Prologue.
Byungchan melangkahkan kakinya lemah ke arah sebuah meja dimana teman-temannya berada. Hari itu adalah hari terakhir Ujian Akhir Semester dan Byungchan cukup pusing memikirkan beberapa jawaban yang tidak ia mengerti.
“Nanti malem biasa yuk?“ucap Byungchan yang langsung mendudukan dirinya di sebelah Yohan.
“Gue engga bisa... Besok gue flight pagi, mau liburan sama Seungyoun...“ucap Sejin pelan.
“Gue udah janji sama Jinhyuk, mau movie marathon nanti malem di tempat dia...“kali ini Wooseok yang buka suara. Byungchan menoleh kearah Yohan yang ada disebelahnya.
Yohan baru saja ingin menyampaikan alasan ketika sebuah tangan sudah merangkulnya, membuat Yohan menoleh. Yuvin berdiri disana dengan santai sambil tersenyum menatap Yohan.
“Gue ambil Yohannya dulu ya? Selamat berlibur!!“ucap Yuvin sambil merangkul Yohan menjauhi kantin.
“Anjir?!?!?!? Jadi Yohan beneran di deketin alumni itu?!?!? Gue kira itu cuma gossip aja!!! Anaknya diem-diem aja sihhhh engga greget di deketin alumni begitu”Wooseok dan Sejin heboh setelah Yohan pergi meninggalkan kantin, sedangkan Byungchan menatap malas ke arah dua teman yang duduk di hadapannya.
“Gue balik duluan deh! Have fun yaa yang mau liburan!!“ucap Byungchan sambil lalu. Panggilan Wooseok serta Sejin diabaikan oleh Byungchan, ia tetap berjalan menjauhi kantin.
Malam itu, akhirnya Byungchan memutuskan untuk pergi ke sebuah Pub ternama di kotanya. Byungchan sendirian, karena ketiga teman-temannya memiliki jadwal masing-masing untuk mengisi liburan semester mereka dengan kekasih masing-masing. Sedangkan Byungchan, bukannya ia tidak memiliki kekasih, ia punya seorang kekasih hanya saja kekasihnya terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga kadang melupakan Byungchan.
“Satu dong biasa!!“Byungchan menoleh. Seorang lelaki dengan jaket kulit duduk disebelahnya. Karena penerangan yang minim, Byungchan tidak dapat melihat dnegan jelas wajah lelaki tersebut.
“Wahh boss! Sendirian aja? Tumben?“ucap seorang barista yang menyerahkan sebotol minuman dan satu buah gelas ke arah lelaki tersebut.
“Seberapa sering nih orang kesini sampe akrab sama baristasnya? Sampe dipanggil boss juga?”ucap Byungchan dalam hati.
Byungchan pun memutuskan mengabaikan lelaki tersebut dan fokus dengan minuman di hadapannya hingga asap rokok menganggu indera penciumannya. Byungchan bisa tahan dengan asap rokok, tetapi jika jaraknya terlalu dekat, Byungchan tidak bisa menahannya. Byungchan terbatuk.
“Eh... Sorry... Sorry...“Lelaki disebelah Byungchan pun mematikan rokoknya.
“Santai! Salah gue sih, ke tempat kayak gini tapi engga suka bau rokok”ucap Byungchan terkekeh. Tiba-tiba orang disebelah terdiam.
“Anjir?!?!?!? Byungchan?!?!? Dia sendirian?!?!?! Kesini??!?!?”Lelaki tersebut melihat ke sekelilingnya, mencari seseornag yang mungkin ia kenal.
“Nyari orang?“tanya Byungchan lagi dan lelaki tersebut menggeleng.
“Dia engga ngenalin gue? Sumpah?!?!?!”Lelaki tersebut melirik dan melihat penampilannya malam ini. Jaket kulit dengan kaos hitam tanpa lengan, celana jeans dengan robekan dimana-mana, serta rambut yang ia tata keatas sedikit berantakan.
“Sendiri?“Lelaki tersebut berbicara setelah mengatur nafasnya dan Byungchan mengangguk.
“Gue baru kelar ujian. Temen gue liburan sama pacarnya. Jadi engga ada yang bisa nemenin gue”ucap Byungchan snatai.
“Lo engga sama pacar lo juga gitu liburan?“tanya lelaki tersebut. Byungchan terkekeh.
“Sibuk. Cowok gue fokus sama kerjaannya...“ucap Byungchan dan lelaki tersebut kembali terdiam.
“Lo juga sendirian?“tanya Byungchan kali ini dan lelaki tersebut mengangguk.
“Bos.. Meja...“Byungchan dan lelaki tersebut menoleh ketika seorang barista mengajak Byungchan berbicara. Lelaki dihadapan Byungchan memberikan sebuah kode yang tidak diketahui Byungchan yang membuat barista tersebut tersenyum dan pergi meninggalkan mereka.
“Iya sendiria. Biasa sih gue kalo kesini selalu sendirian...“ucap lelaki tersebut santai.
“Oh iya nama lo siapa? Kita udah ngobrol tapi belum kenalan!! Gue Byungchan, Choi Byungchan...“ucap Byungchan. Di dalam kegelapan, bahkan senyum Byungchan terlihat manis.
“Gue...Gue... Woochan... Lee Woochan...“ucap lelaki tersebut lagi.
“Permisi boss... Lee Woochan... Ini kuncinya”ucap seorang barista yang kembali dengan sebuah kunci ditangannya.
“Disini agak berisik.. Gue nyewa private room, mau kesana? Hm... kalo lo engga keberatan sih?“ucap Woochan santai. Byungchan sempat berpikir sejenak sebelum mengiyakan ajakan Woochan tersebut.
“Maaf yaaa sayang!! Aku nakal kali ini aja kok beneran!!!”ucap Byungchan dalam hati dengan tangan yang merangkul pinggang Woochan.
(xposhie)