Mabuk
Wooseok tau, dia tidak boleh melewati batas. Setelah menerima pesan singkat dari Jinhyuk yang mabuk, akhirnya Wooseok menghubungi Sejin dan mengatakan apa yang yang baru saja terjadi.
Tetapi, Wooseok tidak juga dapat mengkhianati perasaannya. Berbekal google maps ponsel Jinhyuk yang masih terhubung ke ponselnya, Wooseok mendatangi bar tersebut hanya untuk memastikan bahwa Jinhyuk sudah bersama Sejin.
Wooseok akhirnya dapat bernafas lega setelah melihat Jinhyuk sudah berasama Sejin. Wooseok pun memilih kembali pulang setelah memastikan semua aman terkendali.
Sejin mendengus kesal. Setelah pertemuannya dengan Jinhyuk, ia berharap Jinhyuk dapat memikirkan semua yang ia katakan dan merubah sikapnya. Tapi yang ia dapati tengah malam ini ialah suara Wooseok yang panik karena kekasihnya itu sedang mabuk seorang diri.
“Nyusahin!“ucap Sejin ketika sampai tepat di depan tempat yang diberitahu sebelumnya oleh Wooseok.
Sejin awalnya agak kesulitan mencari dimana posisi Jinhyuk berada. Tetapi akhirnya setelah tujuh menit mencari, Sejin menemukan Jinhyuk menelungkupkan wajahnya dimeja dengan beberapa botol alkohol di depannya.
“Jinhyuk...“ucap Sejin mengguncang tubuh Jinhyuk.
“Eh? Oh? Kok?“ucap Jinhyuk dengan kesadaran dibawah lima puluh persen.
“Lo chatting apa ke Wooseok? Bikin temen gue panik aja!“ucap Sejin ketus.
“Hm... Kalo dia panik, kenapa dia engga kesini? Hhhh”ucap Jinhyuk malas dan justru mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan.
“Ya lo tau perjanjian itu kan? Kalo dia kesini, dia ngelanggar perjanjian yang udah dia bikin. Lo kan tau dia anaknya gimana”ucap Sejin yang dengan sabar menjelaskan.
“Ah iya! Lo sekarang pacar gue ya bukan dia?“ucap Jinhyuk tersenyum miring.
“Iya!! Makanya Hmphh——“ucapan Sejin terputus karena detik berikutnya Jinhyuk sudah menarik tengkuk Sejin dan mendaratkan bibirnya di atas bibir Sejin.
“Jin— hmppp— hyuk!!“Sejin berusaha menjauhkan dirinya dari Jinhyuk tapi tidak berhasil. Bahkan beberapa kali Sejin memukul dada Jinhyuk untuk melepaskan dirinya, tetapi usahanya tetapi tidak membuahkan hasil.
Jinhyuk menarik tengkuk Sejin dengan tangan kirinya serta menarik pinggang Sejin dengan tangan kanannya untuk lebih mendekatkan diri mereka. Sejin pasrah ketika Jinhyuk menggigit bibirnya, meminta akses lebih untuk masuk ke dalam mulut Sejin. Menit berikutnya, keadaan mereka sudah semakin berantakan dengan Sejin yang sudah duduk diatas pangkuan Jinhyuk dengan tangan yang sesekali menarik pelan rambut Jinhyuk karena lidah Jinhyuk yang terus beradu dengan lidah miliknya.
“Hyuk... Jangan disini ah....“ucap Sejin ketika bibir JInhyuk sudah ulai turun ke leher serta tulang selangka Sejin.
Jinhyuk menghentikan kegiatannya dan menatap Sejin dengan tatapan yang tidak dapat diartikan oleh Sejin. Nafas mereka berdua menderu karena lelah setelah sesi ciuman yang barusaja mereka lakukan. Sejin menggeleng sambil menatap Jinhyuk.
“Nghhh... Ah...“Sejin bergerak tidak beraturan diatas sebuah kasur yang selimutnya sudah tergeletak diatas lantai dingin.
“Hyuk... Nghh...“Sejin menarik rambut Jinhyuk ketika bibir Jinhyuk mengecup sisi dalam pahanya hingga meninggalkan bekas kemerahan.
Setengah jam setelah bertemu dengan Jinhyuk, Sejin sudah berada dibawah kungkungan Jinhyuk tanpa satu helai benang pun di tubuhnya. Nafasnya masih belum teratur.
Jinhyuk yang berada diatas Sejin menatap Sejin lekat. Mereka beradu tatap sebelum Sejin menarik tengkuk Jinhyuk dan kembali melumat bibir Jinhyuk.
Dikamar sewaan itu, erangan dan deru nafas beradu dengan decitan kasur yang bergerak tidak beraturan. Malam itu, mereka melupakan janji yang mereka buat. Bahkan Janji yang Jinhyuk buat sendiri.
(xposhie)