Pendirian.
“Dimakan dulu supnya, habis itu minum obat buat ngilangin sakit kepalanya”
Yohan, berbicara tanpa menoleh seakan tahu jika Yuvin sudah berada di belakangnya. Yuvin tersenyum sebelum memeluk Yohan dari belakang. Tubuh Yohan menegang, terkejut dengan perilaku tiba-tiba Yuvin tersebut.
“You smell like a shit!“ucap Yohan mencoba melepaskan pelukan erat Yuvin.
Yuvin mendengus sebal sebelum melepas pelukannya dan berdiri bersandar pada counter dapur tepat di sebelah Yohan yang masih fokus dengan kegiatan dihadapannya. Yuvin masih tersenyum, menatap Yohan yang kian sibuk dan terus mengabaikannya.
“Semalem kamu yang jemput aku?“tanya Yuvin pelan tetapi Yohan tidak menjawab.
“Maksih udah mau jemput aku dan masih perduli sama aku”ucap Yuvin yang berusaha memeluk Yohan dari samping dan meletakan dagunya diatas bahu Yohan. Yohan menahan nafas dan memejamkan mata sebelum menjauh dari Yuvin.
“Yuvin... Please, we are over. Makan sarapan kamu dan obat kamu, habis itu aku anter kamu pulang”ucap Yohan tanpa sedikitpun menoleh ke arah Yuvin.
Seperti tersambar petir di siang bolong, Yuvin mematung dan terdiam menatap Yohan dengan tatapan tidak percaya. Yuvin kira kemarin Yohan hanya emosi sesaat, karena hal tersebut tidak terjadi sekali atau dua kali diantara mereka. Tetapi dugaan Yuvin salah, karena kali ini Yohan benar-benar sungguhan mengatakan hal tersebut.
“Yohan....“ucap Yuvin terlampau pelan.
“We are over! Kamu tau, nama di pergelangan tanganku bukan nama kamu kan? Kamu tau itu tapi kamu bersikap biasa aja. Kamu bodoh!“ucap Yohan menatap Yuvin marah.
“Kamu bodoh, kalo kamu engga sedih. Kamu bodoh, kalo kamu tetep mau hubungan kita tetap berjalan seperti biasa dan kamu bodoh, jika tetap menahan aku dan tidak melepaskan aku....“ucapan Yohan terputus.
“Karena kamu bukan soulmate aku yuvin.... bukan kamu”ucap Yohan bergetar.
“Iya aku tau itu semua bahkan ketika baru satu huruf yang muncul di pergelangan tangan kamu.... Iya aku bodoh, karena aku engga akan ngelepasin kamu untuk orang lain....“ucap Yuvin sambil menahan emosinya.
“Yuvin please stop! Cukup nyakitin diri kamu sendiri!!!“ucap Yohan setengah berteriak.
“Kita selesai! Kamu... sama aku... SELESAI!“Ucap Yohan dengan penekanan di setiap katanya.
“Engga, kita belum selesai karena aku engga percaya hal tabu itu dan aku engga pernah akan pernah percaya”ucap Yuvin yang berjalan mendekat ke arah Yohan.
“Yuvin... please, aku mohon....“Ucap Yohan yang sudah terduduk lemas di lantai dingin dapur apartmentnya.
“Bukan kamu orangnya Yuvin....Bukan kamu soulmate aku....“ucap Yohan terisak.
“Please... Tolong lepas aku ya? Jangan tahan aku lagi....“ucap Yohan memohon dengan suara nyaris hilang.
Yuvin terduduk di hadapan Yohan dan meraih pergelangan tangan kanan Yohan, mengusap nama yang terukir di pergelangan tangan tersebut. Nama yang jelas-jelas bukan namanya, tapi ia tau jelas siapan orang itu Kim Kookheon sepupu Yuvin, orang yang tau hubungan Yohan dan Yuvin selama tiga tahun ini.
Air mata Yuvin menetes, tepat jatuh ke pergelangan tangan Yohan. Membuat Yohan menoleh ke arah Yuvin untuk pertama kalinya pagi itu. Yohan yang juga menangis, membantu menghapus air mata lelaki di hadapannya. Tapi laju tangannya di hentikan oleh Yuvin.
“Aku sayang kamu....“ucap Yuvin sebelum mencium kening Yohan lama, membuat Yohan kembali menangis sejadi-jadinya.
Kejadian selanjutnya ialah, Yuvin pergi dari apartment Yohan tanpa menyentuh sarapan yang telah dibuat Yohan. Meninggalkan Yohan yang menangis sejadi-jadinya, terduduk lemah di lantai dingin apartmentnya.
“Yuvin.... Aku juga sayang kamu”ucap Yohan yang tidak mungkin akan terdengar oleh Yuvin lagi.
xposhie