Rumit.


Sudah hampir sejam, Lee Sejin berdiam diri di dalam kelas. Bukan karena jam pelajaran masih berlangsung atau karena dirinya sedang menunggu orang lain, bukan. Lee Sejin sedang menunggu hujan. Hujan turun sore itu tanpa permisi. Sejin menutup novelnya dan menoleh ke arah jendela kelas yang penuh bulir air.

Hujan masih turun ke bumi tanpa ada tanda akan segera berhenti. Sejin menarik nafas panjang sebelum akhirnya memasukan novelnya ke dalam tas. “Setidaknya hujan sudah tidak turun sederas tadi” ucap Sejin bermonolog pada dirinya sendiri.

Sejin berjalan lambat keluar kelas. Sekolah sudah sepi. Tidak ada pelajaran tambahan membuat seluruh siswa bergegas pulang, tanpa memperdulikan hujan deras yang turun sejak sejam yang lalu. Sejin berhenti di depan lorong dimana puluhan kotak loker berada, ia menoleh dan mendapati sebuah payung tergantung di sisi lokernya.

Sejin mengernyitkan keningnya bingung. Seingatnya, ia mengabaikan pesan bunda pagi tadi untuk membawa payung, tapi mengapa ada sebuah payung di lokernya. Sejin akhirnya mengambil payung itu setelah memastikam tidak ada orang di sekitarnya, “Seengganya gue engga kebasahan pas balik. Besok gue balikin kesini lagi”

“Loh mas seungyoun engga bawa payung? Kenapa hujan-hujanan?”

“Engga bawa pak! Duluan ya pak!

Langkah Sejin terhenti karena percakapan dua lelaki yang jaraknya lima belas meter di depannya. Seorang penjaga sekolah berbicara dengan seorang siswa yang sangat Sejin kenal baik, dulu. Sejin menghela nafas berat. Payung ditangannya terasa semakin berat. Dadanya semakin sesak.

Dulu, saat hujan turun seperti ini Sejin dan lelaki yang tadi berlari pasti akan menunggu hingga hujan reda jika mereka tidak membawa payung.

Dulu, saat hujan turun seperti ini Sejin dan lelaki yang tadi berlari pasti akan bersama menerjang hujan jika hujan terlampau lama reda.

Dulu, saat hujan turun seperti ini Sejin dan lelaki yang tadi berlari pasti akan melangkah bersama di bawah payung yang sama.

Dulu, semua tidak serumit ini. Tidak serumit Seungyoun yang harus meletakan payung di loker Sejin secara diam-diam. Tidak serumit Sejin yang berjalan dibawah payung dengan inisial S.Y di salah satu sisinya.


Kok kita bisa gini ya? Perasaan, dulu engga serumit ini

Fiersa Besari


xposhie