Memori.


Serim menghentakan kakinya malas saat mendengar bel rumahnya berbunyi beberapa kali. Bukan tanpa alasan Serim malas membuka pintu, pasalnya tidur sorenya terganggu karena tamu yang tak di undang tersebut.

“Cari siapa?“tanya Serim malas.

“Hm... Ka Seungyoun ada?“Serim mengenyitkan keningnya, menatap seseorang yang lebih pendek darinya itu.

“Engga ada, belum pulang. Ada perlu apa?“tanya Serim angkuh hingga membuat sosok di hadapannya mundur beberapa langkah.

“Ah... Engga apa-apa kok, aku tunggu Ka Seungyoun disini boleh?“tanya tamu yang menganggu tidur sore Serim tersebut.

“Kalo engga ada perlu, kenapa harus nungguin? Kalo nungguin kan pasti ada perlunya”ucap Serim dengan nada datar, membuat lelaki di hadapannya semakin takut.

“Itu... Hm... Kata Ka Seungyoun... Itu... Aku...“Serim mendecak sebal karena sosok di hadapannya tak kunjung memberikan alasan yang masuk akal hingga sebuah mobil masuk ke dalam pekarangan rumah Serim.

“Loh? Allen kok ga nunggu di dalem aja?“Serim dan sosok dihadapannya yang diketahui bernama Allen itu menoleh saat Seungyoun beserta Sejin keluar dari mobil yang belum lama tiba tersebut.

“Ah... Aku baru nyampe kok ka! Jadi belum sempet masuk”Allen tertawa renyah, membuat Serim menatap lelaki yang masih berdiri dihadapannya itu dengan lekat.

“Bukan karena engga dibolehin Serim masuk kan? Biar kakak pukul kepalanya kalo kamu engga dibolehin masuk”ucap Seungyoun sambil menatap Serim tajam.

“Gue baru bangun ya! Terus dia bilang nyari lo, tapi engga ngasih tau alesannya apa”ucap Serim sambil melangkahkan kakinya kembali masuk kerumah.

“Kenapa harus pake alesan? Allen kan adeknya Sejin, kalo dia nungguin gue berarti emang ada perlu sama gue”ucapan Seungyoun membuat langkah Serim berhenti dan memikirkan ucapan kakak lelakinya tersebut.

“Udah, Youn! Mungkin Serim ga kenal Allen jadi dikirain orang asing”kali ini Sejin mencoba menengahkan.

“Kan dua minggu lalu baru ketemu, masa udah lupa?“ucap Seungyoun berdecak sambil menggelengkan kepalanya.

Disisi lain, Serim memutar badannya dan menatap Allen yang sudah duduk di sofa bersama Sejin. Allen tersenyum sambil sedikit menganggukan kepalanya saat tanpa sengaja beradu tatap dengan Serim.

Pertemuan kedua antara Serim dan Allen memang tidak berjalan mulus. Tetapi setelah kejadian tersebut, Serim selalu menyambut kedatangan Allen dengan hangat. Allen kerap menunggu Sejin dirumah Serim dan saat itulah, Serim sesekali akan mengajak Allen mengobrol dan bertukar cerita.