Ruang Guru
Juyeon masuk ke dalam ruang guru setelah mengetuk pintu beberapa kali. Langkahnya sempat berhenti saat tanpa sengaja melihat seseorang yang sudah duduk di sebuah sofa yang terletak di ruang guru tersebut. Itu Hyunjae, yang tengah sibuk mengetukkan sepatunya ke lantai ruang guru tersebut.
“Oh Juyeon udah datang? Duduk dulu ya? Kita tunggu anggota osis dulu”Juyeon mengangguk sopan saat salah seorang guru mempersilahkannya duduk dan saat itulah tatapan Juyeon bertemu dengan Hyunjae, tetapi detik berikut Hyunjae mengalihkan pandangannya dengan cepat ke arah lain.
“Jadi, gimana Juyeon Hyunjae? Mau di coba dulu?“Setidaknya lima belas yang lalu salah seorang guru pembina osis dan anggota osis menjelaskan maksud dari dipanggilnya Juyeon dan Hyunjae ke ruang guru tersebut.
Juyeon dan Hyunjae adalah salah dua orang siswa kelas satu yang terpilih dan akan diikutsertakan dalam pemilihan anggota osis periode berikutnya. Mereka berdua merupakan anak didik baru dengan peringkat tertinggi di sekolah tersebut yang membuat guru pembina menunjuk mereka secara langsung.
“Formulirnya dibawa dulu aja, nanti kalo udah pasti mau ikut atau engga tinggal diisi dan dipilih sesuai kemauan kalian”ucap guru pembina tersebut lagi.
“Untuk acaranya sendiri, nanti dilaksanakan bersamaan dengan acara ekstrakulikuler juga. Kalian udah pilih ekskul?“tanya salah satu anggota osis dan Jyeon serta Hyunjae bersamaan menangguk.
“Yaudah kalo gitu, difikirin dulu aja. Kalo emang mau coba ambil kesempatan ini, nanti dibantu ngomong sama senior di eskulnya”ucap salah seorang anggota osis lainnya.
Hyunjae baru saja akan melangkahkan kakinya menuju kantin saat Juyeon memanggilnya. Hyunjae memutarkan bola matanya malas sebelum akhirnya menoleh dan membalas panggilan Juyeon tersebut.
“Mau kemana?“pertanyaan Juyeon membuat Hyunjae mengenyitkan keningnya.
“Kantin, nyusul temen-temen gue”ucap Hyunjae pelan dengan nada kebingungan pada jawabannya.
“Bareng deh!“ucap Juyeon yang kemudian berjalan beriringan dengan Hyunjae, membuat Hyunjae semakin bingung dengan tingkah lelaki di sebelahnya itu.
“Kepala lo, gimana? Masih sakit?“tanya Juyeon dan Hyunjae menggeleng.
“Sorry ya, gue kira kemarin lo bakalan ngehindar makanya gue santai engga ngejar bolanya”ucap Juyeon beralasan.
“Hm... Gue tuh lagi sikap sempurna! Kalo gue gerak ngehindarin bola, bisa-bisa gue dapet nilai minus“ucap Hyunjae dengan nada kesal yang ia tahan.
“Jadi, lo bakalan ikut coba osis? Kesempatan langka nih, kita berdua dikasih privilege sama pembina osis”tanya Juyeon dan Hyunjae hanya menatap Juyeon dengan tatapan aneh.
“Eh tapi lo udah ngincer tim inti sih ya? Jadi skip osis dong?“ucap Juyeon menambahkan.
“Kalo bisa dua-duanya, kenapa gue harus pilih salah satu?“ucap Hyunjae ketus sebelum berlari kecil meninggalkan Juyeon yang masih berdiri di tempatnya.
“Aneh...“ucap Juyeon pelan.