Packing.
Aku tersenyum melihat Mas Seungyoun menarik koper hitam besarnya, yang akan digunakan untukku dan Mas Seungyoun selama liburan nanti ditambah dua buah tas jinjing hitam kecil.
“Baba tolongggg!!!“Mas Seungyoun yang hendak memelukku karena lelah menurunkan koper hitamnya itu harus menarik nafas panjang ketika teriakan Dohyon dan Wonyoung saling bersautan.
“Yakin mau nambah satu lagi? Kayanya dua aja kamu udah kecapean”aku menjulurkan lidahku kearah Mas Seungyoun sebelum berjalan ke kamar Dohyon dan Wonyoung, tentunya diikuti Mas Seungyoun dibelakangku.
Aku membulatkan mataku ketika melihat penampakan kamar Dohyon dan Wonyoung. Koper mereka berdua sudah berada di lantai bersama mainan mereka yang beserakan.
“Abang! Yang ambil koper aku abang, terus mainannya jatuh dari kasur”ucap Wonyoung terbata dan aku tertawa.
“Oh abang? Biasanya Dodo?“Mas Seungyoun tersenyum menatap Wonyoung yang menatapnya tajam.
“Yaudah ayok rapihin mainan kalian dulu, baru kita packing baju kalian”ucapku mulai mengambil satu persatu mainan masa kecil Dodo dan Dede yang memang sudah kusimpan rapih dalam kardus.
“Wahhh pricess kepala botak!!!“Dodo tertawa terbahak-bahak ketika menemukan boneka putri yang kepalanya plontos karena ulahnya beberapa tahun lalu. Mas Seungyoun pun ikut tertawa ketika melihat penampakan boneka dalam genggaman Dodo.
“Nih ya, gara-gara boneka ini! Dede nangis sampe demam terus Baba harus cari yang sama persis sampe jam sebelas malam”ucap Mas Seungyoun menjelaskan.
“Ketemu ba?“tanya Dede dan Mas Seungyoun menggeleng.
“Bubu kamu tuh yang akhirnya bikin princess kepala botak jadi punya rambut lagiii”ucap Mas Seungyoun melirik kearahku.
“Terus ini kok tetep botak?“tanya Dodo penasaran dan Mas Seungyoun kembali tertawa.
“Iya, soalnya copot tiga jam kemudian”ucap Mas Seungyoun yang kali ini membuatku tertawa.
“Udah rapihin lagi mainannya! Malah ngomongin princess kepala botak”ucapku yang kembali merapihkan mainan Dodo dan Dede.
Setidaknya sejam waktu yang diperlukan untuk kami berempat merapihkan mainan masa kecil Dodo dan Dede hingga akhirnya kardus kembali diletakan oleh Mas Seungyoun diatas lemari. Setiap mainan yang kami rapihkan mempunyai cerita sehingga menyita banyak waktu.
Seperti sebuah boneka kelinci yang telinganya hilang satu karena Dodo menariknya paksa bahkan membuat Dede jatuh dari sofa dan meninggalkan benjolan di dahinya. Atau robot yang tangan dan kakinya sudah berpindah tempat karena hobby Dodo terdahulu adalah membongkar barang tanpa bisa memasangkannya kembali.
Selanjutnya, kami berempat kembali disibukan dengan baju dan segala perlengkapan milik Dodo serta Dede yang akan dibawa berlibur. Kali ini aku bekerja sendiri, dengan tiga orang yang tidak membantu sama sekali terlebih Mas Seungyoun yang terkadang hanya meledek anak-anaknya beserta diriku tentu saja.
“Do... emang ini masih muat?“tanyaku kepada Dodo.
“Tapi aku mau samaan sama Baba....“ucap Dodo gemas dan Mas Seungyoun menahan senyumnya.
“Kalo engga muat, engga bisa kamu pake dong? Tetep engga samaan sama Baba?“tanyaku sekali lagi.
“Heunggg... Tapi Bubu sama Dede kembaran!!!“Dodo mulai merajuk.
Kali ini Mas Seungyoun turun tangan. Setelah susah payah membujuk Dodo, akhirnya Dodo mengalah, tentunya setelah berbagai macam cara yang ditempuh.
Aku menghabiskan waktu di kamar Dodo dan Dede selama lebih dari dua jam. Dimulai dari merapihkan mainan yang terjatuh sampai merapihkan baju dan pakaian yang akan dibawa Dodo serta Dede saat liburan. Tetapi aku masih punya satu tugas, merapihkan bajuku dan Mas Seungyoun serta menyiapka makan siang.
Dek Sejin semangat!!!
(xposhie)