Pertama Kali.


Yuvin membuka kasar dasi yang ia gunakan. Malam itu, ia terlambat pulang ke rumah orang tua Yohan, karena ada acara kecil-kecilan yang dibuat teman satu kantornya. Hari itu merupakan hari pertama Yuvin kembali ke kantor setelah menikah.

“Mas, mau mandi?“tanya Yohan yang membawa dan merapihkan jas serta tas yang sebelumnya dibawa Yuvin. Yuvin menggeleng dan merebahkan dirinya dikasur dengan setelah lengkap.

“Mas... kan aku udah bilang ga usah maksain pulang kerumah ibu...“ucap Yohan saat melihat kondisi kelelahan suaminya tersebut, Yuvin tersneyum dengan kedua mata yang terpejam.

“Sepi di apartment, Dek.... Dari kemarin kan bareng kamu mulu, terus tiba-tiba sendirian jadi sepi”ucap Yuvin santai.

“Yaudah, mandi dulu ya mas? Atau ganti baju aja gimana?“tanya Yohan pelan yang diabaikan Yuvin.

“Mas...?“Yohan mencoba menghampiri suaminya dan dengkurang halus terdengar, membuat Yohan tersenyum melihat suaminya yang tertidur asal diatas kasur.

Yohan pun memutuskan mengambil kaos serta celana pendek milik Yuvin yang memang dibawa oleh Yuvin kerumah orang tua Yohan. Pergerakan Yohan terhenti setelah ia membuka seluruh kancing kemeja milik suaminya tersebut.

Yohan mengedipkan matanya beberapa kali saat melihat tubuh polos bagian atas milik Yuvin dengan otot perut yang tercetak jelas. Yohan berusaha menetralkan detak jantungnya dan mencoba tidak gemetar saat ia membuka kemeja yang masih melekat dibadan sang suami.

“Maaf ya mas....“ucap Yohan terlampau pelan saat dirinya menarik dan membuka kemeja Yuvin dengan teramat pelan. Yohan berhasil memakaikan kaos dan menutupi badan Yuvin, setidaknya ia dapat sedikit bernafas lega sekarang.

Yohan menarik nafas panjang dan berfikir, untuk mengganti celana bahan yang Yuvin kenakan atau tidak. Yohan mempertimbangkan hal tersebut lama dan akhirnya ia memutuskan mengganti celana mili Yuvin.

“Maaf lagi ya mas....“ucap Yohan yang mulai membuka ikat pinggang pada celana bahan milik Yuvin. Yohan menahan nafasnya saat akan mencoba membuka kancing celana serta menurunkan zipper celana bahan suaminya.

“Kayanya salah deh.... Mending ga usah diganti kali ya? Ih... Tapi pasti ga nyaman, kan celananya udah dipake seharian....”batin Yohan bekecamuk, membuat Yohan menghentikan lagi pergerakan tangannya.

“Dek....?“tangan Yohan berhenti tepat diatas zipper celana Yuvin. Beberapa kali Yohan meneguk ludahnya kasar.

“Mas... maaf... aku cuma mau gantiin celana mas aja...“ucap Yohan sembari menjauhkan tangan dan menggeser sedikit posisi duduknya. Yuvin pun ikut duduk disamping Yohan, matanya masih mengantuk karena tidak sengaja terbangun.

“Maaf ya mas.... Aku ganggu tidur mas yuvin....“ucap Yohan pelan.

Suasana dikamar tersebut menghangat, kala sepasang manusia dalam ikatan pernikahan tersebut terdiam. Yuvin menunduk dan melihat kancing serta zipper celana miliknya telah terbuka, membuat celana dalam yang ia gunakan sedikit terlihat.

”.... Mas, ini celananya kalo mau ganti”ucap Yohan memberikan celana training yang sejak tadi ia pegang.

“Dek....“ucap Yuvin pelan yang membuat Yohan menoleh. Yohan menatap mata Yuvin lekat, begitu juga Yuvin yang menatap Yohan tajam.

Detik berikutnya, Yuvin menarik pelan tengkuk suaminya dan menyatukan bibirnya dengan bibir Yohan yang kemerahan. Yohan terkejut dan memejamkan matanya dengan tangan yang menggenggam kasar kaos yang Yuvin kenakan. Yuvin mencoba memiringkan kepalanya, mencari akses untuk lebih leluasa menikmati benda kenyal tersebut.

Genggaman Yohan di kaos Yuvin merenggang dan Yohan sudah dapat mengikuti alur permainan suaminya tersebut. Yohan memperdalam ciuman mereka dan tangannya ia lingkarkan nyaman di leher Yuvin dengan jari jemari yang sesekali menarik halus rambut Yuvin.

Tangan Yuvin yang bebas menarik pinggang Yohan dan mengikis jarak keduanya. Yuvin semakin mengikis jarak keduanya dengan bibir yang masih saling terpaut, membuat Yohan duduk diatas pangkuan Yuvin. Detik berikutnya, Yuvin sudah menyandarkan badannya nyaman pada headboard tempat tidur mereka.

“Mashhh....“Yohan melepas tautan bibir keduanya kala tangan Yuvin masuk ke dalam piyama yang Yohan kenakan, membuat Yohan merasakan efek seperti tersetrum.

Yuvin menatap Yohan lekat. Ia bahkan mengusap bibir Yohan yang membengkak karena ulahnya beberapa saat lalu. Deru nafas keduanya beradu, mereka sama-sama mencoba menghirup oksigen sebanyak mungkin. Yohan kembali memejamkan matanya kala bibir Yuvin menyapa lehernya yang jenjang.

“Mashhh....“ucap Yohan tertahan dengan jari yang masih sesekali menjambak rambut Yuvin.

Desahan yang tertahan dari bibir Yohan membuat Yuvin semakin semangat mengecup leher Yohan sehingga menimbulkan bekas keunguan. Tangan Yuvin yang semula bebas, sudah masuk mengusap punggung serta perut milik Yohan dari dalam piyama yang Yohan kenakan. Sesekali Yohan berjengit karena sensasi dingin serta hangat yang ia rasakan.

“Dek... Aku buka ya?“ucap Yuvin pelan dan Yohan mengangguk. Detik berikutnya, Yuvin menuntun Yohan untuk membuka piyama yang menutup tubuh bagian atasnya. Yuvin tersenyum sata pertama kalinya melihat tubuh suaminya tersebut.

“Mashhh... Aku malu...“ucap Yohan yang menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher suaminya tersenyum. Yuvin tertawa pelan dan mengusap punggung telanjang milik Yohan.

“Ssttt... Engga perlu malu sayang... Nih mas buka baju mas juga ya?“ucap Yuvin. Yohan pun kembali menegakkan dirinya dan melihat Yuvin membuka kaos yang belum lama Yohan kenakan ke Yuvin beberapa saat lalu.

“Tadi kamu udah liat kan pas gantiin aku baju?“ucap Yuvin yang membuat Yohan memerah padam.

“Tiduran ya? Biar ga pegel kalo kita duduk”ucap Yuvin lagi sambil mengusap pipi kemerahan suaminya. Yohan mengangguk dan setelahnya, Yuvin merubah posisi mereka, dimana Yohan berbaring dikasur dan Yuvin berada diatas Yohan.

Yuvin tersenyum sebelum kembali membawa suaminya dalam sebuah ciuman panas. Keduanya butuh, keduanya ingin. Yuvin melepaskan lumatan kasar yang membuat bibir suaminya membengkak itu, lalu bibirnya mulai menjamah tulang rahang, leher, tulang selangka serta apapun yang dapat ia kecup.

Yohan menahan nafasnya dan tangannya menarik sprei dibawahnya saat ia tau dimana bibir Yuvin sekarang berada. Yohan menahan desahannya, kala salah satu noktah kecoklatan miliknya diraup paksa oleh Yuvin seperti seorang bayi kehausan. Tangan yang semula menarik sprei, ia pindahkan menjadi menarik dan menjambak rambut Yuvin.

“Nghhh.... Masshhhh...“Yohan pusing dengan segala sesuatu yang ia rasakan saat ini. Bibir Yuvin berpindah di noktah selanjutnya, memastikan bahwa semuanya dapat ia rasakan malam itu. Kepala Yohan semakin pening, kala Yuvin menggunakan lidahnya untuk menggoda noklat kecoklatan miliknya tersebut.

Deru nafas Yohan kembali normal saat Yuvin melepaskan bibirnya dari kedua noktah tersebut. Bibirnya turun mengecup dada hingga ke perut Yohan dan membuat Yohan melingkarkan kakinya di badan Yuvin yang berada diatasnya. Yuvin terkekeh saat mengetahui suaminya melingkarkan kakinya dibadannya.

“Dek...“Yuvin berkata pelan tepat di hadapan perut Yohan dengan sesekali mencium perut rata tersebut. Yohan menoleh, beradu tatap dengan suaminya. Yohan mengangguk entah untuk apa. Tetapi detik berikutnya, Yuvin sudah duduk dengan tangan yang siap membuka celana piyama milik Yohan.

Gerakan Yuvin terlampau pelan, membuat Yohan kembali menarik nafasnya panjang. Kaki Yohan yang semula terbuka, otomatis menutup kala Yuvin berhasil melepas celana yang digunakan Yohan. Setelan piyama yang Yohan kenakan sudah sepenuhnya terlepas, hanya ada pakaian dalam yang menutupi bagian kebanggan miliknya.

Yuvin tersenyum dan mengusap paha luar suaminya, memastikan bahwa semua yang mereka lakukan benar dan Yohan tidak perlu malu untuk itu. Yuvin kembali menyapa bibir Yohan yang sedikit terbuka. Tangannya masih mengusap paha Yohan, membuat Yohan membuka kakinya sedikit demi sedikit.

Yohan membuka matanya ketika ia tidak dapat merasakan usapan tangan Yuvin di sekitar kakinya. Yohan menatap suaminya yang berjalan menjauhi kasur menuju meja belajar yang dulu sering digunakan Yohan untuk belahar. Yuvin kembali dengan sebuah lotion ditangannya, membuat Yohan beberapa kali mengedipkan matanya.

Yohan masih memperhatikan suaminya yang sudah berdiri kembali di depan tempat tidur mereka. Yuvin dengan teramat santainya, membuka kancing serta zipper celana yang sebelumnya sudah terbuka dan menurunkan celana bahan yang ia gunakan. Yuvin kembali menatap Yohan saat akan kembali naik ke kasur tersebut, membuat Yohan mengalihkan pandangannya.

“Dek... pakai lotion engga apa-apa?“tanya Yuvin pelan yang kembali duduk di depan kaki Yohan yang terbuka. Yohan mengangguk teramat pelan, membuat Yuvin kembali tersenyum.

“Aku belum pernah ngelakuin ini.... Tapi aku pernah nonton beberapa film....“ucap Yuvin pelan yang membuat Yohan membelalakan matanya.

“Kata temenku juga ini bakalan sakit, jadi kalo misalnya kamu mau berhenti, bilang mas aja ya?“ucap Yuvin dan Yohan mengangguk.

Yohan menarik nafasnya, saat Yuvin membuka kain terakhir yang melekat ditubunya, membuat ia benar-benar tanpa sehela benangpun. Yohan memejamkan matanya saat Yuvin menurunkan celananya miliknya sendiri. Yohan hanya dapat mendengar suara Yuvin yang berusaha mengeluarkan cairan lotion dari dalam botolnya.

“Nghhh....“Yohan kembali membuka matanya pelan saat mendengar suara Yuvin menggeram dan mendapati Yuvin sedang mengurut penis miliknya sendiri dengan lotion yang sebelumnya ia ambil. Tetapi Yohan langsung mengalihkan pandangannya saat Yuvin menatapnya.

Yuvin mencoba menarik tangan Yohan dengan tangannya yang bebas dan menggenggam tangan suaminya tersebut tanpa menghentikan gerakan pada penisnya.

“Mas....“Yuvin yang semula memejamkan mata pun menatap Yohan yang menatapnya dengan memohon. Yuvin hampir saja sampai hanya karena gerakan tangannya sendiri.

Yuvin kembali memposisikan dirinya di depan kaki Yohan. Tangannya sudah kembali ia lumuri lotion yang siap ia balurkan pada lubang anal suaminya. Yohan mengernyitkan keningnya saat merasakan jari Yuvin menyentuh lubangnya.

“Shhh.... Rile, Dek...“ucap Yuvin yang kemudian mengusap paha Yohan dengan sebelah tangannya. Yohan menarik nafas panjang saat merasakan jari Yuvin mencoba masuk ke dalam lubangnya.

“Shhh... Dek, sakit?“tanya Yuvin dan Yohan menggeleng.

“Aneh mashhh rasanya...“ucap Yohab polos yang membuat Yuvin tersenyum.

“Mas gerakin pelan ya? Kamu kalo gakuat, bilang aja”ucap Yuvin dan Yohan mengangguk patuh.

Setelah memasukan satu jari ke dalam lubang anal milik Yohan, Yuvin memaju mundurkan jarinya. Ia bahkan menambah jumlah jarinya saat melihat Yohan sudah lebih terbiasa.

“Ahhh....“Desahan pertama Yohan saat Yuvin bergerak secara menggunting di dalam anal Yohan.

“Engga usah ditahan, Dek...“ucap Yuvin saat melihat Yohan menggigit bibirnya menahan desahan.

“Berisik... Engga enakhhh sama ibu bapak... Ahhh mas!!“Yohan menutup mulutnya saat Yuvin mengeluarkan jarinya.

Yuvin menindih tubuh Yohan dengan tangan kiri sebagai penahannya. Ia mencium kening Yohan lama.

“Sttt... Engga apa-apa, kok. Mas yakin, mereka ga akan keganggu sama kamu...“ucap Yuvin lalu mengusap puncak kepala Yohan.

“I'll enter you slowly...”

Yohan kembali memejamkan matanya saat merasakan Yuvin mencoba memasukan penisnya.

“Mashhh.... Sakithhh.... Hhhh”Yohan mencengkram bahu Yuvin saat tubuhnya terasa terbelah. Yuvin menghentikan sejenak usahanya dan menciun seluruh wajah Yohan pelan.

“Ahhhh.....”

“Nghhhh..... Dek!!!”

Yohan mendesah dan Yuvin mengerang saat Yohan tanpa aba-aba menggerakkan pinggangnya. Membuat Penis Yuvin masuk sepenuhnya ke dalam lubang Yohan.

Mereka berdua terdiam, menyesuaikan hal yang baru mereka lakukan pertama kali dalam hidup mereka.

“Mas boleh gerak kok... Aku ga apa-apa...“ucap Yohan yang mengusap pipi suaminya. Yuvin tersenyum dan mencium bibir Yohan dengan pinggang yang bergerak lambat.

“Nghhh.... Dek.... Hhhh”Yuvin mengerang saat merasakan lubang anal milik Yohan menjepit penisnya. Pergerakan tersebit diikuti decitan kasur milik Yohan.

“Ahhh... Mashhh.... Mashhh Yuvin!!!“Yohan melingkarkan tangannya di leher Yuvin saat pergerakan pinggang Yuvin semakin cepat.

Yohan kembali mendesah saat Yuvin berhasil menusuk titik terdalamnya dan membuat Yohan ikut menggerakan pinggangnya mencari nikmatnya.

“Dekkk.... Nghhhh....“ucap Yuvin saat kembali merasakan lubang Yohan yang menyempit.

“Mashhh.... Mau pipishhh nghhhh udahhh massshhh”Yuvin semakin memggerakan pinggangnya dengan cepat saat Yohan berteriak histeris.

“Mashhh ga kuattthhh ahhhh”Yohan mencapai klimaksnya. Cairan putih Yohan mengotori perutnya dan perut berotor Yuvin.

“Dekk.... Nghhh... Massshhh... Nghhh.... Ahhh.... Dek Yohannhhhh...“Beberapa detik setelahnya, Yuvin juga sampai pada kenikmatan duniawinya. Cairannya memenuhi lubang anal milik Yohan dan membuat Yohan gemetar saat merasakan cairan hangat memenuhi lubangnya.

“Mas... Kita berisik banget...“ucap Yohan malu setelah diam beberapa saat. Yuvin masih berbaring diatas tubuh Yohan nyaman.

“Engga apa-apa sayang...“ucap Yuvin mengusap puncak kepala Yohan.

“Nghhh...“Yohan kembali mendesah saat Yuvin mengeluarkan penisnya dari anal Yohan dan membuat Yuvin tertawa.

“Kamu lucu banget sih, Dek!“ucap Yuvin lagi.

“Mas! Mau kemana?“tanya Yohan posesif saat melihat Yuvin menjauh.

“Bersihin kamu dulu... Itu lubang kamu becek banget”ucap Yuvin.

“Pake tisu dulu aja! Habis itu tidur... Besok kita bersih-bersih sebelum ibu bapak bangun”ucap Yohan manja dan Yuvin pun mengangguk.

Yuvin pun mengambil tisur basah dari laci dan membersihkan lubang dan perut Yohan serta perut miliknya sendiri.

“Sakit?“tanya Yuvin yang menarik Yohan dalam pelukannya dan Yohan menggeleng.

“Engga mas! Engga sama sekali kok”ucap Yohan tersenyum.

“Udah mas bobo!! Tadi kayanya ngantuk banget deh”ucap Yohan terkekeh.

“Kamu sih bikin mas bangun tadi”ucap Yuvin mencubit pipi Yohan.

“Sekarang udah tidur kan?“tanya Yohan gemas dan Yuvin mengangguk.

“Yaudah mas juga tidur!! Sebelum ada yang bangun lagi”ucap Yohan mengeratkan pelukannya.

“Siapa yang bangun, Dek?“tanya Yuvin meledek.

“Ibu sama Bapak, mas!! Soalnha kita berisik hehe udah ah tidurrrr”ucap Yohan dan Yuvin pun mengangguk patuh.

Yuvin mengusap punggung suaminya tersebut hingga Yohan pulas tertidur. Begitu juga Yuvin yang pulas tertidur dalam dekapan Yohan.

(xposhie)