Mimpi Buruk.


Malam itu Seungyoun dan Sejin memutuskan menghabiskan malam minggu mereka di dalam rumah. Selain karena cuaca yang tidak bersahabat, mereka tidak mau meninggalkan anak semata wayang mereka sendirian dan juga tidak mau menitipkannnya kepada orang tua Seungyoun maupun Sejin.

“Film apa? Romance atau Horror?“tanya Seungyoun kepada Sejin yang sedang menyiapkan camilan untuk mereka berdua. Sejin sempat berfikir sejenak sebelum memilih film romantis dan bergabung bersama Seungyoun di sofa panjang yang terletak di ruang tengah apartment mereka.

“Kenapa milih film ini? Bukannya kalo horror seru? Kalo kamu takut kan bisa aku peluk”ucap Seungyoun menggoda. Sejin menatap tajam Seungyoun sebelum tertawa renyah.

“Kamu kali yang takut! Aku mana pernah teriak nonton horror? Lagian takutnya Dodo bangun kalo nonton horror terus kita ga sengaja teriak!!“ucap Sejin menjelaskan.

“Oh... Biar quality timenya ga keganggu sama anak ya?“ucap Seungyoun kembali menggoda.

“Udah diem! Nonton itu udah mulai”ucap Sejin yang menyamankan dirinya dalam pelukan Seungyoun. Baru setengah jam film berputar, fokus Sejin teralihkan dengan suara tangisan dari dalam Dodo, anak mereka.

“Youn... Dodo nangis kayanya”ucap Sejin panik yang segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Dohyon dan benar saja, Dohyon terbangun dengan keringat mengucur di badannya serta tangisan yang semakin keras.

“Hey... Hey... Sayang, kenapa....?“tanya Sejin yang sigap menggendong Dohyon dan memeluk anaknya erat. Sejin sesekali memberikan tepukan pelan di punggung Dohyon untuk menenangkan.

“Minum dulu ya, sayang?“ucap Seungyoun yang datang membawa segelas air mineral. Dohyon masih terisak dalam gendongan Sejin, bahkan tangannya menggenggam erat baju yang Sejin kenakan. Sejin yang bingung menatap Seungyoun meminta penjelasan tetapi dibalas sebuah gelengan oleh Seungyoun.

“Sayang... Dodo kenapa, hm?“tanya Seungyoun saat merasa anaknya sudah lebih tenang dalam dekapan Sejin. Dohyon masih diam, isak lemah masih sesekali terdengar dan tangannya masih menggenggam erat baju Sejin.

“Dodo mimpi buruk, hm? Mimpi apa?“tanya Sejin pelan dan lembut. Dohyon pun mengangguk lemah. Dohyon dengan isakan lemah pun menceritakan mimpi yang ia alami, membuat Seungyoun sesekali tersenyum mendengar cerita anaknya yang baru menginjak usia tiga tahun.

“Dodo tidur lagi ya? Tadi kan cuma mimpi sayang, kalo Dodo tidur lagi, mimpinya ga akan dateng lagi kok!“ucap Seungyoun memberikan solusi. Dohyon menggeleng tidak setuju, bahkan ia memeluk Sejin erat hingga sedikit menyebabkan Sejin kesulitan bernafas.

“Iya engga, Dodo tidur sama Bubu Baba mau?“tanya Sejin dan Dohyon mengangguk. Sejin pun membawa Dohyon keluar dari kamarnya dan masuk ke dalam kamarnya bersama Seungyoun.

“Matiin aja filmnya, besok kita lanjut lagi”ucap Sejin pelan yang disetujui oleh Seungyoun.

Seungyoun masuk ke kamar menyusul Sejin serta Dodo yang sudah terlebih dahulu berbaring diatas kasur. Dohyon masih menggenggam erat baju Sejin dengan tangan Sejin yang tidak berhenti mengusap punggung Dohyon.

“Sayang... tidur ya? Kan udah ada Baba sama Bubu disini jadi Dodo ga akan mimpi buruk lagi”ucap Seungyoun yang berbaring di belakang Dohyon dan mengusap rambut Dohyon lembut.

Dohyon tidur menghadap Sejin dengan tangan yang menggenggam erat baju Sejin sedangkan Sejin melingkarkan tangannya dibadan Dohyon untuk mengusap punggungnya. Dohyon kemudian menarik tangan Seunyoun untuk diletakan di perut gembilnya, membuat Sejin dan Seungyoun tersenyum. Malam itu, karena mimpi buruk Dohyon, keluarga kecil Cho tidur saling berpelukan.

fin

Kapila.