Perjodohan.
Hai! Perkenalkan, Namaku Lee Sejin dan umurku baru 21 tahun. Aku suka melukis, tapi kadang aku juga suka membuat boneka yang aku beri nama Marimong. Ah ya! Kalian boleh memanggilku Sejin. Mumpung suamiku belum pulang bekerja, aku akan menceritakan keseharianku.
Aku sudah menikah selama dua bulan. Jika kalian menebak pernikahanku karena perjodohan, kalian benar. Aku menikah dengan seorang pria yang jarak umurkan 7 tahun lebih tua daripaku. Ia biasa aku panggil Mas Seungyoun. Ia seorang direktur di sebuah perusahaan ternama, ia sibuk tapi ia baik.
Aku bertemu Mas Seungyoun hanya 2 kali sebelum akhirnya tanggal pernikahan kami di tetapkan. Aku melihat Mas Seungyoun adalah tipe orang yang pendiam. Aku tidak banyak mengetahui kehidupan tentang Mas Seungyoun hingga akhirnya aku benar-benar menikah dengannya.
Setelah menikah, aku langsung pindah dan tinggal di apartmentnya, Sebuah apartment yang tidak dapat dibilang kecil dan tidak sederhana. Aku selalu belajar menjadi pasangan yang dapat membahagiakan Mas Seungyoun, setidaknya aku tidak ingin merepotkan Mas Seungyoun, Tetapi karena keterbatasan pengalaman, aku sesekali masih merepotkan Mas Seungyoun.
Aku pernah menyusahkan Mas Seungyoun karena gas dirumah mati saat Mas Seungyoun masih dikantor. Atau aku pernah menyusahkan mas seungyoun karena tidak sengaja mematahkan kran kamar mandi. Aku merasa selalu membebankan Mas Seungyoun, walaupun Mas Seungyoun selalu bilang itu semua adalah tanggung jawabnya dan aku adalah tanggung jawab dia.
Hari ini tepat dua bulan pernikahan kita dan Mas Seungyoun juga hari ini kembali dari perjalanan dinasnya selama sepuluh hari. Aku baru menikah dua bulan tetapi sudah ditinggal sepuluh hari ke luar kota. Tetapi selama sepuluh hari, Mas Seungyoun selalu menanyakan kabarku. Ia juga menanyakan apa yang aku lakukan dan bahkan ia sesekali menyuruhku pulang ke rumah orang tuaku agar tidak sendirian di apartment kami. Ah apartment Mas Seungyoun maksudku.
Tadi pagi Mas Seungyoun mengabariku dan menanyakan apakah aku ingin oleh-oleh atau tidak. Jujur, saat menerima pesan itu hatiku menghangat. Walaupun pernikahan kami hasil perjodohan, tapi Mas Seungyoun benar-benar memperhatikanku. Jadi sebagain balasannya aku akan memasakan makanan kesukaan Mas Seungyoun yang tidak pedas dan tidak ada udang.
Waktu menunjukaln pukul tujuh lewat dua belas malam ketika aku mendengar password pintu apartmentku berbunyi. Aku yang baru saja selesai merapihkan ruang makan segera bergegas menghampiri suamiku.
“Selamat ulang tahun!!!”
Langkahku terhenti ketika Mas Seungyoun membawa sebuah buket bunga berukuran besar dan beberapa kantong yang aku yakini sebagai oleh-oleh. Ia bahkan meninggalkan koper besarnya di depan pintu yang masih terbuka.
“Dek? Hari ini bener kan ulang tahun kamu? Kamu kok kaget?“tanya Seungyoun ketika melihatku terdiam.
Aku terkejut, karena aku sama sekali tidak menyangka jika Mas Seungyoun mengethaui tanggal hari ulang tahunku.
“Dek, kenapa? Kamu alergi bunga ya? Hm... tadi Mas mau beliin kamu coklat aja tapi bingung dan akhirnya beliin bunga. Kamu engga suka ya?“pertanyaan Mas Seungyoun mengalihkan perhatianku.
“Hah? Eh! Engga kok mas. Aku suka bunga.... Aku.... Aku cuma kget aja?“ucapku terputus-putus.
“Kaget? Kenapa?“Mas Seungyoun berjalan menghampiriku dan memeluk pinggangku agar mendekat ke arahnya.
“Hm... Aku engga ngira mas seungyoun tau ulang tahunku?“ucapku pelan, snagat pelan.
“Hahaha kamu kan pasangan mas! Masa mas gatau ulang tahun kamu sih dek?“ucapnya lagi sambil mencubit pipiku.
Aku menatap ke arah Mas Seungyoun. Aku tau apa yang akan terjadi selanjutnya, jadi aku menjauhkan wajahku dari wajahnya.
“Mas.... pintunya belum ditutup”ucapku malu dan mas seungyoun tertawa karena ucapanku.
“Ah... Iya... Lupa”ucap Mas Seungyoun pelan.
“Mas....makasih!“aku mengambil buket bunga ditangan Mas Seungyoun dan memberikan kecupan singkat di pipi kiri Mas Seungyoun sebelum meninggalkan Mas Seungyoun di depan pintu. Aku malu, aku harus pergi menjauhi Mas Seungyoun beberapa saat karena pasti mukaku memerah.
“Mas... mau aku masakin air panas buat mandi?“tanyaku dari dalam kamar, sedikit berteriak.
“Aku engga mau mandi dulu....“badanlu menegang karena tiba-tiba ada yang memeluku dari belakang. Ia sudah berdiri di belakangku, dengan bibir yang sudah mengecup pelan leher belakangku.
“Mas kangen....“ucapnya lagi sebelum mengangkatku dan menjatuhkanku di atas tempat tidur.
xposhie