Olahraga.


Sejin melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah tempat gym yang biasa ia datangi. Tetapi, kedatangan Sejin kali ini membuat beberapa orang bertanya karena hari tersebut bukanlah jadwal Sejin berlatih.

“Loh Sejin? Tumben? BUkannya jadwal kamu kemarin?“ucap seorang lelaki bertubuh besar dan Sejin mengangguk.

“Apaan sih ganggu amat lo! Jangan gangguin cowok gue”Seungju yang muncul entah dari mana, mendorong tubuh temannya yang semula berbicara dengan Sejin hingga membuat Sejin tertawa.

“Yaelah boss, posesif amat”ucap teman Seungju tadi yang membuat Seungju menatap temannya tajam.

“Cuma satu yang kayak gini ga ada lagi!!“ucap Seungju sebelum merangkul Sejin dan membawanya masuk ke dalam ruang ganti pakaian.

“Woyy!! Ngapain lo masuk ke ruang sepi berduaan?“teriak teman Seungju tetapi diabaikan oleh Seungju.

“Tunggu sini bentar ya? Aku mau mandi dulu”ucap Seungju dan Sejin mengangguk. Sejin memilih merapihkan baju Seungju yang berantakan. Ya, loker Seungju terbuka saat lelakinya mengambil handuk dari dalam loker tersebut.

“Berantakan banget! Heran deh”ucap Sejin menggerutu. Sejin pun mulai merapihkan isi loker khusus milik Seungju, Ada beberapa potong baju yang akhirnya Sejin lipat untuk dibawa pulang. Beberapa topi serta beberapa kaos kaki tidak luput dari mata Sejin.

“Ini kaos kaki kenapa cuma sebelah?“Sejin setengah tertawa ketika menemukan satu kaos kaki tanpa pasangannya. Sejin menyipitkan matanya saat melihat sebuah bungkusan berwarna cerah dibawah kaos kaki. Sejin berfikir itu vitamin yang biasa dikonsumsi Seungju tapi Sejin ingat, vitamin Seungju tidak dalam bentu tablet lembaran melainkan dalam botol besar.

“Hah? Kon...”

“Yang, ngapain?”

Sejin kaku ditempat saat mendengar suara Seungju dibelakangnya. Seungju yang baru selesai mandi berdiri dibelakang Sejin hanya ditutupi selembar handuk pada bagian pinggangnya.

“Hah? Ngerapihin loker kamu! Masa ada baju sama kaos kaki gini? Udah berapa lama kamu tinggalin disini?“tanya Sejin yang berusaha tetap tenang.

“Aku suka lupa, soalnya selalu bawa baju ganti lebih dari satu. Bawa pulang aja, biar dicuci”ucap Seungju santai.

“Terus sekarang mau pake baju ganti apa?“Sejin berbalik dan tersentak kala mendapati tubuh Seungju hanya beberapa inchi di depannya.

“Seungju!!!“ucap Sejin berteriak, membuat Seungju mundur beberapa langkah.

“Aku cuma mau ambil baju, yang? Kenapa histeris banget?“tanya Seungju yang bingung dengan ekspresi kaget berlebihan Sejin.

“Ih ini tuh deket banget tau!! Kamu belum pake baju juga”ucap Sejin menepuk pelan dada telanjang Seungju.

“Hm... Bukannya sering lebih deket dari ini?“tanya Seungju yang dengan sengaja mengikis jarak wajahnya dan Sejin, membuat wajah Sejin bersemu merah.

“Ih minggir! Aku mau rapihin baju kamu”ucap Sejin yang menggeser tubuh Seungju dengan kekuatan ekstra meninggalkan Seungju yang tengah menahan tawanya.

Srek

Seungju dan Sejin menoleh bersamaan ke lantai saat sesuatu terjatuh dari genggaman Sejin, Seungju menunduk hendak mengambil barang yang terjatuh tersebut.

“Stop! Gausah diambil, cuma sampah”ucap Sejin panik dan Seungju semakin bingung.

“Loker aku emang berantakan, tapi ga akan ada sampah sayanggg”ucap Seungju mengusak gemas puncak kepala Sejin dan setelahnya mengambil bungkusan berwarna cerah yang terjatuh.

“ini mau kamu buang? Belum expired loh”ucap Seungju tersenyum.

“Kamu tuh! Ngapain sih bawa-bawa kondom ke tempat Gym?“ucap Sejin berbisik dan Seungju tertawa.

“Ketinggalan kayanya, kan aku sering habis kesini terus langsung ketempat kamu kayanya jatoh dari tas”ucap Seungju santai.

“Kalo ditemuin orang lain gimana?“tanya Sejin panik dan Seungju masih terus tertawa.

“Ya kenapa?“tanya Seungju jahil yang membuat wajah Sejin semakin memerah.

“Sisa satu, mau dipake dulu ga?“tanya Seungju semakin berusaha menggoda kekasihnya dan Sejin menatap Seungju tidak percaya.


“Nghhhh”Seungju menggendong Sejin dengan kedua bibir yang terpaut sejak di dalam lift. Tangan Seungju berusaha mencari gagang pintu dan memasukan password apartment miliknya. Sejin yang berada dalam gendongan Seungju sesekali menjambak rambut sang kekasih ketika tangan jahil Seungju meremas bokongnya.

“Nghhh... Ahhhh...“Sejin menengadahkan kepalanya saat bibir Seungju bergerilya dilehernya. Mereka berdua telah berhasil masuk ke dalam apartment milik Seungju. Suara desahan pun sudah tidak Sejin tahan.

Seungju dengan cekatan melepas sepatunya dan milik Sejin. Setelahnya, ia berjalan cepat ke dalam kamar dan membaringkan Sejin diatas tempat tidurnya. Wajah Sejin sudah merah padam dan bibirnya bengkak karena sesi panas mereka selama di dalam lift.

Seungju membuka kaosnya dan membuangnya ke sembarang arah. Begitu juga dengan Sejin. Mereka berdua mengabaikan foreplay berlebihan dan langsung keinti permainan. Sejin yang sudah telanjang dan kembali berbalik tersenyum saat melihat tubuh telanjang Seungju dihadapannya kebingungan mencari botol pelumas.

“Dikolong ada ga? Kemaren kamu tendang ga pas habis pake?“ucap Sejin dan Seungju mencoba mengingat lagi. Seungju merunduk tapi nihil, botol yang ia cari tidak ada juga.

“Yaudah buruan sini!!“ucap Sejin menarik tangan Seungju, membuat Seungju naik ke kasur dengan lutut sebagai tumpuannya. Sejin membukan bungkus kondom yang ia temukan di loker gym milik Seungju dan segera memasangkannya ke penis berurat milik Seungju.

Sejin mengeluarkan ludahnya sedikit tepat di penis Seungju yang berbalut kondom tersebut dan mengurutnya pelan, membuat Seungju mengerang. Seungju menengadahkan kepalanya saat tangan Sejin mengurut penisnya. Tangan Seungju menjambak pelan rambut Sejin membuat Sejin menoleh kearah Seungju.

Sejin menyamankan posisinya dengan Seungju dan kembali melumat bibir Seungju dengan tangan masih menurut penis Seungju. Tubuh Seungju memanas, ia memutuskan tautan bibirnya dan kembali membawa Sejin untuk berbaring.

Sejin berbaring dan melebarkan kakinya, membuat Seungju memposisikan dirinya tepat dihadapan lubang kemerahan milik Sejin. Seungju tersenyum sebelum memasukan penisnya masuk ke dalam lubang Sejin.

“Arghhh....“Sejin membusungkan dadanya karena sensasi terbelah pada bagian bawah tubuhnya. Ini bukan pertama kalinya bagi mereka, tetapi karena mereka mengabaikan foreplay Sejin jadi harus merasakan skait yang luar biasa.

“Shhh.... Maaf sayang, maaf”ucap Seungju yang menghujani wajah Sejin dengan kecupan.

Seungju melanjutkan usahanya memasukan penisnya hingga penisnya masuk seluruhnya ke dalam lubang anal Sejin. Sejin memeluk Seungju erat sambil berbisik agar Seungju segera bergerak.

“Nghhh... Ah.... Nnghhh...“Sejin mendesah saat tumbukan demi tumbukan ia rasakan menyapa prostatnya.

“Ahhhh.... Aishhh.... Ketatthhh Bangethhhhh”ucap Seungju mengerang nikmat karena pijatan anal Sejin.

Seungju terus bergerak dengan tempo yang lambat. Mencoba mencari kenikmatan untuk dirinya sendiri dan untuk Sejin. Sejin juga bergerak, mengikuti tempo permainan Seungju.

“Lebihhh cepethhh”ucap Sejin.

“Hm... Benerrhhhh?“tanya Seungju meminta izin dan Sejin menggangguk.

Seungju pun menaikan tempo permainannya. Menumbuk lubang Sejin lebih cepat dari sebelumnya, membuat pelukan Sejin semakin erat.

“Nghhh... Aku mau keluarhhhh”ucap Sejin merintih dan Seungju pun membantu Sejin dengan mengocok penis kekasihnya. Sejin mencapi putihnya dalam genggaman Seungju.

Seungju melumuri sedikit penisnya dengan cairan milik Sejin, membuat pergerakannya semakin mudah. Ia kembali menaikan tempi pergerakannya, membuat kasur yang mereka gunakan berdecit. Suara nafas keduanya beradu dan peluh keduanya juga sudah membanjiri tubuh bahkan sprei yang digunakan.

“Nghhh.... Ahhhh....“Seungju sampai beberapa menit setelahnya. Sejin dan Seungju mengatur deru nafas mereka sebelum Seungju melepas penisnya dari anal Sejin. Seungju pun melepas kondom yang ia gunakan dan membuangnya ditempat sampah.

Seungju tidak lupa mengambil tisu basar dan kering untuk Sejin karena ia tahu bahwa Sejin akan memilih tertidur dahulu setelah bercinta daripada membersihkan tubunya.

“Makasih, aku sayang kamu”ucap Seungju mengecup kening Sejin. Sejin yang terlalu lelah akhirnya terlelap saat Seungju masih membersihkan bekas cairannya diatas perut dan pahanya. Seungju tersenyum sebelum menyusul Sejin untuk beristirahat sejenak. Ia menarik selimut untuk menutupi keduanya dan memeluk Sejin sambil sesekali mengusap punggung telanjang Sejin.

(xposhie)