lembur, tapi sebentar lagi saya pulang”ucap Seungyoun tenang.

“Baik pak!”ucap security tersebut lagi.

“Dia engga denger kan?“ucap Sejin yang mulai merpaihkan pakaiannya dan Seungyoun mengangat kedua bahunya.

“Ruanganku engga kedap suara, jadi aku gatau!“ucap Seungyoun pelan.

“Seungyoun!!!!!“ucap Sejin panik yang membuat Seungyoun tertawa.

“Kita pulang aja ya? Kamu capek pasti. Aku beres-beres dulu!!“ucap Seungyoun.

“Hm... Kerjaan kamu?“tanya Sejin dan Seungyoun menoleh sambil tersenyum.

“Masih ada besok! Aku belum puas ngerjain kamu”ucap seungyoun santai yang membuat wajah Sejin memerah.

(xposhie)