Mochi.


Sejin merajuk duduk diatas kursi ruang makan. Satu bungkus Mochi incarannya diambil oleh temannya demi kepentingan konten belaka.

“Iyaaa nanti aku sisain, beneran”Seungju tersenyum di depan kamera yang masih dalam posisi off tersebut. Meyakinkan Sejin bahwa ia tidak akan memakan semua Mochi dihadapannya.

Sejin semakin mengerucutkan bibirnya. Tangannya ia lipat dan letakan diatas meja. Kedua kakinya ia angkat ke kursi dan bersila. Sejin dalam mode merajuk yang sesekali membuat Seungju tertawa karena ulahnya.

“Aku mau mulai dulu, setengah jam ajaaaa! Habis itu, semua mochi punya kamuuu. Kamu pake ini, kalo suara aku engga kedengeran, kasih tau!“ucap Seungju kembali meyakinkan dan Sejin mengangguk malas. Sejin menerima dengan paksa earphone yang digunakan Seungju di telinganya.

Seungju pun mulai merekam konten youtubenya. Kebetulan hari itu ia hanya merekam suara atau yang biasa disebut ASMR. ASMR merupakan Autonomous Sensory Meridian Response atau dapat dimudahkan dengan sensasi yang dirasakan bisa berupa kehangatan, kesemutan bahkan menyenangkan.

Sejin melihat serta mendengar bagaimana Seungju menekan beberapa kalimat yang ia ucapkan. Seungju juga beberapa kali sengaja menimbulkan suara dari bungkus mochi yang ia gunakan. Suara-sura yang ditimbulkan sesekali membuat Sejin bergidik. Bukan karena geli, tapi ada sensasi yang tidak dapat di jelaskan dengan kata-kata.

Sejin memperhatikan setiap pergerakan Seungju yang duduk beberapa langkah di hadapannya. Sesekali Sejin menjilat bibirnya, karena ia melihat langsung bagaimana Seungju memakan mochi yang sudah ia incar sejak tadi. Sejin bergerak gelisah karena semakin lama, Seungju semakin merendahkan suaranya pada microphone dihadapannya.

Sejin melirik jam di ruang tamu, sudah lima belas menit Seungju berkutat dengan konten yang sesekali membuat Sejin harus menahan nafasnya. Sesekali Seungju memberikan kode kepada Sejin, menanyakan suara yang ia hasilkan dan Sejin hanya dapat mengangkat tangannya menyerupai tanda OK.

Sejin membulatkan matanya panik saat Seungju menunjukan Mochi terakhir yang tersisa. Seungju menjulurkan lidahnya meledek Sejin dan detik berikutnya Mochi terakhir sudah berada di mulut Seungju.

“Seungjuuuu”Sejin berteriak yang membuat Seungju terkejut dan membulatkan matanya. Sejin berjalan cepat kearah Seungju dan menubruk Seungju yang duduk di sofa. Seungju semakin membulatkan matanya ketika Sejin menempelkan bibirnya ke bibir Seungju, berusaha mengambil potongan terkahir Mochi di mulut Seungju.

Seungju melingkarkan tangannya di pinggan Sejin, menahan agar tubuh Sejin tidak jatuh terjungkal dan menabrak meja di hadapannya. Sejin masih berusaha mengambil jatah Mochinya yang sengaja di tahan Seungju.

“Aw!!!“Seungju berteriak karena Sejin menggigit bibirnya, membuatnya membuka mulutnya dan dengan leluasa Sejin memasukan lidahnya untuk mengambil Mochi yang sisa seperempat.

Sejin akhirya melepaskan tautan bibir mereka dan mengunyah mochi yang berhasil ia dapatkan dengan tetap berada dipangkuan Seungju. Sejin menatap Seungju dengan tatapan tajam, karena Seungju memobohonginya.

“Tukang bohong!!“ucap Sejin yang hendak bangkit dari pangkuan Seungju tetapi pergerakan Sejin ditahan Seungju.

“Mau kemana?“ucap Seungju dengan suara rendah tepat di samping telinga Sejin.

“Hah? Bangun... Mau bangunlah!“ucap Sejin yang seketika panik.

“Enak Mochinya?“ucap Seungju dan Sejin mengangguk. Seungju tersenyum miring. Tangan kirinya masih menahan pinggang Sejin sedangkan tangan kanannya merogoh belakang Sofa untuk mengambil sebungkus mochi lain. Sejin kembali membulatkan matanya.

Sejin berusaha mengambil bungkusan Mochi dari tangan Seungju, tetapi Seungju justru mengangkat tinggi-tinggi bungkusan Mochi tersebut. Seungju tersenyum miring menatap Sejin. Beberapa menit selanjutnya, kedua lelaki dewasa yang melabeli diri mereka sebagai teman baik itu sudah kembali beradu pangut demi sebuah Mochi.

“Hahaha aku dapet banyakk!!“ucap Sejin yang berhasil mendapatkan potongan Mochi lebih besar dari Seungju setelah beradu pangut. Seungju dengan tatapan menggoda kembali meletakan sebuah mochi diantara belah bibirnya.

Sejin kembali meraup Mochi sekaligus bibir Seungju dan dengan sigap Seungju menggendong Sejin dengan bibir saling beradu pangut. Sejin mengalungkan tangannya di leher Seungju, sedang kakinya melingkar nyaman di pinggang Seungju.

Sejin dan Seungju sesekali tertawa karena diantara mereka tidak ada yang mau mengalah karena sebuah Mochi di mulut mereka. Mengabaikan microphone yang masih menyala, Seungju merebahkan tubuh Sejin di atas sofa. Dada Sejin naik turun, karena terlalu banyak tertawa dan menahan nafas saat berciuman.

“Engga usah pake mochi ya? Bibir aku lengket”ucap Seungju yang berada diatas Sejin dan Sejin mengangguk sebelum akhirnya kembali beradu pangut dengan lelaki diatasnya. Seungju mengusap tubuh Sejin, mengusap seluruh permukaan tubuh Sejin yang bisa ia usap.

Sejin sesekali mendesah karena Seungju mencium lehernya dengan terlalu kasar sehingga menimbukan bercak kemerahan di lehernya. Sejin menjambak kecil rambut Seungju dan Sejin kembali melingkarkan kakinya dipinggang Seungju yang sudah mengungkung tubuhnya. Sejin mengangkat pinggangnya, membuat kejantanannya bergesekan dengan milik Seungju yang sama-sama masih terbungkus celana.

“Arghhh....“Seungju mengerang karena perlakuan tiba-tiba Sejin dan Sejin tertawa karena merasa berhasil mengerjai Seungju yang sejak tadi sibuk menjamah lehernya.

Seungju menatap Sejin tajam, meminta penjelasan tentang apa yang Sejin lakukan sebelumnya. Sejin mengangkat sebelah alisnya, merasa apa yang ia lakukan sebanding dengan apa yang Seungju lakukan sebelumnya.

“Arrrggghhh...“Sejin mendesah kala Seungju mengecup noktah coklat di dadanya. Piyamanya di singkap sebatas dada oleh Seungju.

“Ganggu”ucap Seungju sebelum merobek kancing piyama yang Sejin kenakan.

“Yaaakkk!! Itu produk baruuu!! Ahhhh”Sejin batal marah ketika Seungju memutar benda sebesar kacang di dadanya dengan jari jemarinya. Seungju tertawa melihat perbedaan ekspresi yang Sejin hasilkan.

“Nghhh... mircophone kamuuuhhh!! Masih nyalahhhh”ucap Sejin saat Seungju sibuk mengecup perut ratanya. Seungju menoleh dan tersenyum sebelum berjalan dan mematikan microphonenya tersebut.

“Bahaya kalo engga dimatiin, nanti pas aku ngedit aku naik lagi”ucap Seungju sambil melepaskan kaosnya dan memperlihatkan tubuhnya.

“Badan kamu gede bangettt!!“ucap Sejin saat Seungju kembali berada diatasnya dan Seungju tertawa.

Seungju kembali mengecup badan Sejin, sedang Sejin sesekali memijat lengan berotot Seungju membuat Seungju menghetikan kegiatannya dan menarik nafas panjang. Sejin yang tau kegiatannya menganggu Seungju pun tersenyum kecil.

“Yakkk!!! Mau kemana?“Sejin berteriak kala Seungju menggendongnya ala karung beras dan masuk ke kamar pribadi Seungju. Sejin pun dilempar pelan keatas kasur, membuat Sejin tertawa entah mengapa.

Seungju pun ikut berbaring disebelah Sejin, membuat Sejin menoleh karena bingung.

“Kenapa?“tanya Seungju ketika melihat Sejin bingung.

“Udah? Engga dilanjutin?“tanya Sejin pelan.

“Hm? Emang kamu mau dilanjutin?“tanya Seungju dan Sejin membulatkan matanya. Sejin pun menyembunyikan wajahnya di dada terbuka Seungju.

“Gara-gara Mochi hahaha”ucap Seungju yang mendekap Sejin ke dalam pelukannya dan mengusap punggung Sejin.

(xposhie)