Ruang Kerja.


Seungyoun tersenyum tipis sambil sesekali melirik kearah Sejin yang tengah sibuk duduk di lantai beralaskan karpet berbulu miliknya. Senyum tipis tersebut setidaknya dalam sejam belakangan ini, membuat Seungyoun secara tidak langsung mengabaikan pekerjaan dihadapannya.

“Kamu ngeliat aku mulu, kapan selesainya kerjaan kamu?“ucap Sejin tanpa melirik kearah kekasihnya tersebut. Seungyoun yang tercinduk pun segera mengalihkan pandangannya ke komputer di hadapannya, kembali mengerjakan pekerjaannya.

“Kenapa ya kita dari dulu ga gini?“ucap Seungyoun yang sedang sibuk mixing lagu terbaru buatannya. Sejin meletakan benda berbulu ditangannya dan menatap punggung Seungyoun yang lebar.

“Gini gimana?“tanya Sejin bingung, membuat Seungyoun memutar kursinya dan menatap kekasih kecilnya tersebut sambil tersenyum.

“Bikin ruang kerja barengan gini, aku bisa fokus mixing lagu tanpa harus uring-uringan kangen sama kamu karena kamu sibuk di studio marimong dan gabisa nemenin aku”ucap Seungyoun antusian.

“Fokus? Yakin? Aku liat daritadi hasil mixing kamu segitu-gitu aja ga ada perubahan?“ucap Sejin menggoda yang membuat Seungyoun menahan tawanya.

“Iya, aku masih mikir dan masih mensyukuri sebuah keajaiban yang diberikan Tuhan”ucap Seungyoun melipat kedua tangannya di depan dada.

“Hah? Keajaiban apaan?“ucap Sejin tertawa renyah sambil melanjutkan pekerjaannya membuat boneka bulu untuk launching terbarunya bulan depan.

“Iya keajaiban! Karena Tuhan kasih aku ide buat nyulap ruangan ini jadi ruang kerja kita berdua”ucap Seungyoun bangga.

Cho Seungyoun dan Lee Sejin resmi mempunyai sebuah studio atau ruang kerja untuk keduanya. Jika sebelumnya keduanya sibuk di studio masing-masing, kali ini mereka bisa dengan tenang membawa pekerjaan mereka kerumah dan melanjutkan pekerjaan tersebut di ruang kerja mereka yang berada di apartment mini milik mereka berdua.

“Beneran deh! Kenapa ya aku bodoh banget? Kenapa ga dari dulu aja kayak gini?“ucap Seungyoun dengan nada seperti orang bertanya, membuat Sejin lagi-lagi meletakan pekerjaannya dan menatap kekasihnya tersebut.

“Emang kamu ga bosen? Ngeliat aku hampir dua puluh empat jam?“tanya Sejin bingung dan Seungyoun menggeleng.

“Kalo satu hari ada dua puluh delapan jam, mungkin aku tetap akan betah ngabisin dua puluh delapan jam itu sama kamu!“ucap Seungyoun tersenyum.

“Yahhh kok aku bosen ya?“ucap Sejin pelan yang berhasil membuat raut wajah Seungyoun berubah.

“Bosen di apartment mulu, mau pacaran keluar juga kayak orang-orang! Atau liburan bareng gitu kayak orang-orang”ucap Sejin lagi.

“Mau liburan? Sama aku? Kemana? Yuk!“ucap Seungyoun bersemangat.

“Yeuh!! Selesaiin itu dulu micing lagu kamuuu baru mikirin liburan”ucap Sejin tersenyum.

“Nanti ah istirahat dulu! Aku mau ngeliatin pacar aku yang lagi fokus ngerjain boneka bulunya”ucap Seungyoun yang detik selanjutnya benar-benar memperhatikan Sejin dan duduk dihadapan Sejin di karpet berbulu tersebut.

“Ih! Ngeliatin aja, ga usah diberantakin!! Itu awas dengkul kamu nyenggol matanya nanti bubar semua”ucap Sejin frustasi saat Seungyoun mulai melihat semua hal yang berada di hadapan Sejin.

“Iya boss maaf! Marah mulu nih ah si boss”ucap Seungyoun mengusak rambut Sejin yang membuat Sejin mengerucutkan bibirnya.

“Yaudah ah aku mau lanjut mixing lagi!! Biar selesainya barengan terus kita bisa cuddle“ucap Seungyoun yang kembali berjalan ke arah komputernya dan memfokuskan dirinya kembali pada layar komputer hingga tanpa sadar bahwa Sejin memperhatikannya sambil tersenyum.

“Kalo sehari ada tiga puluh jam! AKu juga sanggup ngabisin tuga puluh jam itu sama kamu, Youn! Mastiin kamu makan tepat waktu dan tidur cukup”ucap Sejin dalam hatinya.

Seungyoun dan Sejin pun kembali fokus kepada pekerjaan mereka masing-masing hingga tanpa sadar bahwa diluar, salju sedang turun dengan derasnya, membuat jalan tertutup salju sepenuhnya dan membuat beberapa ruas jalan menjadi tersendat.

“Hm... Kalo tadi aku kerja di studio! Kayanya aku belum sampe rumah deh”ucap Seungyoun yang menarik Sejin mendekat dan menaikan selimut sebatas pingganya.

“Sama! Mungkin aku bakalan milih tidur di studio aku, soalnya males pasti jalanan licin banget”ucap Sejin yang sedikit menengadahkan kepalanya menatap Seungyoun.

Seungyoun tersenyum dan mengecup puncak kepala Sejin yang sednag berbaring di dadanya. Setelah menyelsaikan pekerjaan masing-masing setengah jam yang lalu, Seungyoun dan Sejin meilih merebahkan diri mereka pada sofa ruang tamu di depan perapian dengan sebotol wine dan beberapa camilan tidak sehat.

Mereka berdua bersyukur, studio mini bersama mereka selesai tepat pada waktunya. Sehingga kini, saat salju sedang turun dengan pekat, mereka tidak perlu menghangatkan diri lewat panggilan video karena mereka bisa berbagi pelukan untuk menghangatkan diri mereka berdua secara langsung.

fin

Kapila.