Malam Puncak.

Musik Pendukung


Wooseok bersama Sejin dan Seungyoun sudah berada di tengah-tenga lapangan bersama beberapa alumni lain dan siswa lainnya. Wooseok sebelumnya menolak menyaksikan malam puncak pentas seni tersebut, tetapi Sejin memaksa dan membuat Wooseok tetap berada ditempatnya hingga saat ini.

“Oke! Penampilannya selanjutnya special nih, soalnya yang bakalan tampil itu salah satu alumni SMA kita”ucap MC diatas panggung.

“Denger-denger nih, katanya dulu pas masih jaman sekolah kakak ini terkenal! Ketua basket ya kalo ga salah?“ucap MC lainnya yang membuat penonton semakin riuh termaksud Seungyoun dan Sejin.

Berbeda dengan Seungyoun dan Sejin yang berteriak riuh, Wooseok justru sibuk menatap ponselnya tanpa melihat kearah panggung sama sekali hingga sebuah suara membuatnya melihat kearah panggung.

“Ekhem... Ekhem... Test... Satu dua... Hallo?“ucap lelaki diatas panggung yang akhirnya menyita perhatian Wooseok.

“Hallo semua! Nih dilapangan ini, gue biasanya main basket doang nih mana pernah ngomong di depan banyak orang kayak gini, jadi maaf grogi dikit ya?“ucap lelaki tersebut yang membuat penonton tertawa.

“Oh ya, gue cerita sedikit nih ya? Boleh kan?“ucap lelaki tersebut lagi yang dibalas teriakan boleh dari penoton.

“Jadi, dulu gue pernah berantem sama satu orang alumni sini juga nih... Bukan berantem sih, cuma adu argumen kecil lah ya”ucapnya memulai cerita.

“Intinya gue kesel, karena tim basket gue alias tim basket kita kalah di tournament taruhan, yaaa namanya jiwa muda kan masih banyak emosinya”ucapnya sambil tertawa.

“Terus setelah bertahun-tahun, gue ketemu lagi sama orang itu! Kalo dulu, selesai berantem, kita ga pernah ngomong lagi karena emang ga ada kepentingan satu sama lain. Tapi entah gimana kerjanya takdir, pas kita ketemu lagi bahkan setiap hari keita selalu chatting dan ga jarang jalan bareng”penonton semakin riuh mendengar cerita lelaki tersebut.

“Terus hari ini gue bohong, bilang gabisa dateng kesini dan kayanya orang itu bete deh sama gue”ucap lelaki tersebut. Wajah Wooseok bersemu merah mendengar cerita orang dipanggung tersebut.

“Bete nih?“ucap Sejin menggoda yang berhasil mendapat pukulan ringan di tangannya.

“Hallo, Wooseok! Jangan bete lagi ya? Marahin Seungyoun aja, ini idenya dia...“ucap lelaki tersebut yang ternyata Jinhyuk dengan gitar dipangkuannya. Seungyoun menjauhkan langkahnya saat Wooseok menatapnya tajam. Langkah Wooseok terhenti saat Jinhyuk mulai memetik gitarnya.

Kurasa 'ku sedang jatuh cinta Karena rasanya ini berbeda Oh, apakah ini memang cinta? Selalu berbeda saat menatapnya (hu)

Mengapa aku begini? Hilang berani dekat denganmu Ingin 'ku memilikimu Tapi aku tak tahu Bagaimana caranya?

Tolong katakan pada dirinya Lagu ini kutuliskan untuknya Namanya selalu kusebut dalam doa Sampai aku mampu Ucap maukah denganku

Kurasa 'ku sedang jatuh cinta Karna rasanya ini berbeda Oh, apakah ini memang cinta? Selalu berbeda saat menatapnya hu Di sini aku berdiri

Menanti waktu yang tepat Hingga akhirnya kumampu Katakan padamu oh

Tolong katakan pada dirinya Lagu ini kutuliskan untuknya Namanya selalu kusebut dalam doa Sampai aku mampu Ucap maukah denganku

Tolong katakan pada dirinya Lagu ini kutuliskan untuknya Namanya selalu kusebut dalam doa Mungkinkah dia tahu Cinta yang kumau oh oh

Tolong katakan pada dirinya Lagu ini tuliskan untuknya Namanya selalu kusebut dalam doa Sampai aku mampu Ucap maukah denganku Ho oh maukah kau dengan aku

Wajah Wooseok semakin memerah saat Jinhyuk menyelesaikan petikan gitarnya dan turun dari panggung. Wooseok sudah berada dibelakang panggung saat Jinhyuk turun dari panggung dan menatap Jinhyuk tajam. Sedangkan Jinhyuk hanya tersenyum manis sebelum menarik Wooseok ke dalam pelukannya.

KAPILA