Memories.
“Dodo.... Sayang, ayok sarapan!“Sejin berteriak kecil, memanggil nama anak lelaki semata wayangnya. Tidak perlu panggilan kedua kalinya, Dohyon sudah berada di meja makan lengkap dengan seragam yang ia kenakan dan sebuah ransel yang ia letakan di kursi sebelahnya.
“Pih, kok telurnya nasi gorengnya ada tiga piring?“Sejin tersentak dan terdiam ketika mendengar pertanyaan anak semata wayangnya tersebut.
“Hm... Itu papih mau bawa bekal ke studio, biar papih ga malas makan siang diluar”ucap Sejin mengusak puncak kepala anaknya tersebut. Dohyon pun mengangguk dan menikmati sarapannya berdua bersama Sejin.
“Papih... Nanti aku mau main kerumah Jinwoo dulu habis pulang sekolah ya?“ucap Dohyon saat Sejin sudah menghentikan mobilnya di depan sekolah Dohyon dan Sejin tersenyum.
“Oke! Tapi jangan berantakin rumah Jinwoo ya? Kasian uncle yang harus beresin rumah lagi habis kerja”ucap Sejin lembut dan Dohyon mengangguk mengerti.
Sejin pun kembali mengendarai mobilnya setelah memastikan Dohyon memasuki sekoahnya. Di sebuah studio mini dimana ia biasa menghabiskan waktunya untuk membuat boneka berbulu sebagai mata pencahariannya tersebut.
“Apa lagi kali ini?“Wooseok sahabat serta rekan kerja Sejin menyambut kedatangan Sejin yang berjalan lesu.
Sejin tidak menjawab pertanyaan Wooseok dan justri mengeluarkan sebuag kotak makan beserta tupperware berwarna hitam. Wooseok tau tanpa bertanya dan ia tahu tanpa harus memastikan. Wooseok tersenyum kecil sebelum duduk disebelah Sejin dan menepuk pundak temannya tersebut.