Persembunyian.

//tw: kekerasan. rasa sakit.


Byungchan menatap malas seseorang yang sedang berdiri di depan mobil sambil berbicara dengan beberapa orang lainnya. Seungyoun berdiri disana, di depan mobil pribadinya yang sedang terparkir rapih disebuah basement yang sudah tidak digunakan. Sesekali Seungyoun melirik kearah Byungchan sambil tersenyum. Senyum manis bagi Seungyoun tetapi tidak untuk Byungchan.

Byungchan masih merutuki kebodohannya. Kebodohannya yang dengan lugu mengikuti permainan Seungyoun. Permainan yang ia kira dapat membuat Seungwoo bahagia, setidaknya agar Seungwoo tidak bertengkar dengan sang ayah. Tetapi tenyata ia salah, ia membuat segala sesuatunya semakin kacau dan sekaligus menyakiti hati Seungwoo.

Beberapa kali juga Byungchan menarik rmabutnya frustasi karena ponsel miliknya diambil paksa oleh Seungyoun sejak ia meninggalkan apartment pribadi milik Seungyoun. Byungchan tidak dapat menghubungi siapapun saat ini, ia hanya dapat berdiam diri di dalam mobil pribadi milik Seungyoun.

Dari dalam mobil, Byungchan dapat melihat Seungyoun dan beberapa kawanannya berdiri tegak dan menghadap ke satu titik yang sama. Mereka menunggu kedatangan seseorang. Sekeras apapun Byungchan mencoba, ia tidak dapat melihat sosok yang sedang berjalan seorang diri kearah Seungyoun.

Byungchan membulatkan matanya ketika dirinya berhasil menangkap pantulan seseorang yang datang dan berjalan kearahnya. Seungwoo, seorang diri berjalan dengan tegap dan gagah kearah Seungyoun dan kawanannya yang jumlahnya lebih dari sepuluh orang. Byungchan, tanpa pikir panjang membuka pintu mobil dan menghambur berlari kearah Seungwoo.

“Mau kemana, hm?“Sekuat apapun Byungchan berlari, tetaplah Seungyoun dapat menangkapnya. Tangan Byungchan di genggam erat, membuat garis kemerahan di pergelangan tangannya terasa semakin perih.

“Younhhh... Please?“ucap Byungchan memohon kepada Seungyoun, membuat Seungyoun menyunggingkan senyum miring.

“Kenapa hm? Mau ke mantan kamu? Mau ngapain?“tanya Seungyoun dengan tangan lainnya yang mencengkram rahan Byungchan dan membuat Byungchan meringis kesakitan.

“Lepasin tangan kotor lo, sialan!!!“ucap Seungwoo emosi. Langkah Seungwoo terhenti, ketika tiga orang menghalangi langkahnya.

BUGHHHHHH

Byungchan menoleh, ketika sebuah pukulan keras dilayangkan Seungwoo kepada salah satu orang yang menghalangi jalannya. Tetapi detik selanjutnya Byungchan harus kembali terkejut ketika dua orang lainnya menahan kedua tangan Seungwoo, membuat Seungwoo tidak dapat bergerak kemanapun.

“Younhhh... Please? Jangan... Engga.... Jangan pake kekerasan ya? Please....“Menurunkan harga dirinya, Byungchan memohon kepada Seungyoun.

Seungyoun mengabaiakn permintaan Byungchan, tangannya masih mengunci pergerakan lelaki putih berparas manis tersebut. Byungchan meronta, tetapi ia masih belum bisa melepaskan dirinya dari cengkraman Seungyoun.

“STOP!!! PLEASE UDAH!!! KA SEUNGWOO ENGGA SALAH APA-APA, PLEASE UDAHHHH!!!!“Byungchan berteriak, berharap orang-orang dihadapannya menghentikan pukulan mereka.

“Younhhh... Please ya? Terserah lo mau apain gue setelah ini... Tapi please, temen-temen lo suruh berhenti, ya?“ucap Byungchan lagi tetapi Seungyoun hanya menatap Byungchan sekilas.

“Seungyoun... Please... Gue mohon... Please”Byungchan kembali memohon bersamaan dengan kode yang Seungyoun berikan kepada teman-temannya agar menghentikan pukulan mereka.

Seungyoun berjalan kearah Seungwoo yang terduduk di lantai semen tersebut setelah sebelumnya, menyerahkan Byungchan kepada rekannya yang lain. Seungyoun menyamakan posisinya dengan Seungwoo dan menatap Seungwoo dengan tatapan merendahkan.

“Wah beneran kesini? Sendirian? Berani juga lo...“ucap Seungyoun.

“Buru-buru ya sampe engga bawa mobil kesini? Padahal gue mau ngajak lo tanding sekali lagi”ucap Seungyoun yang kembali berdiri membuat Seungwoo juga berdiri walau dengan bersusah payah.

“Ah engga bisa tanding dong ya habis dipukulin?“Seungyoun hampir saja mendapat satu pukulan ketika berbicara seperti itu. Tetapi pukulan Seungwoo yang lemah, dapat dihindari Seungyoun. Seungwoo kembali tersungkur karena ketidakseimbangannya.

“Ka Seungwoo...“Byungchan berkata lirih kala tubuh tegap yang biasa melindunginya harus tersungkur dilantai semen yang berdebu.

“Gimana? Bisa tanding sama gue? Atau.... Lo mau relain Byungchan sama gue?“tanya Seungyoun lagi dengan nada menyebalkan.

“Gue engga akan pernah rela lo nyentuh Byungchan lagi”ucap Seungwoo yang sesekali terbatuk dan Seungyoun hanya tertawa mendengar ucapan Seungwoo tersebut.

“Ka... Please... Aku engga apa-apa... Kamu pulang aja ya? Bang JB sama Bang RM pasti tau kan kamu disini? Pulang aja ya?“Byungchan berjongkok dan memeluk Seungwoo ketika genggaman teman Seungyoun melemah di pergelangan tangannya.

“Engga... Aku engga akan pulang kalo engga sama kamu...“ucap Seungwoo yang berusaha menggenggam tangan Byungchan.

“Please ka... Aku engga apa-apa, beneran....“ucap Byungchan yang mulai terisak. Seungwoo tersenyum, tangannya bergerak menjelajahi ruam merah keungunan disekitar leher dan tulang selangka Byungchan, membuat Byungchan dengan segera menutup bagian tersebut dengan jaket yang ia kenakan.

“Maaf...“ucap Byungchan menangis dan Seungwoo menggertakan giginya karena kesal.

“Akhhhh...“Seungyoun menarik paksa Byungchan menjauhi Seungwoo, membuat Byungchan harus sedikit terseret dilantai bersemen tersbeut.

“Udah main dramanya? Gue bilang apa, kalo lo engga nurut sama gue HAH?!?!?!“Seungyoun mencengkram kuat rahang Byungchan. Emosi Seungyoun memuncak karena hal yang baru saja ia lihat.

“Sakitttthhhh”Byungchan berusaha menyingkirkan tangan Seungyoun walau harus gagal berulang kali.

“Ayok tanding”Seungyoun menoleh ketika Seungwoo berucap hal tersebut. Byungchan menggeleng, memberikan isyrata agar Seungwoo tidak menerima ajakan Seungyoun.

“Tapi izinin tim gue bawa mobil gue kesini”ucap Seungwoo lagi yang mendapat tatapan tajam dari Seungyoun.

(xposhie)