“preman sekolah kok pingsan mulu tiap upacara”
“lah mending dia ikut upacara, dibanding engga sama sekali?”
Seungkwan dan beberapa anggota PMR pagi itu kembali bertugas saat upacara bendera berlangsung. Upacara baru berlangsung selama lima belas menit hingga tiba-tiba suara debuman kencang terdengar.
“Hansol, pingsan”ucap salah seseorang siswa di barisan belakang.
“Lagi?“ucap Seungkwan bingung. Seungkwan dan dua anggota PMR lainnya pun membawa Hansol keruang kesehatan.
“preman sekolah kok pingsan mulu tiap upacara”ucapa salah seorang anggota PMR di dalam ruangan kesehatan tersebut.
“lah mending dia ikut upacara, dibanding engga sama sekali?“ucap Seungkwan yang masuk ke dalam ruang kesehatan dengan membawa satu bungkus nasi yang ia beli di kantin tadi.
“Tumben lo beliin nasi? Biasanya cuma roti?“ucap teman Seungkwan lagi.
“Kayanya maag kan ga boleh makan roti! Gimana sih anggota PMR ga tau begituan?“ucap Seungkwan sewot, membuat temannya undur diri kembali ke lapangan upacara.
“Lain kali sarapan kalo mau upacara, kalo alesan engga sarapan karena telat bangun berarti bangunnya lebih pagi setiap hari senin biar engga pingsan lagi”ucap Seungkwan panjang lebar sesaat setelah Hansol kembali sadar.
Hansol menarik nafas panjang sebelum menyantap makanan yang telah disiapkan Seungkawan dan mengkonsumi obat pereda nyeri setelahnya. Seungkawan memperhatikan setiap gerak-gerik hansol, orang yang terkenal disekolah karena perilaku minusnya.
“Gue bukan engga sarapan karena telat bangun dan gue juga engga akan pernah telat bangun. Tapi ada beberapa keadaan yang bahkan engga lo tau dari kehidupan orang lain”ucap Hansol sebelum pergi meninggalkan Seungkwan yang memaku di tempat.
“Bokap nyokapnya engga akur, setau gue mereka dua-duanya engga ada yang mau ngalah sama karir. Gue juga kali males makan satu meja sama orang yang adu argumen terus menerus. Bahkan kayanya tuh Hansol ga pernah tidur nyenyak karena argumen orang tuanya”
Seungkwan menatap Hansol yang sedang bermain basket di lapangan. Rambut terlampau panjang untuk ukuran anak sekolah, baju yang dikeluarkan serta adanya sedikit robekan di celana yang mungkin di akibatkan karena terjatuh saat bermain bola.
Tadi, setelah kejadian di ruang kesehatan akhirnya Seungkwan tau alasan mengapa Hansol mengatakan hal yang cukup membuat dirinya terkejut. Seungkawan juga teringat pepatah terkenal yang mengatakan, “Do not judge book by it's cover”.
“Cowo kok pingsan mulu!!”
“Bisa ga jangan protes? Kalo gamau angkut orang pingsan, engga usah masuk PMR. Paham?“ucap Seungkwan dengan sedikit sulutan emosi saat dua orang anggota PMR lainnya yang sedang mengangkat hansol tersebut menggerutu.
“Biar gue jagain disini. kalian balik aja ke lapangan”ucap Seungkwan setelah mereka tiba di ruang kesehatan.
“Bangun! Engga usah pura-pura pingsan”ucap Seungkwan santai.
“Engga ada ornag pingsan yang nahan berat badannya secara sengaja ya”ucap Seungkwan lagi yang berhasil membuat Hansol membuka kedua matanya.
“Lo kalo mau tidur di ruang kesehatan coba aktingnya lebih bagus lagi deh”ucap Seungkwan tersenyum menatap Hansol.
“Tadinya gue mau bilang makasih, tapi lo beneran ga bisa diem bentar ya?“ucap Hansol menatap Seungkwan tajam.
“Lo kan yang tiap senin taroh bekal di loker gue?“tanya Hansol dan Seungkwan hanya dapat diam.
“Udah empat kali hari senin dan tadi gue mergokin pas lo lagi taroh bekal di loker gue”Hansol menjelaskan.
“Engga mau ngasih penjelasan apapun gitu? Tadi ngomong mulu sampe engga bisa diberhentiin”ucap Hansol dengan sedikit tawa diujung kalimatnya.
“Sorry buat sebulan yang lalu”ucap Seungkwan pelan.
“Jadi, lo udah tau? Alasan gue ga pernah sarapan dan hampir selalu pingsan tiap upcara?“tanya Hansol dan Seungkwan mengangguk. Setelahnya, suasana di dalam ruang kesehatan tersebut kembali hening.
“Lo liat hansol ga? Sumpah ganteng banget! Dia kayanya habis potong rambut ya?”
“Hansol hari ini beda banget! Seragamnya rapih, rambutnya juga ga urakan. Beneran deh makin ganteng!”
“Pasti gantengnya nambah deh kalo dia ga pernah skip kelas!”
“Orang yang suka sama Hansol makin ngantri deh, dia nakal aja banyak yang suka apalagi berubah begini”
Pagi itu Sekolah Seungkawan cukup ramai dengan berita berubahnya Hansol sang preman sekolah. Seungkwan yang baru saja tiba di sekolah dan belum bertemu Hansol pun penasaran dengan perubahan pada diri Hansol hari itu.
Tangan Seungkwan berhenti bekerja saat ia membuka loker miliknya. Sebuah kantong plastik berisikan triangle kimbap dan susu strawberry itu Seungkan keluarkan dari lokernya dengan perasaan bingung.
Tidak ada salahnya kan kira berubah lebih baik karena seseorang? Terlebih jika orang itu sudah berkorban buat diri kita sendiri! See you on rooftop! Sarapan bareng?
Seungkwan tersenyum membawa surat kecil di dalam kantong plastik. Ia melangkah cepat menuju rooftop untuk bertemu seseorang yang sudah menunggu bekal makanan yang dibawa Seungkwan di dalam tas.
fin